To pembaca baru, coment masih saya butuhkan.
Coment juseyo👨💻
Happy reading❤️
.
.
."Kak, emang lu tau sekolah gue dimana?" ucap sejeong mengawali percakapan mereka berdua sejak tadi tak ada pembicaraan selama perjalanan menuju sekolah sejeong.
Sehun masih fokus dengan menyetirnya membiarkan sejeong bertanya. Sejeong muak sama kecuekan sehun padahal, sama adiknya sendiri masih saja bersikap cuek.
"Ihsss... DASAR" sejeong mendengus kesal. Membuang muka melihat ke arah luar. Rasanya sejeong ingin cepat-cepat sampai ke sekolah tanpa harus menunggu lama bersama sehun.
"Kak bisa ngak sih lu ngak cuek sama adek sendiri, sedikit perhatian gitu. Kak gue kan adek lu!" ucapan sejeong memohok kepada sehun. Yang namanya juga sehun jangankan sama adiknya, sama mamanya pun cuek banget.
Ngak sama keluarga, teman-temanya sama saja sehun cuek dan dingin. Makanya bikin penasaran.
Sejeong gerah sendiri melihat tingkah kakaknya. Gimana ngak gerah setiap menit,detik telepon sehun berdering kuping sejeong rasanya panas mendengar deringan telpon sehun mending di angkat, ini hanya di biarkan saja.
"Kak angkat kek, berisik tau!" omel sejeong, kalau sudah bersama sejeong itu gak boleh berisik dia akan marah. Galak kayak kak ros.
Sehun menghiraukan omelan sejeong dan membiarkan ponselnya berdering sampai dimana akhirnya mereka tiba di sekolah sejeong.
Mobil sehun berhenti tepat di depan gerbang sekolah sejeong. Keadaan disekolah udah begitu ramai lalu lalang orang berjalan. Tanpa mengulur waktu lebih lama bersama sehun sejeong membuka pintu mobil dan pergi tanpa pamit.
"Punya kakak kok gitu amat" omel sejeong pada dirinya sendiri dan berjalan menuju lapangan yang sudah di penuhi siswa.
Sempat sejeong berhenti ketika melihat siswa sudah kumpul di lapangan hatinya gundah karena takut akan bertemu senior-senior sekolah ini. Mau pulang ngak mungkin sejeong udah di depan pagar, tanggung juga menurutnya.
Modal berani aja sejeong berjalan kembali menghampiri siswa siswi yang sedang berkumpul. Sejeong mendapat barisan paling belakang agak lega bagi sejeong. Kalau dia di depan otomatis dekat banget sama para senior apalagi disana banyak anak osis kelihatannya serem.
Kring Kring Kring
Tanda bel sudah masuk, siswa kelas X sudah berkumpul di lapangan mendengarkan aba-aba dari guru kesiswaan bersama Osis mengumumkan apa saja peraturan yang sda disekolah ini dan hukuman bagi yang melanggar.
Sebagai anggota osis ia bertugas merapihkan barisan yang belum rapih masih berantakkan. Meluruskan barisan siapa yang bertubuh pendek ia pantas berada didepan barisan kasihan jika dibelakang tidak kelihatan.
"Itu yang dibaris ke empat, paling belakang" teriak sang ketua osis. Sejeong merasa paling belakang belum menyadarinya. Semua siswa langsung melihat ke arah sejeong. Sejeong merasa malu dia bingung apa yang terjadi.
"Maksud kakak yang paling belakang itu saya" ucap sejeong dengan polosnya. Menunjukkan jari jemari telunjuk ke arahnya sendiri.
"Kalau bukan kamu siapa lagi? Cepat kamu kedepan" perintah ketua osis itu. Sejeong benar-benar malu kalu sperti ini.
Sejeong pun segera berpindah ke arah barisan paling depan dengan dilihati oleh semua siswa. Malu hanya itu yang dirasakan sejeong.
Setelah barisan sudah dirapihkan pembukaan pun dimulai oleh gue kesiswaan sekaligus guru BK. Selama pelaksanaan mos berlangsung pada hari ini dibuka tidak ada yang boleh melanggarnya dari awal sampai akhir.
Mos yang diadakan disekolah itu tidak begitu ribet dan rumit. Mos juga hanya diberlakukan tiga hari saja tidak bergitu lama karena sekolah ini tidak mau yang namanya Bully.
"Nanti kalian akan di bimbing oleh osis dan kawan-kawanya. Jadi pesan ibu hanya satu untuk kalian semua dan juga para osis yang bertugas. Mau senior atau junior mereka sama saja sama-sama bersekolah menuntut ilmu. Bagi yang senior jangan kalian semena-mena pada juniornya bimbinglah mereka dari yang tidak tahu kalian bisa memberitahunya tanpa melakukan kekerasan. Bagi yang junior juga jangan melakukan hal semau kalian. Hormati kakak kelas kalian jika salah tegurlah" begitulah saran dari guru kesiswaan dan juga BK demi menjaga kedamaian disekolah ini.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Speak up
General FictionNon baku "What I need water to be real?" "No, no, no. That's not how you're a real. You can come true if someone loved you for a long time." "What pain does it feel to be real? Sometimes, Knight looks at the rabbit and a smile."