Hari-hari sejeong di penuhi oleh gosip yang beredar bahwa dirinya telah menggoda seorang taeyong. Sejeong hanya bisa berdiam diri di dalam kelas tanpa seorang pun yang menemaninya. Ia juga sempat di musuhi oleh seluruh kelas dan di ejek sebagai seorang penggoda.
Sejeong gak jago dalam membalas ocehan atau gosip-gosip yang beredar, dia tidak merasa sebagai seorang penggoda, lagi pula niat dia di sekolah bukan menjadi penggoda kakak kelas, adik kelas ataupun di kelasnya.
Selama seminggu sejeong hanya di penuhi oleh kesendiriannya lebih tepatnya tidak memiliki teman. Sempat berpikir untuk pindah dari sekolah ini. Namun, ia berpikir ulang kembali apa yang telah dia usahakan dan telah dia impikan untuk masuk ke sekolah ini, masa iya dia sia-sia kan. Niatnya di tunda.
Di hari ketujuh sejeong bersekolah belum di dapatnya teman satu pun. Sejeong masih bersama dengan kesendiriannya. Berita hoax bertebaran sebagai Antero sekolah menganggap kalo sejeong si pengganggu laki-laki. Sebelumnya ia tidak tau kalau taeyong baru saja putus dengan somi. Somi masih tidak terima kalau mereka putus dengan adanya kehadiran sejeong.
Banyak kejahilan yang dilakukan oleh somi agar sejeong tidak betah dan minggat dari sekolah. Seperti sekarang seragam sejeong di penuhi dengan saus tomat.
“Maaf ga sengaja” itu yang di katakan somi. Gak sengaja tapi memang niat melukai sejeong untung saja tak mengenai matanya hanya mengenai beberapa wajah sejeong juga sudah di penuhi saus.
Tak ada seorang pun yang dapat membela dirinya. Sejeong sendiri tak berani melawannya. Dia saat ini di gerumuni oleh siswa-siswa yang membenci dirinya. Padahal aslinya sejeong bukan pengganggu laki-laki. Sejeong tak bisa menahan agar air matanya tak turun, seiring air mata sejeong berjatuhan tangan sejeong yang masih bersentuhan dengan lantai di injak begitu saja membuat dia meringkis kesakitan.
Tepat di belakang sekolah keadaan nya memang lagi sepi bersebelahan juga dengan gedung yang isinya sudah menjadi gudang. Sejeong tak dapat melawan teman-teman somi karena dia lebih kuat. Justru itu mereka menindas yang lemah. Banyak dari mereka melakukan kekerasan pada sesamanya tanpa mendengar penjelasan terlebih dahulu sekola supaya dianggap sebagai seorang jagoan di sekolah.
“PUAS LU BUAT GUE MENDERITA HAH?!” ucapan somi membentak, “UDAH CUKUP JADI PERUSAK HUBUNGAN GUE IYA!! INI BELUM SEBERAPA RASA SAKIT YANG GUE ALAMI” Sejeong tak kuasa menahan nya air mata sudah membasahi wajahnya.
Dia tak berani menjawab omongan somi karena saat ini dia benar-benar trauma. Mungkinkah dia akan melakukan bunuh diri? Oh tidak itu bukan tipe sejeong untuk melakukan hal seremeh itu. Dia biasanya jika mendapatkan tekanan hanya dapat menyimpannya tanpa memberitahu. Tapi entahlah untuk selanjutnya yang dilakukan sejeong.
“lu gak pantes masuk sekolah ini” ujar salah satu teman dari somi, doyeon.
Tolong aku tolong
Sejeong menahan rasa sakit di tangannya yang sudah keluar darah. Somi memang tega gak punya hati seperti itu yang sejeong ucapkan pada batinnya.
Fisik dan mental sejeong termasuk tergantung oleh keberadaan somi. Somi itu cewek hitz di sekolah. Ketenaran dia karena dia pacar dari taeyong, taeyong yang sekarang sudah kelas dua belas berpacaran dengan anak yang kelas sepuluh. Yah, somi itu anak kelas sepuluh dia berpacaran dengan taeyong sejak satu tahun yang lalu saat somi kelas sembilan.
Fyi, taeyong berpacaran dengan somi cuma buat main-main, mana ada sih dia serius sama cewek. Itu bukan bagian dari buku kamus dia. Somi bisa di bilang ada gangguan. Pernah sekali taeyong ingin putus dari somi dan somi akan melakukan bunuh diri bahkan telah melukai dirinya. Sering menjedotkan kepala ke tembok, mensayat tangannya dengan silet dan lainnya melakukan sesuatu buruk seperti itu. Akhirnya taeyong tidak jadi memutuskan hubungan berpacaran dengan somi memilih untuk lanjut, padahal di luar sana taeyong sering gunta-ganti cewek sebagai cewek simpanan tanpa somi ketahui.
Di hari masuknya sekolah untuk pertama kalinya, somi memamerkan kalau wakil ketua OSIS nya itu pacarnya. Semenjak itu tak ada seorang pun membantah ucapan somi termasuk si doyeon pengikutnya somi.
Kebetulan sejeong datang di hubungan somi dan taeyong di saat itu juga sejeong bahan incaran sampai akhirnya taeyong yang memutuskan hubungan. Taeyong memutuskan hubungan karena sikapnya somi yang terlalu overprotektif.
“Terserah kamu mau lakuin apapun aku gak perduli” itu kata terakhir yang di ucapkan taeyong.
Dari situ dia berpikir kalau semua ini tentang hubungannya bukan kerena dia sendiri melainkan dengan adanya sejeong.
“Sekarang yang kalian inginkan dari aku apa?” ujar sejong memberanikan diri untuk berbicara walau sedikit kaku.
“Gampang sih gue mah. Lu minggat dari sekolah ini juga gpp kalau perlu elu mati”
Sakit, memang gangguan saraf somi terganggu.
“Gue bakal lakuin apa yang lu suruh dan elu juga pengen gue mati gue lakuin sekarang juga” kali ini sejeong sudah tidak dapat menahan rasa sakitnya, dia memilih untuk mengakhiri kan hidupnya.
“Silahkan” dengan santainya somi berbicara.
Siswa-siswa atau pengikut dari somi mendengus tak percaya dan mereka juga takut akan semuanya. Mereka lebih memilih untuk pergi dari sana.“Eh kok-“ kata doyeon tersadar kalau semua siswa pergi menjauh dari kawasan tersebut dan tak mau ikut campur.
Sejeong bangun selangkah ia ingin berjalan menuju atap sekolah.
Di samping itu doyoung sudah melihat semua kejadian tersebut tak hanya tinggal diam. Dia mencoba mencegah kekonyolan ini.
“APA-APAAN INI!” doyoung mencegah perginya sejeong
Doyoung menghalangi dengan memegang tubuh sejeong yang sudah lemas. Di tangannya sejeong keluar darah mengucur terus menerus kepalanya juga keluar darah. Pada saat sebelum sejeong di tumpahkan saus somi lempar membuat jebakan menaruh di atas lemari. Sejeong sedang lewat batu itu mengenai kening sejeong.
Sejeong merasa mual dan pusing dia pingsan, doyoung segera menangkapnya lalu membawa lari sejeong untuk mendapat perawatan.
Somi yang akan di urus oleh yuta dan jaehyun yang kebetulan ada di sana setelah mendengar keributan.
Gedung yang di pakai sebagai tempat gudang itu ternyata di jadikan sebuah tongkrongan untuk para osis.
🐰🐰🐰
KAMU SEDANG MEMBACA
Speak up
General FictionNon baku "What I need water to be real?" "No, no, no. That's not how you're a real. You can come true if someone loved you for a long time." "What pain does it feel to be real? Sometimes, Knight looks at the rabbit and a smile."