"Dari mana kamu?" Belum juga sejeong masuk ke dalam rumah sudah di jebak oleh pertayaan semacam itu.
Kini mamah dan papah sejeong berada tepat di tepan rumah menunggu kehadiran sejeong sejak tadi. Karena sehun sedang mencari keberadaan sejeong sudah menelfonnya berkali-kali namun nihil.
Sejeong masih gugub untuk menjawab pertayaan dari papahnya.
"Di telfon ngak diangkat. Terus kamu pulang sama siapa tadi?"
"Itu pah, ponsel aku baterai nya abis udah gitu aku nunggu kak sehun setengah jam ngak datang-datang makanya aku pulang sama teman aku pah" jelas sejeong.
"Kakak kamu tadi ke sekolah jemput terus kamunya ngak ada dia sekarang nyari-nyari kamu. Seharusnya kamu nunggu sehun pulang dari kampus tadi dia telat karena lagi banyak tugas" kini taemin kecewa pada sejeong.
Sejeong merasa bersalah pada sehun setelah mendengar penjelasan dari taemin. Ia terlalu egois.
"Maaf pah" cicit sejeong menundukkan kepalanya dihadapan kedua orang tuanya itu.
"Sekarang kamu masuk dan istirahat biar papah yang kabarin sehun kalau kamu sudah pulang." suruh taemin.
"Lain kali kamu jangan seperti itu ya" ujar boa sambil mengusap kepala sejeong.
"Iya mah"
🐨🐨🐨
Pagi ini sejeong berangkat sekolah dengan taeyong. Sebetulnya sudah dilarang oleh taemin takutnya mereka berdua bukan sekolah malah jalan-jalan. Dengan dorongan sehun jadi mereka bisa berangkat sekolah bareng.
Sehun juga lagi repot dengan skripsinya, tidak mungkin bisa menghantarkan sejeong ke sekolah.
"Kak gue malu" kata-kata itu yang selalu sejeong ucapkan pada taeyong sampai kuping taeyong panas mendengarkannya. Taeyong juga heran sama sejeong apa yang harus di malukan coba.
"Tenang jong" balas taeyong yang kini sudah sampai di parkiran motor. Taeyong memparkirkan motornya dan sejeong masih gugub karena takut dibicarakan oleh semua siswa terlebih pasa kaka kelas.
Setelah memparkirkan dengan benar. Taeyong merangkul sejeong membuat sejeong mendelik kaget. Mereka berjalan sejajar dengan tangan taeyong merangkul sejeong.
"Kak bisa ngak, lo ngak rangkul gue" eluh sejeong merasa risih dengan situasi seperti ini apalagi disini ramai banyak siswa siswi berjalan lalu lalang.
"Eh maaf" sadar taeyong lalu melepaskan rangkullannya.
Mereka berjalan dengan sejajar membuat siswa terkejut dengan kedatangan mereka secara bersamaan. Baru menginjakkan kaki ke tangga sudah heboh.
"Eh itu taeyon kan?"
"Iyah ngapain sama si cupu"
"Ngak restu gua"
"Apaan dah sok cantik banget sih"
"Adek kelas kek gini nih yang engak gue demen. PELAKOR DASAR"
Ocehan para kaka kelas membuat hati sejeong tercubit rasanya sakit. Ia melangkah lebih cepat meninggalkan taeyong karena sudah panas mendengarkan.
...
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/152769282-288-k48950.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Speak up
General FictionNon baku "What I need water to be real?" "No, no, no. That's not how you're a real. You can come true if someone loved you for a long time." "What pain does it feel to be real? Sometimes, Knight looks at the rabbit and a smile."