Hinata meremas dress sunlight yang di pakainya dengan potongan leher jenis sabrina dengan gugup. Rambutnya yang panjang di ikat kepang dan membuatnya menjadi dua kepangan menyisakan poni tebalnya dengan anak rambut di sisi wajahnya.
Mata nya memperhatikan pantai di sekitarnya dengan pandangan kagum.
Hinata akhirnya duduk di atas batu tepat di bawah pohon kelapa yang rindang, ia terus menghembuskan nafasnya dengan panjang. Pikirannya terus melayang entah ke mana. Bahkan gadis itu tidak menyadari ketika seorang pemuda tinggi ikut duduk di sebelahnya.
Sebuah topi bewarna putih mendarat dengan lembut di atas kepalanya. Hinata tersentak kaget dan menolehkan wajahnya dengan cepat.
"Senpai?"
Utakata tersenyum tipis, "Agar Kau Tidak pusing,"
"T-tapi senpai, sungguh aku tidak membutuhkan ini. Sebaiknya senpai yang pakai saja." Hinata meraih pinggiran topi dan akan melepasnya.
"Tidak papa. Kau bisa mengembalikannya nanti."
Hinata akhirnya menganggukan kepalanya dengan wajah memerah. Ia tersenyum manis.
"A-arigato, uta-senpai.. "Hinata menyentuh pinggiran topi tersebut, jemarinya dengan pelan mengitari permukaannya dengan pelan.
"Topinya cantik.. Putih.."
"Tentu saja,"
Secantik dirimu..
"Oh ya, Apa yang senpai lakukan di sini?" Tanya hinata menatap pemuda tampan dengan paras nya yang hampir menyerupai Sasuke. Pemuda itu memakai kaos pendek bewarna putih-biru
Juga celana boxer bewarna mocca."Pemotretan,"
"A-ah, Senpai ternyata ikut juga ya?"
"Iya, karena banyak penggemar Kedamono drama yang menginginkan foto para pemain."
"Oh, begitu."
Hinata lalu mengernyitkan keningnya dengan bingung. Teringat akan perkataan naruto yang menyuruhnya agar ia juga ikut dalam pemotretan ini. Tapi kan, bukankah dia bukan para pemain di Kedamono drama? Naruto memang aneh sekali! Kalau begini, hinata pasti akan dipermalukan.
"Kau sendiri, Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya utakata.
"A-ah, sebenarnya aku disuruh naruto ke sini."
"Hm? Untuk apa?"
"A-ano, katanya aku harus ikut pemotretan juga. T-tapi kan, senpai bilang pemotretannya hanya untuk pemain Kedamono drama saja, kan? "
"Sebenarnya ada dua pemotretan. Salah satu nya untuk para pemain Kedamono drama dan satu lagi untuk majalah sunday."
"Majalah sunday?" Tanya hinata dengan bingung. Sepertinya gadis itu sama sekali tidak tahu satupun majalah terkenal di negaranya sendiri.
"Majalah sunday adalah majalah khusus model berbakat. Biasanya hanya orang orang terkenal saja yang bisa menjadi model di majalah itu." Jelas utakata.
Hinata langsung merasa malu mendengar penjelasan ukatata. Ia tidak punya bakat apapun bahkan menjadi model terkenal. Mana pernah, ia mengikuti semacam itu. Lagi pula, ia merasa tidak pantas menjadi salah satu model di majalah sunday. Itu tidak mungkin kan?
Dia hanya gadis jelek dan tidak pantas di sandingkan dengan laki laki tampan lainnya.
"Hinata!" Sebuah teriakan yang mereka kenali membuat mereka menoleh ke asal suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Aidoru (END)
FanfictionGlek! 'k-kenapa laki-laki itu malah semakin menatapku tajam?' Hinata menatap mata hitam sasuke yang juga menatapnya. Lalu mata berbeda kontras tersebut melirik kening lawan masing-masing. Apa benar dia yang waktu itu? Mereka sama-sama terperangah...