Bag. 2

10 1 0
                                    

Panas matahari kembali aku rasakan seperti berada diatas kepalaku persis ini matahari berada hingga membuatku pusing tapi aku tak boleh menyerah sedikit lagi aku akan tahu hasilnya. Tidak terlalu berharap banyak untuk dapat diterima tapi apa salahnya untuk mencoba karena setahuku anak-anak yang sudah menjadi anggota lebih dipandang hebat sama yang lainnya.

Karena kelebihan mereka bisa bermain alat musik apapun dan lebih banyak mengikuti kompetisi diluar jam sekolah dibanding murid lainnya, bahkan bisa sampai keluar kota atau dipakai buat isi acara negara dan lainnya.

Diterima syukur tidak juga gak kenapa-napa yang penting aku sudah mencobanya, dan tak terasa testpun sudah hampir selesai waktu sudah hampir menunjukkan jam 4 sore pengumuman akan ditempel jam 5 sore ini, banyak wajah-wajah cemas yang berharap untuk masuk menjadi anggota.

“Oke semua mari kita berdoa dan nanti kalian silahkan lihat hasil tesnya didepan pintu aula untuk tahu siapa saja yang diterima menjadi anggota baru, berdoa dimulai!”, seru kakak pembina marching kepada seluruh anggota. Dan teriakan dari pesertapun begitu keras.

“Iya Kak siap”, seru dari barisan yang begitu penuh dengan peserta.

“Berdoa selesai! Silahkan kembali ke Asrama masing-masing", seru kakak pembina kami.

“Iya Kak", teriakan dari semua peserta yang sambil berlalu meninggalkan lapangan.

Akupun berlalu tapi aku terpisah dengan teman-temanku entah dimana mereka aku tak dapat menemui mereka dikerumunan orang yang berjalan menuju asrama masing-masing. Aku berjalan sendirian tak ada satupun yang kukenal dari mereka yang juga berjalan disampingku, tiba-tiba ada suara dari belakang entah suara siapa itu aku tak mengenalnya.

“Adenya Ndenk sama Septiani yah?”, tanyanya yang berjalan begitu cepat untuk berada disampingku.

“Iya kenapa Kak?”, jawabku.

“Gak apa-apa, nanya aja aku Iis satu Asrama sama Kakak kamu”, jelasnya padaku.

Dan namanyapun tak asing buatku seingatku dia ini adik dari ketua murid disekolah kami.

“Putri Kak”, jawabku sambil tersenyum kepadanya.

“Ikut tes juga ya tadi?”, tanyanya.

Mencoba mengisi pembicaraan dalam perjalanan kembali ke Asrama.

“Iya Kak, Kakak juga ikut yah? Kok aku gak lihat yah?”, ucapku.

“Tadi aku lihat kamu kok", jawabnya.

“Oh gitu yah Kak. Rame abisnya, jadi aku gak terlalu merhatiin kali yah”, seruku.

“Oh ya udah duluan yah”, pamitnya sambil berlalu memasuki asrama yang lebih dulu berada dibanding asramaku.

“Oh iya Kak", seruku.

Dan Asramaku pun sudah terlihat masih ramai didepan banyak anak-anak yang masih duduk santai diteras depan karena waktu juga masih belum terlalu sore. Itu Dje dan yang lainpun sudah berada lebih dulu diasrama ternyata cepat sekali mereka, ada kakak kelas juga sepertinya diteras depan Asramaku.

“Darimana Put? Lama amaaat?”, tanya mereka padaku yang sudah tak lagi bersemangat.

“Iya tadi rame banget jadi nunggu sepi baru jalan", jawabku sambil berlalu kedalam kamar.

Lelah sekali rasanya ya ampun capek tapi nanti jam 5 harus balik lagi lihat pengumuman ingin tidur tapi tanggung waktunya sebentar lagi. Hanya membaringkan badan sajalah untuk mengurangi lelahku sebentar.

“Put, ada yang nyariin nih?”, teriakan keras dari arah teras kepadaku.

“Siapa?”, teriakku pada mereka.

Aku [ Selesai ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang