Tiiiittt tiiiittt
Suara sirine ambulan terdengar sangat memekikkan disekitar tempat terjadinya suatu pembunuhan. Terlihat lah detektif sedang berbincang bincang dengan dokter autopsi kantor mereka.
"Suatu tanda tulisan dan cara pembunuhan yang khas menandakan bahwa ini dilakukan oleh pembunuh profesional. Pembunuhan dengan mengambil bola mata korban dan membiarkan korban tersiksa sampai kehabisan darah pernah terjadi sebelumnya, serta tulisan RIPZ di belakang lehernya seperti ciri yang khas. Dan itu tugas mu untuk memecahkan misteri yang diberikan si pembunuh." Ujar dokter autopsi yang berperawakan pendek dan terlalu tua untuk masih bekerja di bagiannya sekarang.
"Apakah pembunuhan seperti ini sering terjadi? Semua tulisan dibelakang leher korban semua tertulis RIPZ? Ujar detektif berperawakan tinggi kurus serta sangat muda untuk menangani kasus berat seperti ini.
"Aku pernah melihat pembunuhan seperti ini hanya sekali dan ini yang menjadi kedua kalinya, pada saat aku mengautopsi korban pertama, aku melihat tulisan RIPM dibelakang leher korban. Tetapi aku hanya melihatnya sekilas, keluarganya meminta untuk langsung menguburkan jenazah korban, mereka tidak ingin keluarga mereka diautopsi. Pada saat itu adalah autopsi pertama ku, aku memohon pada keluarga nya untuk diautopsi. Keluarga nya sangat marah dan terlihat anak perempuan disana menangis, aku harap aku bisa bertemu anak perempuan itu untuk meminta maaf padanya." Kenang dokter panjang lebar.
"Aku harap kau akan segera bertemu dengan anak itu. Setelah aku pikir pikir RIP ialah rest in peace untuk orang yang sudah mati, tapi apa maksud dengan huruf berbeda setelahnya? Ujar detektif.
"Hei, itu adalah tugas mu. Tugas ku hanyalah memberimu hasil yang aku temukan pada saat autopsi beserta keganjalan keganjalan nya. Enjoy your job kid" ujar dokter sambil membawa jenazah korban ke mobil ambulan.
"Baiklah pak tua, berjanjilah padaku untuk selalu mengabari ku jika kau menemukan sesuatu, dan harus aku orang pertama yang kau kabari" ujar detektif berjalan pergi hendak ke kantornya
"Dasar anak muda"
***
Setelah mengumpulkan semua berkas berkas tentang riwayat hidup korban dan menumpukkannya diatas meja kerjanya, detektif duduk seraya termenung apa maksud dari huruf yang diberikan si pembunuh. Inisiatif pun timbul, ia berdiri seraya menghampiri detektif senior untuk menanyakan perihal itu kepadanya.
"Permisi. Maaf, apakah aku mengganggu mu? Ujar detektif
"Apa mau mu? Tanya detektif senior sambil membaca berkas kasus miliknya.
"Kenapa ada pembunuh yang ingin menyampaikan pesan di badan korbannya? Apa itu RIPZ apa itu RIPM? apa maksudnya itu? Kenapa ia melakukan pembunuhan dengan suatu tanda ? Ujar detektif muda yang frustasi.
"Hei diamlah, senior tua itu memilih mu menjadi detektif saat umurmu masih belum cukup hanya karena nilai mu yang terbaik, keputusan yang sangat fatal yang pernah ia lakukan. Dan kau datang kesini minta bantuan ku? Pergilah, jangan berharap apapun padaku. Andalkan saja otak brilian mu itu." Ujar senior.
"Pak Andi, salahkah aku hanya meminta bantuan mu? Sebagai orang baru di kantor ini? Setidaknya bantu aku sedikit dengan pengalaman yang berharga mu itu" ujar detektif muda
"Kevin Aditya, murid dengan nilai terbaik yang mempunyai hati yang tulus. Dengan latar belakang keluarga yang kurang bagus menjadikan mu berakhir disini." Ujar Andi
"Apa hubungannya kasus ku dengan ini? Ujar Kevin
"Berusahalah dulu nak, cari tau latar belakang nya, cari tau penyebab dia mati, siapa kawannya, bagaimana dia sekolah. Jika kau tidak menemukan sesuatu, datanglah kepadaku, aku akan membantumu." Ujar Andi
"Baiklah terimakasih atas waktumu"
Detektif Kevin pun duduk di meja kerjanya sambil mengamati berkas latar belakang korban.
"Zikri Zulkarnain, masih SMA, anak tunggal.. tunggu Zikri? RIPZ? Rest In Peace Zikri? Kenapa membuat teka teki yang sangat mudah untuk dipecahkan? Tetapi terpecahkan pun misteri ini, tidak ada hubungan dengan siapa pembunuh nya, tetapi kenapa harus repot repot membuat tulisan dengan menyayat di belakang leher korban? Psikopat? Apakah dia senang saat menulisnya?" Berbagai pertanyaan bermunculan dikepala Kevin.
Baiklah akan aku mulai dengan mendatangi keluarga korban.

KAMU SEDANG MEMBACA
Double You
Mystery / ThrillerPembunuhan dengan suatu tanda dan cara penyiksaan yang khas sudah seperti ciri-ciri dari seorang pembunuh yang handal. Jika pembunuhan dilakukan oleh seorang anak kecil. Amazing, Right? anak dengan latar belakang keluarga yang hancur. Tetapi bagaima...