[Budayakan Vote sebelum membaca]
***
Happy Reading...
***
Hari kerja efektif datang kembali, seperti biasa Rose mendatangi masion keluarga Kang sebelum menuju kantor. Ia menyapa beberapa pelayan kemudian berjalan menaiki tangga, menuju kamar Daniel. Ia mengetuk pintu beberapa kali kemudian masuk. Daniel sudah tidak ada ditempatnya. Biasanya pemuda itu masih bergelung dibawah selimut seolah tanpa ada niat untuk beraktivitas. Namun gemerincik air dari dalam kamar mandi menyadarkan Rose, jika pemuda itu tengah membersihkan diri.
Rose menghela nafas, ia sedikit membenahi tempat tidur Daniel kemudian memasuki walk in closets untuk memilih perlengkapan yang akan dikenakan pemuda Kang itu.
Daniel memasuki tempat yang sama dengan Rose dengan mengenakan bathrobe yang menutupi tubuhnya. Sekentara kedua tangannya mengusak kepala, mengeringkan kepalanya yang masih basah.
Rose menatap Daniel sambil tersenyum. "Selamat pagi."
Daniel hanya bergumam menjawabnya.
Rose sedikit tertegun melihat reaksi pemuda itu. Biasanya Daniel akan tersenyum dan membalas sapaannya. Bukan mengabaikannya seperti ini, namun akhirnya Rose tersenyum lagi, lalu ia mendekatkan diri pada Daniel. "Saya bantu."
Tangan Rose terulur, berniat membantu Daniel mengeringkan rambutnya. Biasanya dengan senang hati Daniel akan menunduk, membiarkan dirinya mengeringkan rambutnya itu. Tapi kali ini ia menghindar. "Tak perlu." jawab Daniel singkat.
Rose terdiam. Ia menurunlan tangannya yang terulur kemudian mundur satu langkah. Ia masih menatap Daniel yang seolah menghindarinya.
"Keluarlah." Ujar Daniel pelan.
Belum habis ia terkejut dengan penolakan Daniel, ia dikejutkan lagi dengan ucapan Daniel yang mengusirnya. Sebelumnya Daniel tak pernah seperti ini. Biasanya Daniel akan meminyanya keluar dengan suatu candaan atau godaan. Tapi kali ini, dia mengusirnya dengan dingin.
Rose mundur teratur, ia menunduk sesaat lalu tersenyum pada pemuda itu sebelum akhirnya berpamitan.
Apa yang salah? Kenapa Daniel mendiamkannya? Bukankah mereka sudah berdamai? Lagipula Rose telah memberikan jawaban. Ia telah memberi pemuda itu kesempatan. Tapi kenapa saat ia telah memberikannya kesempatan, pemuda itu seolah menghindarinya? Apalagi yang salah? Apa karena kejujurannya? Apakah karena itu Daniel mundur? Apakah Daniel menyesal meminta kesempatan darinya?.
Rose menghela nafas panjang.
Apakah kali ini Daniel menyerah?.
Rose tersenyum sedih.
Miris.
Daniel menyerah disaat ia telah memberikan kesempatan.
Miris sekali.
Rose turun menuju dapur. Disana ada seorang wanita cantik yang tersenyum padanya.
"Hai Rose. Lama tidak bertemu." sapanya. Itu Kang Sora. Ibu dari Daniel.
Rose membungkuk. "Lama tak berjumpa Nyonya Kang."
Orangtua Daniel memang jarang ada di masion utama ini. Mereka lebih memilih menempati rumah sederhana di pinggiran kota yang menurut mereka lebih nyaman dan tenang. Walaupun jarak menjadi lebih jauh. Tapi tak menjadi hambatan bagi mereka.
"Bagaimana kabar anda Nyonya?."
Sora terkekeh. "Baik. Kau? Apa Daniel menyusahkanmu?."
Rose tersenyum anggun. "Saya baik. Tidak Nyonya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Life [Complete]
Fanfiction[Status Lengkap: untuk itu saya berharap kalian sudi memberikan vote disetiap part sebagai bentuk menghargai jerih payah saya dalam menulis] *** Hanya sepenggal kehidupan cinta seorang pemuda bernama Daniel dan seorang gadis bernama Rose. *** Title...