***
Happy Reading...
***
Rose mengerjapkan matanya beberapa saat. Ia mengedarkan pandangan untuk menyisir setiap detail tempat yang ia tiduri. Ini bukan kamarnya, tentu saja. Namun ia sangat mengenali kamar ini.
Rose menoleh kesamping kirinya kemudian membulatkan mata. Setelah itu ia segera mendudukan dirinya.
Daniel...
Rose mengigit bibirnya menahan tangis sekaligus kesal. Ia melakukannya lagi, kesalahannya terulang lagi.
Bodoh...
Saat ia hendak menuruni ranjang, isakannya lolos. Membuat Daniel terjaga.
"Rose...." panggilnya dengan suara yang sangat serak.
Rose mengabaikannya. Ia menyeka air mata kemudian berdiri.
"Rose." Daniel berubah menjadi panik saat mendengar isakan itu keluar lagi. Ia segera meraih tangan gadis itu membawa gadis itu kedalam pelukannya. "Tenanglah... Aku bersumpah tidak melakukan apapun padamu. Aku bersumpah."
"Kenapa aku tidur disini?." tanya Rose disela isakannya. Ia masih belum membalas pelukan Daniel. Gadis itu hanya menutup matanya saja, malu dengan dirinya sendiri.
"Semalam kau tertidur disini. Saat tengah malam aku hanya membenarkan posisi tubuhmu."
"Kenapa kau tak membangunkanku?!."
"Kau terlihat lelah, aku tidak tega."
"LALU KENAPA KAU TAK MEMINDAHKANKU SAJA?!."
Daniel mengeratkan pelukannya. "Tenanglah. Tenang. Rose aku mohon kau tenang."
"Niel... Aku takut."
"Tidak. Kau tak perlu takut. Aku disini." ujar Daniel. "Semalam aku tak kuat memindahkanmu ke kamar Mina. Tubuhku lemas dan perutku sakit. Maafkan aku." bisik Daniel diakhir kalimat.
Rose mulai tenang. Sejujurnya, ia hanya tak ingin mengecewakan dirinya sendiri lagi. Ia tak ingin kejadian masa lalunya terulang lagi. Ia tak ingin menjadi bodoh lagi.
Daniel mengurai pelukannya, ia menangkup kedua belah pipi gadis itu kemudian mengusap jejak air mata yang masih tersisa. "Maafkan aku, hm?."
Rose mengangguk, ia kemudian menatap Daniel yang tersenyum sangat tenang padanya. "Niel, aku hanya jujur tentang hal itu padamu Niel. Kau tau kenapa?."
Daniel tak menjawab, ia hanya menatap Rose menunggu kelanjutan cerita gadis itu.
"Jika orangtuaku tau, mereka pasti akan kecewa. Melihat aku menangisinya saja saat dia meninggalkanku mereka sangat marah. Apalagi jika tau kejadian itu."
"Aku sangat kecewa pada diriku sendiri Niel, aku tak bisa membayangkan seberapa kecewanya mereka jika tau tentang aku yang sudah...."
Daniel kembali memeluk Rose. Menepuk-nepuk punggung gadis itu.
"Aku merasa tidak pantas untuk siapapun Niel, apalagi untukmu." ujar Rose.
Daniel mengeratkan pelukannya, ia mencium puncak kepala gadis itu lama. Ia tak menyangka gadis sekuat Rose bisa selemah ini. Apalagi jika mengingat sikap kerasnya selama ini. Ini benar-benar diluar dugaannya.
"Percayalah padaku. Ini hanya akan menjadi rahasia kita berdua. Masa lalumu hanya milikmu, aku tak akan mempermasalahkannya. Tapi Rose, aku harap masadepan adalah milik kita. Dimana ada aku dan kau di dalamnya. Tanpa ada siapapun lagi." ucap Daniel sambil mengelus punggung Rose perlahan. "Percayalah padaku Rose. Aku serius tentang menjalin hubungan denganmu. Bukan perasaan sesaat saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Life [Complete]
Fanfiction[Status Lengkap: untuk itu saya berharap kalian sudi memberikan vote disetiap part sebagai bentuk menghargai jerih payah saya dalam menulis] *** Hanya sepenggal kehidupan cinta seorang pemuda bernama Daniel dan seorang gadis bernama Rose. *** Title...