Aku segera bersiap pergi ke cafe nya Manda. Hari ini, hari pertama mulai aku bekerja. Untuk sementara aku memakai pakaian santai, karena baju resmi ku belum selesai.
Oh ya, aku tak perlu repot-repot mengambil pakaianku yang tertinggal di rumah. Karna semua pakaian telah di siap kan oleh Arga.
Sebenarnya semua pakaian itu bukan untuk ku, namun untuk sang kekasih hatinya yang bahkan aku tidak tau orangnya yang mana. Tapi karena ia malah salah menyulik orang, jadi semua yang sebelumnya ia siapkan untuk kekasihnya malah untuk ku semua.
Bahkan aku boleh memakai semua pelaratan rumah ini untuk kepentingan.
Hehe.. Rezeki nomplok ni namanya.
Jadi urusan kabur dari rumah berjalan lancar. Kalo masalah uang, sebenarnya setiap bulan aku selalu di titipkan ke abang ku. Karna salah satu masalah aku kabur dari rumah gara-gara aku bertengkar dengannya, jadi aku terpaksa lost kontak dengan seluruh keluarga ku.
Tapi setidaknya aku telah izin dengan ibu ku, kalau aku akan mengambil kost yang dekat dengan kuliah. Dan ia menyetujuinya.
Saat aku sedang berjalan ke arah pintu keluar, aku di kejutkan dengan suara seorang pria yang berdehem keras.
"Mau kemana lo?"
Tanya Arga yang berdiri di belakang ku.
"Gue mau keluar sebentar."
"Ngapain?"
"Ada urusan sedikit. Nanti sore baru gue balik."
"Gue nanya ngapain? Bukan kapan lo pulang." Ujarnya kesal.
Aku mendengus pelan, aku tidak boleh seenaknya di sini. Karna bagaimana pun juga ia telah berbaik hati telah memberikan tumpangan.
"Pokoknya ada deh! Gue piginya gak lama-lama kok." kata ku langsung pergi meninggalkannya. Lebih tepatnya aku kabur sebelum di tanyai lagi.
Aku tidak ingin ia tau kalo aku kerja sampingan. Karna ini termasuk urusan pribadi ku.
***
Setelah sampai di cafe nya Manda, aku segera menghubunginya bahwa aku telah sampai. Ia datang menemui ku dan membawa ku ke ruang santai yang ada di cafe tersebut.
"Nah, mulai sekarang kamu sudah di terima bekerja." ujar Manda membuat aku menatapnya terharu.
"Makasih banyak ya, Man. Aku senang banget dapat kerjaan, rasanya gak cukup cuman bilang makasih buat kamu."
"Eh! Biasa aja kok, Ra. Lagian kami juga senang dapat karyawan baru, apalagi kalo kamu kerjanya maksimal."
Aku segera memberikan hormat kepadanya. "Siap! Laksanakan!"
Manda tertawa tipis melihat tingkah ku. "Kamu bisa memulai mencatat pesanan orang-orang."
Aku mengangguk, pergi meninggalkannya menuju ke meja pelanggan yang baru datang.
"Mau pesan apa mas?" tanya ku ramah.
"Aku pesan kayak biasa aja."
Hah? Aku mengernyit bingung.
"Maksudnya apa ya mas? Cappucino biasa? Bronwnies kukus biasa? Atau air putih biasa?"
Matanya yang tadi sedang sibuk menatap layar hp nya kini beralih menatap ku bingung.
"Kamu karyawan baru?" ia malah nanyak balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stockhlom Syndrome
General Fiction[DILARANG KERAS UNTUK MENJADI PLAGIAT!!] Gimana rasanya punya perasaan pada penculik yang menculiknya? [SEKALI LAGI DILARANG KERAS UNTUK MENJADI PLAGIAT]