<Enam>

49 4 0
                                    

Keyra [POV]

Aku kembali di sibuk kan oleh pekerjaan sampingan, dengan sedikit banyak nya pelanggan yang datang, sedikit membuat ku kewalahan. Di tambah lagi saat aku sedang bekerja aku selalu di recokin oleh Andra dengan pertanyaan.

"Hari kamis kemaren kok kamu gak ada datang kerja?" tanya Andra mengekori ku ke dapur.

"Mbak Vina, emang boleh ya pelanggan masuk ke dapur?" bisik ku pada mbak Vina yang berada di samping ku.

"Sebenarnya sih gak boleh, tapi si Andra ini udah biasa, jadi di biarin aja ya." jawaban mbak Vina kurang memuaskan.

"Kenapa di biasain sih mbak?" tanya ku lagi.

"Karna dia itu tetangganya Amanda, makanya kalau dia masuk itu sudah biasa."

"Kan cuma tetangga, kenapa di biarin?"

"Amanda dan Andra itu udah temenan dari kecil, kemana-mana berdua, jadi.. Ya gitu deh Ra."

Aku mangut-mangut mendengarnya.

"Hei Keyra! Jangan kacangin gue di sini dong!" sahut Andra.

"Minggir lo! Gue sibuk ni! Gak punya waktu ngomong sama lo!" ujar ku kesal pada nya sambil membawa nampan berisi pesanan orang-orang.

Karna terlalu sibuk, sampai-sampai aku melupakan kejadian 2 hari yang lalu saat mati lampu.

Aku sungguh kesal dengan Arga! Karna garagara dia pikiran ku tentang hantu semakin liar. Kalau aja dia memberitahukan kalau itu adalah dirinya, sudah pasti malamnya aku dapat tidur dengan nyenyak.

Bukan malah aku bedagang semalaman sampai tertidur dengan sendirinya terlebih aku tertidur di dalam kamar nya di lantai dengan keadaan seperti anak gelandangan. Ahh.. Mengingatnya saja bikin aku malu.

Padahal semenjak aku hidup, sekali pun aku belum tertidur di kamar pria termasuk abang ku sendiri. Walaupun hubungan ku dengan abang ku belum membaik, atau tidak akan membaik?

Setelah bangun kesiangan, karna mata masih ngantuk, terpaksa aku nitip absen pada Nessa, bahkan aku juga tidak masuk kerja. Oleh karena itu si Andra menanyakan pertanyaan yang sama sejak tadi.

Oke, kembali ke saat ini!

Si Andra tidak lagi mengikuti ku, sekarang ia kembali ke mejanya lagi, mungkin karna dia telah capek ngikut aku terus. Atau ia sedang menjaga tempat nya agar tidak di ambil orang.

Entahlah, lagian itu bukan urusan ku.

Aku dapat melihat Manda keluar dari ruangannya berjalan menghampiriku sambil membawa sebuah mukena.

"Ra, salat Ashar yuk! Kita cari ke masjid terdekat aja." ajak Manda.

"Ayok, tapi aku gak bawa mukena," gerutu ku. "Tapi kenapa gak di musholla cafe aja?"

"Musholla nya lagi penuh karna lagi rame pengunjung."

"Tapi biasanya aku sering liat kamu salat di ruangan sendiri."

"Iyaa, biasanya aku salat di situ, tapi pahalanya beda Ra. Kalo sendiri pahalanya gak banyak, tapi kalo berjamaah apalagi di masjid itu pahalanya bisa di lipat gandakan." jelas Manda.

Entah kenapa, aku selalu tersanjung saat ia mulai berbicara tentang agama, rasanya Manda itu adalah benar-benar seperti bidadari Syurga.

"Ok! Kita ke Masjid sekarang!" seru ku semangat.

Aku dan Acha segera pergi meninggalkan cafe, namun saat ingin keluar seseorang memanggil nama kami berdua. orang itu adalah Andra.

"Kalian mau ke masjid ya? Gue ikut ya." katanya yang sudah berdiri di hadapan kami berdua.

Stockhlom SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang