<Tujuh>

31 2 0
                                    

Ia juga melihat ke arah ku sehingga tatapan kami bertemu, tak sampai 3 detik aku langsung memalingkan wajah ke arah lain.

Duh! Kenapa harus ketemu dengan dia!

Sebuah tanda notif pesan muncul di layar hp ku.

Pesan itu dari Arga yang di kirim lewat DM instagram.

Lo lagi di meja no. 23 kan?

Lah? Ini anak ngapain chat gue cuman nanya gini doang. Pesannya kembali masuk.

Lo pasti lg ngikutin gw? Ngaku!

Dengan cepat aku membalas.

Pede amat sii lo! Gk ad gunanya gw ngikutin lo.

Notif di hp ku kembali berbunyi.

Trus lo ngapain ke sini sendiri klo bukan mau ngikutin gw? Nyari gebetan?

Apa urusan nya sama dia?? Mau aku datang ke sini sendiri kek, rame-rame kek, berduaan kek. Terserah aku dong.

Kepo.

Balas ku seadanya.

Aku segera mematikan data agar dia tidak menuduh ku macam-macam lagi. Aneh-aneh pula tu tuduhannya.

Tak lama Manda dan Nessa datang dari arah kamar mandi langsung duduk di tempatnya.

"Kami lama gak?" tanya Manda.

"Gak kok."

"Yah.. Gue kira kami balik ke sini udah nyampe makanan nya. Ternyata belom." keluh Nessa.

"Sabar Ness, bentar lagi nyampe kok." sahut ku.

Sesuai perkataan ku, pesanan kami sudah sampai, ku lihat Nessa menerimanya dengan senang.

"Habis ini kita ke mana lagi?" tanya ku.

"Main permainan dong!"

"Benar tuh! Kalo siang kita belum tentu sempat apalagi kalo udah naik semester." tutur Manda.

"Trus nanti main apa dulu?" aku mulai mengunyah makanan ku.

"Gyimauna kolo naik gora-gora (gimana kalo naik kora-kora.) " Nessa berbicara dengan mulut penuh.

"Habisin dulu Ness.. Makanan yang di mulut. Baru ngomong." tegur Manda.

Yang di tegur hanya cengengesan.

Kami semua telah memutuskan setelah makan, kami akan menaiki wahana kora-kora. Udah lama banget aku gak kepasar malam, terakhir waktu smp.

Setelah menyelesaikan makan, kami membayar pesanan kami, saat mau keluar dari cafe tak sengaja harus melewati meja yang di duduki oleh Arga.

Ia menatap dengan tajam, bahkan dari aku jalan jauh dari nya pun sudah mulai di tatapinya. Aku juga membalasnya dengan tatapan yang lebih tajam.

Kami langsung berjalan menuju kora-kora yang sedang di nyalakan. Kami segera mengantri menunggu giliran selanjutnya.

Setelah giliran kami tiba kami langsung mengambil tempat paling ujung biar lebih seru.

Permainannya dimulai, awal-awal mulai ayunan kora-koranya masih biasa saja, hingga ayunannya mulai kencang seluruh pemain telah berteriak nyaring.

Sedangkan aku juga ikut teriak agar suara teriakan nya lebih besar dan nyaring, istilahnya aku hanya tengah menyumbangkan suara teriakan.

"Habis ini kita naik apa lagi?" tanya Manda setelah kami selesai main kora-kora.

Stockhlom SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang