<satu>

189 11 0
                                    

[Keyra POV]

Aku dapat mendengar suara cowok yang sedang memarahi beberapa suruhannya karena keteledoran mereka yang asal saja membawa orang lain ke rumah ini. Dan orang lain itu adalah aku.

Aku masih duduk diam dengan tali yang masih bersarang di tanganku. Kapan sih mau lepasin ini tali? Udah salah nyulik orang, masih saja anak orang di tahan.

Tak lama orang yang di panggil bos oleh mereka datang menghampiri ku dengan tatapan bersalah.

"Hm.. Sebelumnya aku mau minta maaf atas kejadian ini." ia berbicara dengan kikuk pada ku.

"Kami tak bermaksud menculik mu, kami sedang mengincar seseorang yang sangat penting untuk ku. Tapi bukan dengan mode menculik sangat sadis seperti ini. Itu karena mereka yang telah salah menangkap maksud dari apa yang kusuruh." ia mengambil nafas sejenak.

"Intinya kami salah membawa orang, dan orang itu sangat mirip dengan mu. Dan kami meminta maaf atas kesalahan kami." lanjutnya.

"Lepas."

Ia menatap ku bingung. "Maksud?"

Aku memutar bola mata ku kesal. "Talinya di lepasin! Sakit tauk."

Dengan segera ia melepaskan ikatan tali yang tadi bertengger di tangan ku, "ku kira apaan." gumamnya yang masih dapat ku dengar.

"Aku sudah bisa pulangkan?" tanya ku langsung berdiri dari duduk sambil menatapnya.

Ia menatap ku kaget seolah aku ini mangsanya yang akan lari dari kandangnya.

"Aku ngga ngizinin!" ucapnya tegas.

What?! Enak banget di bilang.

"Kalo kami lepasin kamu nanti kita ngga bakal aman." jalasnya lagi.

Aku menatapnya horor. "Kamu kira aku sebahaya itu sampe di bilang nggak aman? kamu kira aku ini binatang buas yang bisa nyerang warga sampe hidup mereka nggak aman? Kamu kadang kali yang gak aman!"

Ia menggeleng tegas seolah perintahnya tak bisa lagi di ganggu gugat.

"Kami nggak bisa melepas kamu begitu saja karna bisa jadi setelah kamu kami bebaskan kamu bisa kapan saja melaporkan polisi."

Aku tersenyum sinis. "Tau aja aku mau laporin ke polisi soal tindakan berbahaya ini."

Ia melototiku yang ku balas dengan pelototan juga.

"Keputusan ku sudah bulat. Tidak bisa di ubah seenaknya!" tegasnya

"Nggak bisa gitu—"

"PENJAGAAAA! Kunci semua pintu keluar?! Buat penjagaan ketat, jangan sampa cewek ini keluar?!" teriaknya membahana.

Aku menatapnya dengan kaget sekaligus kagum. Lalu aku mendesah pasrah. "Baiklah aku terima tinggal di sini." kata ku akhirnya.

Ia langsung menyinggung kan senyum. "Gitu dong! Cewek pintar." ia menepuk-nepuk kepalaku 2x hingga yang ke 3x nya ku gigit tangannya yang hendak menepuk lagi kepala ku.

Ia meringis kesakitan sambil mengelus-elus tangannya yang sakit akibat gigitan tangan ku.

"Mumpung aku lagi malas di rumah, bolehkan aku nginap di sini selama kurang lebih 2 bulan?"

"Whoa! Padahal rencana aku cuma mau nyuruh kamu di sini cuma 1 minggu lho!"

"Boleh gak nih?" aku malah mengabaikan ucapannya.

"Boleh banget! Tapi ada syaratnya!"

Aku menatapnya seolah bertanya.

"Kamu harus mau apa yang akan ku suruh."

Stockhlom SyndromeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang