#7 Merah muda Matahari

78 7 0
                                    

Pagi ini terdengar bunyi nyaring dari alarm di atas nakas yang tak berhenti sejak beberapa menit yang lalu. Sang empu masih saja dengan posisi nyamannya. Dengan bantal diatas kepala lalu selimut di bawah lantai.

Meskipun pintu kamar sudah digedor-gedor, tetapi tetap tidak membuat sang empu terbangun.

Karena kehabisan akal, orang yang sedari tadi mengedor pintu berjalan ke rumah tetangga.

"Nak Vita! Nak Vita!"

Pintu rumah tetangga terbuka menampilkan seorang gadis manis berkuncit kuda dengan pita merah.

"Kenapa, tante?" Tanya Vita.

"Tolong bangunin Bobby. Dia daritadi belum bangun. Tante khawatir dia gak bangun untuk selamanya,"

"Hush, tante gak boleh bilang gitu. Bobby pasti bangun. Paling bangun kesiangan doang." Vita tersenyum manis.

Lalu Vita menyuruh ibu Bobby untuk kembali ke rumah dan menenangkan diri. Setelah itu Vita naik ke atas lalu ke kamar. Ia keluar ke balkon dan melompat ke balkon kamar Bobby.

Meskipun kelihatannya manis, Vita merupakan anak yang sangat lincah dan tomboy. Jadi jangan salah dia bisa melompat dan memanjat dengan mudah.

"WOY, BOBBY! BANGUN WOY!"

"Diem lo kutu! Gue mau tidur!" Teriak Bobby dari dalam.

Ternyata Bobby sudah bangun tetapi ia merasa tidurnya belum cukup. Maka dari itu dia masih ingin tidur.

"BANGUN WOY! NIAT SEKOLAH GAK SIH LO?!"

"Kagak niat!"

"ALLAHUAKBAR." Ucap Vita. "Kalo lo gak bangun dalam hitungan ketiga, gue bakalan kasih tau ke temen sekelas lo kalo lo pernah ngupil terus upil lo dimasukin ke dagangan cilok depan komplek."

"Sa--"

Belum selesai Vita menghitung, Bobby sudah berdiri didepannya dengan badan tegap serta tangan di sebelah kanan menghormat. Sangat patuh.

"Mandi." Perintah Vita.

Bobby langsung mengambil handuk lalu pergi ke kamar mandi. Belum genap semenit ia memasuki kamar mandi, ia sudah keluar lagi dengan kaos dan celana training.

"Lima menit lagi lo gak kebawah, gue kasih tau." Vita melenggang pergi dari kamar Bobby dengan santai.

Bobby menghela napas.

"Untung aja lo tau rahasia gue, coba kalo enggak, gue lempar lo ke gerobak cilok."

▪▪▪

Pak Dony memasuki kelas dengan lari ringan lalu timer di tangannya. Bobby sudah berteriak sana-sini memberitahu seisi kelas bahwa Pak Dony akan datang.

Ia mendengar dari beberapa kakak kelas bahwa Pak Dony merupakan guru olahraga yang sangat pelit nilai serta sangat keras dalam latihan.

Namun kelas XIPA 1 belum mengetahui watak Pak Dony seperti apa kecuali Bobby. Mereka masih sibuk dangdutan di atas meja serta bermain ponsel.

Pak Dony semakin dekat,

Bobby semakin bergetar,

Kelas semakin heboh dangdutan.

3 meter

2 meter

1 meter

XARAP CLASSWhere stories live. Discover now