WANITAKU

59.7K 2.1K 174
                                    

Pete terus berjalan memasuki mobilnya tak menghiraukan arah di sekeliling. "Petee" kata seseorang dari belakang.

"Lepas" bentak Pete menepis kasar tangan yang menyentuh pundaknya.

"Awwhh" kata Grace sedikit kesakitan.

Tersadar mendengar suara wanita dari belakang pria menoleh dengan cepat. "Astaga Grace maafkan aku, aku menyakitimu. Mana yang sakit Grace" Pete merasa bersalah karena berbuat kasar pada wanita itu.

Ia memegang lembut lengan Grace. "Maafkan aku, aku tidak sengaja Grace kumohon maafkan aku" Grace mengangguk pelan mengerti bahwa memang Pete benar-benar tidak sengaja.

"Bagaimana kau bisa kesini? Aku kan menyuruhmu untuk tetap di rumah" tangan Pete terus mengelus tangan Grace.

"Bagaimana bisa aku tetap di rumah saat mengetahui kau akan mendapat masalah" mata wanita itu memperhatikan seluruh wajah Pete berharap tak ada satu pun bekas pukulan.

"Aku tidak apa-apa Grace" kini tangan pria itu memegang kedua pipinya.

Mereka berdua saling tersenyum hanya saja Grace sedikit tertunduk karena malu, segera Pete mengajak Grace masuk kedalam mobil karena suasana sudah mulai panas.

"Masuklah kita akan makan Grace, apakah kau menggunakan taksi tadi?" Wanita itu mengangguk. "Iyah"

Keduanya memasuki mobil bersamaan memakai sabuk pengaman, Pete menyalakan mesin mobil dan bergegas pergi dari rumah Ken.

"Makanlah jalang itu Pete, aku sungguh muak melihat kalian berdua" teriak Ken di atas balkon yang dari tadi mengamati sayangnya mungkin Pete tak mendengar teriakan Ken.

Ken teramat kesal karena Pete sudah mengganggu tidurnya pagi ini, ia memutuskan mandi karena tertidur kembali itu sedikit sulit bagi Ken jika sudah sekali membuka mata. Selesai mandi pria itu memakai baju santai kaos dipadu dengan celana jeans. Ia memutuskan menemui Roger di kantor saat ini juga.

Pria itu menelepon Roger dan menyuruh untuk segera sampai di kantornya. "Roger ku tunggu kau di kantor ku 10 menit dari sekarang" hanya mengucapkan itu Ken langsung mematikan pembicaraan.

"Apa? Apa kau gila Ken 10 menit? Mana mungkin" balas Roger dari telepon namun ternyata telepon itu sudah dimatikan oleh Ken. Alhasil Roger pun membanting ponselnya di atas kasur dan segera menuju kamar mandi.

Tak lama kemudian mereka bertemu di kantor Ken yang memang sudah direncanakan, Ken duduk di kursi besar empuk dengan menyandarkan kepalanya di belakang sedangkan Roger tak henti-hentinya menguap karena masih sedikit mengantuk. "Tak bisakah kita bertemu sedikit malam Ken? Kau tahu baru berapa jam aku baru tertidur" kini Roger juga tak terima sudah mengganggu jam tidurnya.

"Justru itu Roger, aku mengajakmu kesini agar kau merasakan hal yang sama. Yaitu terganggu" Ken berdiri mendekati Roger dan berdiri sejajar menghadap jendela kaca yang pemandangannya adalah kemacetan lalu lintas.

"Siapa yang menganggu mu?" Tanya Roger basa-basi tak ingin bertanya mendalam karena pembicaraan sesama pria.

"Pete. Dia menganggu tidurku dan berkata bahwa kau adalah selingkuhannya Jesseli, apakah itu benar Roger" kata Ken santai namun membuat gugup teman disampingnya.

Kantuk yang tadinya melanda Roger kini seakan sirna dalam dalam sekejap saja, pria itu mulai sedikit berimajinasi jika Ken akan membogem atau memberi pukulan dan atau yang lain. "A-a-apa? Jesseli selingkuhan ku?" Nada Roger kini sedikit gugup.

"Brengsek kau Grace, pasti kau mendengar perkataan ku semalam. Lihat saja kau Grace akan ku buat kau menyesal telah membocorkan ini" batin Roger sudah meletup panas ingin segera menghabisi Grace.

The Love MILLION tears | SUDAH DI TERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang