MENCOBA BERTAHAN

56.2K 1.8K 73
                                    

Di dalam mobil Grace hanya diam saja , ia masih kesal atas perlakuan Ken yang membuatnya menunggu lama hingga berjam-jam kemarin malam . Sepanjang perjalanan yang memakan waktu tiga puluh menit itu tak ada satu katapun yang keluar dari mulut Grace.

Hingga mereka berdua sampai di rumahnya , Grace pun langsung turun dari mobil tanpa memperdulikan Ken "Graceee" teriak Ken masih di dalam mobil tak di perdulikan .

"Sial , dia sudah berani menentang ku sekarang " Ken melepas sabuk pengaman dan menutup keras pintu mobil . Ia berlari cepat menghampiri Grace yang sudah berada di atas tangga "rupanya kau sudah berani menentang ku ?" Mengunci kedua tangan Grace di belakang punggung.

"Aku membencimu Ken , jika bukan karena adikku aku takkan menikahi pria semacam kau " ucap Grace dengan nafas tak teratur membuat payudaranya naik turun .

Pria itu semakin mengunci erat kedua tangan Grace "jadilah jalang yang baik Grace " Ken menatap pemandangan di depan dengan sesekali meneguk ludahnya sendiri.

"Aku tidak merasa bahwa aku jalang, karena aku bukan jalang " Balas Grace menginjak kaki Ken dan mencoba berlari.

"Bitch sialan " renggek Ken menyentuh kakinya, walau ia memakai sepatu namun bukan berarti ia tidak sakit saat Grace menginjaknya. Ken berlari memeluk Grace dari belakang dan menekan payudaranya ke dalam "mau kemana kau Grace " tangan Ken semakin memperdalam tekanan tangan yang kini menekan dua gunung kembar milik sang istri "merintih lah Grace , ayo merintih lah ... aku ingin kau merintih untuk ku hari ini "

"Aaahhh .. Ken lepaskan aku, aku ingin mandi " teriak Grace sedikit tak terkendali.

"Baiklah mari kita mandi bersama " Ken membopong tubuh Grace memasuki kamarnya , Ken menutup rapat pintu kamar dan ia melepas seluruh pakaian yang ia kenakan .

"Aku tidak ingin tidur dengan mu lagi Ken " Grace mencoba meninju keras dada Ken.

"Eeemmmppphhh" Ken menyerbu bibir Grace begitu saja, sedikit ia mengigit kecil agar bibir Grace terbuka , dan ia mulai memasukkan lidahnya untuk bermain disana .

Tangan Ken tentu sudah ahli dalam membuka pakaian wanita. walau sekuat apapun Grace melindungi dirinya sendiri tetap tak mampu menandingi keahlian sang suami dalam hal itu "brengsek kau Ken " suara Grace sedikit terengah-engah.

"Oh ya jalang , kita belum mencoba sex di luar . Mari kita coba bersama-sama" kini tubuh Grace hanya menggunakan bra dan celana dalam. Pria itu mengendong paksa tubuh istrinya menuju balkon dan meletakkan tubuh Grace di atas meja "nah disini jalang, kurasa ini tempat yang cocok untukmu " menepuk paha sang istri.


Sekalipun mereka tak memakai pakaian sama sekali tentu tak akan terlihat dari luar karena di atas balkon terdapat tirai rotan sebagai penutup "Ken tidak .. aku tahu kau gila Ken , tapi aku tidak ingin kau perlakukan seperti ini " wanita itu mencoba bangkit dari atas meja namun tangan Ken berhasil menidurkan kembali .

"Diam Grace .. atau aku takkan pernah membayar biaya pengobatan adikmu " hati wanita itu merasa sakit sejenak mendengar itu , ia tahu bahwa pernikahan ini tanpa cinta . Tapi tak bisakah pria yang kini berstatus suami itu bersikap lebih baik bahkan saat sedang bercinta .

"Ken kau mengancam ku?" Grace sedikit tak banyak merontah karena ia benar-benar takut akan ucapan Ken.

"Jadi diamlah , lagipula kau istriku , jadi layani aku dengan baik " Ken memplorotkan celana dalam Grace hingga terpampang jelas kewanitaan sang istri dengan sedikit bulu di atas .

"Ken jangan lakukan itu Ken , kumohon .. beri aku waktu tiga hari untuk memulai ini kembali " wanita itu benar-benar memohon pada sang suami , ia masih belum bisa menerima rasa sakit itu lagi dan lagi . Bahkan  bayang-bayang bahwa dirinya diperkosa masih terngiang-ngiang di otaknya.

The Love MILLION tears | SUDAH DI TERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang