KATAKAN SEKALI LAGI

51.8K 2.1K 226
                                    

"Roger, apa yang kau lakukan" teriak Pete dari belakang.

Pete membogem keras wajah Roger. "Kau benar-benar gila Roger" Pete menambah kembali pukulan demi pukulan di wajah Roger.

Tangan Pete menarik kerah baju Roger lalu ia mendorong tepat di meja billiard. "Sudah berapa kali kubilang jangan pernah kau menganggu Grace lagi Roger" teriak Pete menonjok kembali rahang Roger.

"Memangnya kenapa Pete? Apakah kau suka dengan Grace" Ken mendekati mereka berdua yang sedang asyik bergulat.

Pete melepaskan cengkeraman tangannya pada Roger. "Kau keterlaluan Ken, pantas saja firasat ku datang kemari selalu menghantui ku. Ternyata kau melukai Grace" ucap Pete menoleh ke arah Ken.

"Kau suka dengan Grace ? Katakan dimana salahku Pete. Dia pembunuh Jesseli, aku menikah dengan dia hanya untuk balas dendam" Ken tertawa sebal dan melirik tubuh Grace yang sedang terbaring di atas sofa. "Jalang itu, jalang itu lah yang membuang tunangan ku meninggal"

Sedangkan di arah belakang Roger mengelus dadanya sendiri. "Sial, jika Ken mendengar perkataan ku meniduri Jesseli maka habislah riwayat ku"

"Tapi kau tak bisa memperlakukan dia seperti itu Ken. Aku yakin di dalam hati kecilnya ia membutuhkan sedikit pengertian mu" bantah Pete dengan mimik wajah serius.

"Ambilah dia jika kau menginginkannya Pete, aku sungguh tak keberatan" balas Ken dengan ringan.

Pete mendekati Ken begitu dekat. "Baik Ken, tapi jangan pernah kau sesali apa yang sudah kau ucapkan. Karena mulai sekarang Grace ada dalam perlindungan ku" Pete berbalik badan meninggalkan Ken dan Roger.

Langkah kaki Pete berhenti pada sofa dimana Grace sedang mabuk berat disana, ia menatap tubuh wanita itu sudah benar-benar kacau dan tak sengaja melihat tangannya mengeluarkan darah. "Astaga Grace mengapa jadi seperti ini" Pete mulai menggendong tubuh wanita itu. Ia meninggalkan bar tersebut namun sebelum pria itu pergi ia memandang sekilas mata Ken. Tanpa menunggu lama Pete pergi dan segera menuju mobil.

Dengan hati-hati Pete menidurkan Grace di mobil kursi belakang. "Aku akan membersihkan luka mu Grace" Pete menutup kembali pintu mobil dan selanjutnya ia harus pulang ke rumah untuk mengobati Grace.

Sesampai di rumah pria itu menidurkan tubuh Grace di kamarnya, melepas high helss agar Grace merasa lebih nyaman tertidur tanpa alas kaki.

Uhhwkk... uhhwkk

Tak sengaja wanita itu memuntahkan cairan di baju Pete karena efek minuman yang sudah ia teguk beberapa kali di dalam bar. "Pete" mata Grace sedikit terbuka dan tersenyum kecil. "Iyah Grace, ini aku Pete"

"Maafkan aku Pete sudah mengotori baj-"

"Uuuhhwkk" lagi-lagi wanita itu memuntahkannya di baju Pete.

"Sudah tak apa Grace , kau akan lebih baik jika memuntahkan semuanya" Pete mengelus punggung Grace dengan pelan.

"Tunggulah sebentar aku akan mengambil kapas untuk mengobati tanganmu" Pete berdiri mencari sesuatu walau bukan obat setidaknya mengurangi rasa sakit Grace.

"Pete kepalaku sangat pusing tadi jadi maafkan aku" Grace menyenderkan kepalanya di belakang penyangga kasur.

Pria itu datang kembali duduk di samping Grace namun membawa kapas dan botol kecil yang berisi seperti cairan merah. Menarik tangan Grace dengan pelan, membersihkan setiap luka perlahan-lahan. Lalu membalutnya dengan perban. "Katakan padaku apa yang sudah Ken lakukan hingga tangan mu berdarah seperti ini Grace" tanya Pete terdengar begitu lembut.

"Dia menginjak tanganku Pete "

Pete membelai rambut Grace kebelakang. "Mengapa Grace ? Mengapa kau menggali nerakamu sendiri ? Katakan padaku mengapa kau bisa menikah dengan Ken?" Pete merasa Grace ini sedikit bodoh.

Tentu saja pertanyaan itu sangat sulit bagi Grace, lagipula Grace takkan pernah bisa berkata yang sebenarnya. Jika ia mengatakan semua itu demi uang maka sama saja ia menjatuhkan harga dirinya sendiri di depan Pete. "Aku hanya tak ingin dipenjara , itu saja" balas Grace terdengar masuk akal di telinga Pete.

"Lalu apa yang mereka lakukan sewaktu di bar?" Tanya Pete kembali.

"Ken memaksaku untuk meminum minuman, dan...ya.. seperti inilah yang terjadi" Grace membuang kasar nafasnya.

"Tidurlah Grace ini sudah sangat malam" terlihat juga mata lelah di wajah Pete.

Pete memasang selimut di tubuh Grace, ia pun berdiri meninggalkan Grace. "Pete" panggil Grace sebelum Pete hilang dari balik pintu .

"Hmmm"

"Terimakasih Pete" pria itu pun tersenyum manis dan benar-benar menghilang dari hadapan Grace.

Di sisi lain

Ken menendang keras tembok yang ada disamping. "Sial, bisa-bisanya Pete menolong jalang itu" nada kesal Ken sangat terlihat jelas.

"Aku juga tak habis fikir, dia adalah pembunuh tunangan mu, harusnya wanita itu mendapat yang lebih dari ini" Roger menyahut begitu saja seakan ia tak terlibat dalam hubungan gelap antara Jesseli.

"Apa kau punya sedikit ide Roger, aku ingin sekali melihat wanita itu benar-benar menangis darah di depanku" Ken menghisap rokoknya sedikit berfikir.

"Apa kau mengerti sisi kelemahan Grace?" Tanya Roger.

"Chris, yah..adiknya adalah kelemahan dia Roger" Ucap Ken sambil memainkan jemari di gelas yang berada di atas meja.

"Mengapa kau tak mencoba untuk menggunakan adiknya sebagai balas dendam" usul Roger tak sadar karena setengah mabuk namun usulan itu mampu membuat Roger berfikir sedikit benar.

"Ya kau benar Roger, mengapa aku tak menggunakan Chris agar Grace semakin terpuruk" Ken meneguk lagi minuman yang ia pegang.

Mereka benar-benar mabuk malam itu, bicaranya pun sudah mulai tak sadar baik Roger maupun Ken. "Aku suka dengan istrimu Ken, dia arogan namun sangat memikat hatiku" ucap Roger mabuk dengan menambah kembali gelas yang kosong dengan cairan keemasannya.

"Kita lihat Grace seberapa kuat kau tanpa aku" ucap Ken sudah seperti kelimpungan karena tak sadar.

Drt.. drt...

Ken merasakan ponselnya bergetar, ia pun mengambil dan mengangkat telepon. "Sebentar Roger, aku ada telpon" Ken berdiri dan sedikit menjauh dari keramaian agar bisa sedikit terdengar.

Roger hanya mengangguk. "Hmm"

Melihat kepergian Ken, Roger memutar kursinya menghadap bartender. "Ayo cepat berikan aku minuman lagi" perintah Roger.

Bibir Roger tersenyum lebar, ia merasa benar-benar beruntung hari ini. Seakan Dewi Fortuna telah berpihak padanya. "Kuharap kau tak pernah tahu Ken apa yang sebenarnya terjadi " Roger terkekeh kecil.

"Ohh Jesseli aku merindukan aroma tubuhmu , kecupan mesra bibirmu, dan tenanglah Jesseli aku akan membalas orang yang sudah menabrak mu sama hal nya yang dilakukan Ken terhadap Grace yaitu menyiksanya. Aku akan membuat Grace benar-benar menangis darah karena membuatku kehilangan wanita yang begitu aku sayangi" Roger tak sadar mengucapkan itu semua karena ia benar-benar mabuk berat.

"Apa Roger. Katakan padaku apa yang baru saja aku dengar, bisakah kau mengulanginya sekali lagi?" tiba-tiba saja suara Ken dari belakang membuatnya tersentak kaget.

______________________________________

VOTE DAN KOMENTAR CUSS AKU TUNGGU....

Heheeh .. kalian bisa nebak next chapter aku buat gimana ?

Ig: hes_ree

I love you

The Love MILLION tears | SUDAH DI TERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang