SIFAT YANG SEBENARNYA

53.3K 1.9K 71
                                    

"Grace apa kau tidak apa-apa?" Tanya Pete dengan menyentuh kedua pipi.

"Aku tidak apa-apa Pete , terimakasih Pete" Grace merangkul kembali tubuh Pete , ia merasa berhutang nyawa padanya.

Ken yang menatap itu semua hanya mencoba tak melihat , namun apa apa daya , pada kenyataannya mereka melakukan semua itu depan mata Ken. "Kurasa kalian sangat romantis" ucap Ken tanpa menatap mereka berdua .

Langkah kaki Ken mendekati Grace dan menarik tangan Grace. "Sini kau , kita pulang . Oh ya Roger mobilmu kupakai dan aku akan menelpon seseorang nanti untuk menjemput mu dan Pete " dengan gampangnya pria itu memutuskan keputusan sendiri tanpa mengerti Roger atau Pete menerima itu semua .

"Apa ? Hai .. kau gila Ken ? Ini hutan " teriak Roger mengejar Ken yang berlari dengan menggandeng tangan Grace.

Ken sama sekali tak memperdulikan, ia terus berjalan dan memaksa Grace masuk ke dalam mobil. "Masuk kau " bantah Ken . Dan Ken pun ikut memasuki mobil tersebut , ia melihat kunci masih menempel lalu ia menyalakan mesin mobil meninggalkan Roger yang tak berdiam di tempat tak percaya dengan sikap Ken. "Sial, ini semua ulah Pete" kakinya menendang bebatuan kecil di tanah .

"Ini bukan ulah ku Roger , tapi ini ulah mu " jawab Pete yang berada di belakang.

"Kau memuakkan Pete" teriak Roger sangat kesal , namun ia lebih kesal karena lagi-lagi Grace membatalkan rencana yang sudah ia buat .

Di sisi lain

Ken yang terus mengemudi dengan cepat tak perduli jalanan bebatuan yang membuat mobilnya terguncang. "Pantas saja sedari tadi Roger yang menyetir , ternyata kau sangat bodoh dan tidak bisa menyetir " teriak Grace sedikit mengejek.

Bag

"Ashh shit " teriak Grace karena kepalanya terbentur keras di belakang kursi mobil karena Ken menambah kecepatannya. "Idiot, bodoh , bisakah kau menyetir dengan baik ?" Teriak Grace tak habis pikir dengan pria di sampingnya itu.

"DIAAMM GRACE" bentak Ken.

"Ada apa dengan mu ? Apakah kau cemburu karena Pete mencium ku?" Lirih Grace dengan memasang wajah sedikit centil .

Entah benar atau salah yang jelas saat ini tingkah Ken benar-benar aneh. "Kuharap kau tidak lupa Grace alasan mengapa aku menikahi mu, kuharap kau tidak lupa " perjelas Ken mencoba mengendalikan diri yang dirinya sendiri tak mengerti apa yang merasuki relung hatinya.

"Aku mengerti Ken kau menikah karena pembalasan kematian Jesseli, aku bukan wanita bodoh Ken , tapi aku menerima semua itu demi adikku Chris yang membutuhkan banyak biaya . Membutuhkan banyak biaya untuk pengobatan" teriakan Grace yang semakin melemah dan ia memalingkan wajahnya di samping kaca . Mata wanita itu sedikit berkaca-kaca, karena itu tak perlu diingatkan merasa betapa rendah harga dirinya hanya untuk sebuah uang.

"Kita akan ke rumah sakit melihat Chris , tapi sebelum itu gantilah pakaianmu" balas Ken kini memelankan kecepatan mobil.

Setiba di rumah sakit Grace terlihat begitu bahagia melihat Chris , mereka bercanda tawa dengan bahagia seolah tak ada rasa sedih yang dirasakan Grace, bibirnya begitu hebat mengembangkan senyuman seolah baik-baik saja. "Apakah kau sudah makan Chris?" Tanya Grace menata rambut Chris dengan jarinya.

"Tentu , bibi Bertha lah yang menyuapi ku" Balas Chris dan Bertha tertawa kecil.

"Kakak siapa dia ?" Tangan Chris menunjuk pada seorang pria yang tengah duduk di sofa yang terus menatap Grace .

"Hanya te-" ucap Grace terpotong.

"Dia adalah suami kakak mu Chris" ujar Bertha polos .

Grace menundukkan kepala dan mengigit bibir bawahnya, ia menyesal tak menceritakan yang sebenarnya. "Kakak apa itu suami ?" Tanya Chris yang membuat Grace menatap Ken sejenak .

The Love MILLION tears | SUDAH DI TERBITKANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang