9. Surat Ancaman

454 45 1
                                    

Tzuyu mengerjapkan perlahan kelopak matanya akibat terpaan silau sinar mentari yang menyelusup masuk melalui jendela kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tzuyu mengerjapkan perlahan kelopak matanya akibat terpaan silau sinar mentari yang menyelusup masuk melalui jendela kamar. Manik coklat miliknya menerawang satu persatu sisi ruangan bernuansa hitam, tempat ia berada kini. Keringat dingin mengucur deras dari pelipisnya, tatkala memandang tangan dan kakinya terikat di atas ranjang. Wanita berperawakan tinggi akhirnya menyadari, dia sedang disekap di sebuah tempat terpencil. Hari itu perempuan berIQ 200 telah diculik, kemudian di bawa ke tempat mengerikan ini oleh seorang pria paruh baya.

Ruangan ini terasa suram serta sunyi, bahkan suara kicauan burung pun dapat terdengar jelas dari arah luar. Ukuran ruangan tersebut tampak kecil, sempit, dan terasa pengap. Sangat tidak nyaman berada di sini lama-lama, apalagi dalam kondisi terikat.

Tap tap tap! Suara langkah sepatu terdengar mengaum di atas lantai kayu usang yang telah termakan waktu. Perempuan itu bergidik ngeri dan bergetar ketakutan di tempatnya, namun dia berusaha terlihat setenang mungkin. Langkah kaki tersebut kian mendekat dan krik! pintu terbuka dan menampakkan wajah santai seorang pria berperawakan tinggi yang kini menatap Tzuyu dengan serius.

"Tzuyu, apa tidurmu nyenyak semalam?" tanya lelaki asing dengan ramah.

"Tzuyu, apa tidurmu nyenyak semalam?" tanya lelaki asing dengan ramah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan bersikap sok ramah padaku, komandan. Aku tau siapa kamu dan tujuanmu menculikku." Tzuyu melayangkan pandangan tajam pada pria berseragam polisi di hadapannya.

"Wow, kau memang benar- benar hebat yah! Padahal kita pertama kali bertemu, tapi kau langsung tahu siapa diriku. Geez, sayangnya, karena kemampuan dewamu itu, kau jadi sangat berbahaya bagiku." Bola mata lelaki itu berbinar-binar bersama tangan yang bertepuk dengan keras, sedangkan Tzuyu masih menatap tajam.

"Suatu hari nanti, polisi licik seperti anda akan mendekam di balik jeruji besi!" bentak wanita bergolongan darah A, sementara lelaki itu terlihat tenang dan datar saja di tempatnya.

"Aku sudah mengirim surat ancaman dan menyuruh preman bayaran mengganggumu di gang sepi, tapi kau tetap saja mengikuti dan membantu nak Taehyung, jadi jangan salahkan aku kalo aku bertindak lebih."

Si pria paruh baya kemudian melangkah perlahan mendekati tubuh ringkih Tzuyu di atas kasur lalu lalu duduk di pinggir ranjang untuk mensejajarkan posisi.

Falling Twice [TaeTzuKook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang