🌼 PART 4 🌼

1.7K 104 3
                                    

Bel istirahat berbunyi

Teet! Teet!

Di kelas...

"Udah jam istirahat nih.. ayo sholat duha fa" ucap Adiba

"Iya ba, sebentar aku ambil mukena dulu" jawab Syifa

Kelas kami cukup jauh dari masjid karena kelas 10 berada di bagian depan dan masjid di bagian dalam sekolah.

Kami berdua berjalan beriringan menuju masjid.

Aku baru sadar bahwa sekolahku ini asri dan rindang. Pepohonan juga bunga-bunga banyak ditanam di sekolah.

Aku tersenyum sepanjang jalan, menghirup udara segar saat melewati taman sekolah.
Menutup mata saat angin berhembus kencang.
Menikmati setiap sentuhan angin yang menyapa.

Seolah-olah, angin ini mengisyaratkanku untuk selalu bersyukur kepada-Nya.
Bersyukur masih diberi umur yang panjang, masih diberi panca indra yang sempurna.
Mata ini untuk melihat indahnya segala ciptaan-Mu.
Tangan ini kutadahkan untuk berdoa kepada-Mu, meminta kemudahan dalam setiap kesulitan hidup.
Kaki ini kulangkahkan ke jalan yang Kau ridhoi, sampai aku bisa menuju jannah-Mu ya Rabb.

Selesai sholat duha, Adiba mendengar suara orang mengaji. Indah sekali suara itu, membuat setiap hati tenang ketika mendengarnya.
Adiba jadi teringat ayat yang pernah Ayah nya bacakan.

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

"Dan apabila dibacakan al-Qur'an, maka dengarkanlah (baik-baik) dan diamlah (memperhatikan) dengan tenang agar kamu sekalian dirahmati." (QS. Al-A'raf : 204)

"Hei Adiba, malah melamun" ucap Syifa mengagetkanku

"Hah eng..gak kok" jawab Adiba dengan gugup

"Hahaha kenapa kok jadi gugup gitu kamu ba, lagi liat apa sih?" tanya Syifa

"Ya kamu tiba-tiba ngingetin aku. Coba deh kamu dengerin, ada yang ngaji suaranya ma syaa Allah" jawab Adiba

"Iya ba, suara siapa itu ya?"
Tanya Syifa penasaran

"Daripada penasaran, mending kita liat aja yuk"
Aku pun menarik tangan Syifa mendekat ke arah suara itu.

Sepertinya suara itu terdengar dari tempat ikhwan, kami pun melihatnya dari samping. Aku melihat ikhwan dengan Alquran ditangannya, membacanya dengan sangat khusyuk.
Dan ternyata

"Kak Azam??!!"

Teriak Syifa saat sudah di dekat Kak Azam. Yang dipanggil pun menoleh kaget.

"Ada apa?" tanya Azam

"hehe nggak papa kak, cuma penasaran aja tadi siapa yang ngaji suaranya merdu banget.. Ternyata Kak Azam" ucap Syifa menunduk malu

Ma syaa Allah.. Apa benar itu suara kak Azam?.. Batin Adiba

"Ini juga karena tadi tangan Syifa ditarik-tarik kesini sama Adiba, Syifa cuma ngikutin dia aja kok"
Ucap Syifa yang membuat mataku melotot ke arahnya.

"Ya sudah kak, kami pamit dulu, maaf sudah mengganggu" kata Adiba kepada Azam yang hanya dibalas dengan anggukan kepala.

"Sebentar, kamu. Siapa nama kamu?" tanya Azam menatap Adiba

Sebenernya Aku udah tau nama mu Adiba. cuma mau memastikan aja..batin Azam

Yang merasa ditunjuk pun langsung menoleh

"Aku Adiba, kak" jawab Adiba dengan sedikit gugup.

"Ah iya, kamu yang aku tabrak tempo hari kan? Maaf ya nggak sengaja, waktu itu aku buru-buru ada hal penting. "

"Iya kak, nggak papa. Yaudah yuk fa" ucapku pada Syifa.

Aduh kak Azam kenapa natap aku kaya gitu sih?! Gak tau apa jantungku deg-deg an kalo diliatin kaya gitu.. Batin Adiba

Astagfirullahaladzim.. Batin Azam yang langsung membuang pandangannya ke arah lain.

Akhirnya Adiba dan Syifa pun pamit meninggalkan Azam.

"Assalamualaikum zam, lo lagi ngapain?" tanya Akbar sahabat Azam, yang tiba-tiba sudah ada disampingnya.

"Waalaikumussalam.. Eh bar, ini lagi baca Alquran"

Akbar pun hanya membulatkan bibirnya seraya mengucap kata ooo...

"Akhwat tadi siapa zam? Kayanya gue baru liat mereka"

"Oh itu Adiba sama Syifa. Anak kelas 10. Kenapa memangnya? Lo naksir salah satu diantara mereka ya?" tanya Azam dengan senyum jahilnya

Memang, Azam hanya bersikap dingin dengan orang yang baru ia kenal. Dan bersikap hangat terhadap orang-orang yang dia sayang, keluarga juga sahabat.

"Hah enggak lah. Udah yuk balik ke kelas, bentar lagi bel masuk" ucap Akbar yang salah tingkah.

Azam terkekeh melihat sahabatnya itu, sebenarnya ia tau sahabatnya menyukai salah satu diantara mereka. Juga tidak munafik, Azam pun menyukai salah satunya.

Semoga saja mereka tidak menyukai gadis yang sama.

Ya Rabb Aku Jatuh Cinta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang