9th thing - Chaeyeon's Happiness

578 63 0
                                    

Mungkin saat melihat Chaeyeon, banyak wanita akan berpikir bahwa dirinya telah kehilangan sedikit akal sehat. Siapapun yang melihat tempat tinggalnya, pekerjaan orangtuanya dan garis keturunan gadis itu pasti bertanya-tanya mengapa Chaeyeon rela menukar kehidupan bak putri raja yang tinggal di istana menjadi gadis biasa yang menjalani kehidupannya seperti gadis seusianya, menikmati kuliah dan menjadi model-sebagaimana cita-citanya selalu.

Ayahnya sangat marah saat tau Chaeyeon memutuskan untuk tinggal di 101's La Maison atau 101's House dan berbagi tempat tinggal dengan banyak gadis. Jika Chaeyeon ingin mandiri, mereka bisa saja membelikan sebuah apartemen mewah di suatu tempat. Namun Chaeyeon hanya ingin tinggal di sana, tak tau apa alasannya.

Sebagaimana pun ayahnya marah, ayahnya tetap luluh. Ia juga yakin Chaeyeon bisa beradaptasi dengan mudah. Hanya saja, mereka membuat perjanjian jika Chaeyeon sedang dalam masalah atau terlibat masalah, harus segera kembali ke rumah. Chaeyeon setuju.

Jika memasuki pola pikir Chaeyeon, sebenarnya alasan dia ingin pindah dapat ditebak dengan mudah. Ia anak tunggal. Ia hanya hidup di rumah, keluat untuk sekolah, lainnya di rumah. Di kamar. Chaeyeon bisa mati bosan dan kesepian. Ia ingin tinggal dengan banyak orang, tertawa bersama, bermain bersama. Ia hanya menginginkan hal itu.

Maka saat Chaeyeon datang ke rumah itu, ia sangat senang. Ia benar-benar bahagia. Ia suka makan malam bersama, ia suka kebersamaan dan canda tawa bersama. Ia suka mereka semua. Tapi karena kesibukannya, ia tak bisa selalu ada di sana. Malah, ia semakin sering tidak pulang. Hal itu membuatnya kadang berpikir, apakah ia harus berhenti meraih mimpinya untuk mimpi yang lain?

"Tidak masalah. Kami mengerti," Kata Chungha suatu hari. Chaeyeon yang saat itu sedang bingung, memilih untuk mendiskusikan masalahnya dengan gadis itu.

"Aku merasa semakin asing di sini," Kata Chaeyeon sedih. Chungha paham.

"Jangan khawatir. Walaupun banyak orang di sini, jika kurang satu saja, Nayoung eonni bisa sangat khawatir. Dia sering mengkhawatirkanmu." Chaeyeon tersenyum. Kisah klise, banyak orang yang hidup mewah namun merasa sangat jauh dari perhatian keluarga. Chaeyeon senang, akhirnya ada orang yang khawatir dengannya.

Maka dengan semua kebahagian yang diberikan orang-orang di sana, Chaeyeon sering membelikan mereka sesuatu saat pulang. Somi bilang, yang paling ditunggu kepulangannya adalah Chaeyeon karena saat ia pulang, Somi yakin perutnya atau lemarinya akan bertambah penuh.

"Anak-anak, mari keluar," Perintah Nayoung.

"Wae Eonni?" Yoojung bertanya dari tangga. Ia bertanya, namun tampak sudah rapi.

"Chaeyeon menunggu kita, ayo makan daging!"

"YEOREOBUN PALLI," Teriak Yoojung. Mereka semua keluar. Yoojung mengatakan Chaeyeon akan mentraktir makan mereka semua, disambut dengan berisiknya mereka bersiap.

"Aku senang kalian datang," Chaeyeon telah menunggu daritadi. Ia maklum mereka terlambat, sembilan gadis berdandan? Itu akan sangat lama.

"Aku juga sangat senang, eonni," Somi bercuap. Doyeon mengangguk.

"Bagaimana sekolahmu?" Somi menjawab seperti biasa.

"Chaeyeon-ah, semua berjalan baik kan?" Tanya Nayoung. Bagaimana pun senyum manis Chaeyeon mengembang, Nayoung bisa tau gadis itu sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja. Chaeyeon memang tertutup dan sangat pemalu. Ia takkan buka suara jika tidak dipaksa.

"Ah, semuanya baik, seperti biasa." Katanya. "Tapi aku sedikit bosan, rekan kerjaku tak begitu baik kali ini," Katanya lagi. Yang lain hanya diam, menunggu kisah yang akan keluar dari mulut model cantik ini.

"Yah, dia sedikit arogan. Aku tau aku tidak lebih sukses darinya, namun aku tak bisa lebih lama lagi menahan amarahku dengan sikapnya. Bagaimana?" Dia meminta saran.

Chungha buka suara, "Kalian akan bekerja sama dalam waktu lama?" Chaeyeon menggeleng.

"Untungnya hanya sampai proyek ini selesai. Aku sudah tak tahan. Sudah kudiskusikan pada manajerku, namun ia tak bisa berbuat apa-apa," Dia menghela nafas. "Ah, aku sudah muak dengan pekerjaan ini,"

"Bukankah ini memang cita-citamu, eonni?" Yoojung bertanya. Chaeyeon mengangguk.

"Memang. Tapi aku juga tak ingin terus-terusan jauh dari kalian. Kalian semakin dekat satu sama lain, tapi aku juga makin menjauh dari kalian," Somi membentuk tangannya seperti tanda X.

"Tidak, kau juga sering membalas chat kami di grup kan. Kami tau kau sibuk, kami juga tak merasa kau jauh, karena kau sendiri juga tidak menjauh eonni. Kau berusaha terus menjaga kedekatan kita kan? Kami senang dengan hal itu. Jangan berpikir dengan mimpimu ini, kau merasa terperangkap. Yakinlah jalan yang kau pilih ini sudah yang terbaik, eonni," Somi berkata panjang lebar. Yoojung, Doyeon dan Sejeong ternganga.

"Wah, eonni. Lihatlah. Uri maknae sudah besar!" Seru Doyeon. Somi berlagak sombong.

"Kalian ini. Gomawo, aku merasa lebih lega sekarang," Chaeyeon berterima kasih. Nayoung mengusap kepalanya pelan. Setidaknya ia lega, mereka semua akur.

"YAK MINA-YA! TEGANYA KAU MAKAN LEBIH DULU! LIHAT SITUASI, KANG MINA BABO!" Hardik Yoojung. Yang diceramahi hanya tersenyum.

"Maaf, eonni. Aku sangat lapar. Aku bisa mati sekarang. Aku tak ingin merepotkan kalian," Chaeyeon tertawa.

Malam ini, ia benar-benar tak menyesali keputusannya mengajak mereka keluar. Bebannya benar-benar berkurang sekarang. Ia juga sangat bahagia, walaupun isi dompetnya harus menipis malam ini.

Sekali lagi, Chaeyeon tersenyum.

🍦

101 Things About 11 Girls [I.O.I]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang