6th Thing - Dream Girl

535 67 0
                                    

Kim Chungha sebenarnya orang Korea asli. Ia lahir dengan nama Kim Chanmi. Ia juga memiliki nama lain yakni Annie Kim saat tinggal di Texas, Amerika. Selama sekitar 8 tahun ia tinggal di Amerika bersama keluarganya. Setelah itu ia kembali ke kampung halamannya, Korea Selatan.

Chungha kecil sangat suka menari. Ia selalu menari. Bahkan ia juga mengajari neneknya menari. Ibu dan Ayahnya mau saja memasukkannya ke akademi tari, agar bakat anaknya itu tak tersiasiakan. Tapi karena kondisi ekonomi mereka, hal itu menjadi sedikit tak mungkin. Mereka tinggal di rumah neneknya, dimana ada Chungha dan kedua orangtuanya, nenek kakeknya, serta paman dan bibinya. Ayahnya bekerja maksimal, namun tetap saja tak bisa dikatakan bahwa mereka cukup memenuhi kebutuhan lain selain kebutuhan sehari-hari mereka. Bahkan Chungha pernah menangis semalaman karena tau ayahnya mengalah tak makan apapun karena krisis ekonomi mereka saat itu. Padahal ayahnya yang berusaha.

Ibunya pernah bicara empat mata dengannya, untuk memikirkan mimpinya menjadi dancer. Memang bisa dikatakan, Chungha bisa saja sukses jika menjadi pengajar bahkan artis. Tapi semua perjuangan sebelum mencapai titik itu sangat lama, dan beresiko. Chungha dapat mengerti, karena keadaan membuatnya semakin dewasa. Ia paham maksud ibunya. Tapi tetap saja ia tak bisa munafik. Ia suka menari. Sel-selnya tubuhnya ada untuk menari. Itu jati dirinya.

"Kau yakin?" Sedikit senyum Chungha mengembang. Jika dukungan orangtuanya sudah ada, ia yakin semua akan lancar. Ia akan membalas semuanya nanti, saat ia sudah sukses. Ia akan melakukan apapun.

Maka sejak itu, Chungha semakin giat. Ia menjadi terbakar. Berlatih, belajar, bekerja, semuanya dilakukan. Bisa dikatakan sekarang ayahnya menjadi khawatir dengan semangatnya yang menggebu-gebu. Chungha tetap seorang anak gadis satu-satunya.

"Tetap ingat kau masih anakku. Turuti perintahku. Jangan sampai terlalu kelelahan," Chungha mengangguk. Ia bangga, sekarang ia bisa memberikan setidaknya uang tambahan walaupun sedikit. Ia bekerja sebagai guru bahasa inggris di sebuah rumah besar. Nyonya itu memberinya upah yang lumayan karena cara mengajarnya disukai anak kaya itu. Chungha berpikir, ia masih beruntung lahir di keluarga yang keuangannya pas-pasan begini. Setidaknya ia tau arti berjuang. Ia seorang pejuang.

Dan sedikit demi sedikit, uang yang lumayan banyak-cukup untuk dirinya selama kurang lebih 3 bulan terkumpul. Malam ini menjadi saksi bagaimana Chungha membujuk kedua orangtuanya untuk pindah ke Seoul sendirian.

"Haruskah?" Tanya ayahnya. Chungha semakin tak enak.

"Kalau kau pergi, aku hanya bersama ibumu. Rumah sangat sepi," Saat ini, hanya tertinggal mereka bertiga karena kakek neneknya telah wafat, serta paman dan bibinya sudah menikah dan pindah.

"Ayah bisa melakukan hal-hal indah seperti anak muda sekarang bersama ibu kan," Candanya. Ayahnya tertawa.

"Baiklah, kapan?"

Rasanya Chungha akan melompat. Ibunya sudah memeluknya dari belakang. Mereka menangis semalaman, dan tertidur di ruang keluarga.

Tiga hari sesudah itu, Chungha pindah dan mulai mencari tempat yang dapat ditinggali. Ia berkeliling ke beberapa tempat di sana. Sampai senja, ia tak juga mendapat tempat yang cocok untuknya. Ia memutuskan untuk duduk di sebuah minimarket.

"Ahjussi, aku telah membayarnya tadi!" Seorang gadis menarik perhatian Chungha. Di meja kasir ada sebuah keributan. Seorang gadis SMA terlibat adu mulut dengan pak tua penjaga kasir di sana. Chungha mendatanginya.

"Ada apa?"

"Eonni, aku bersumpah aku telah meletakkan uangku di sini. 20 ribu won. Tapi paman ini bilang aku belum membayar,"

"Dia memang belum memberikannya padaku,"

Chungha mengerutkan keningnya. "Apa mungkin terbang atau jatuh?" Gadis itu menggeleng.

"Bagaimana ini? Uangku sudah habis, aku tak bisa pulang ahjussi," Katanya.
"Aku bisa saja mengembalikan ini, tapi aku harus pergi ke suatu tempat,"

Karena tak tega, Chungha mengantarkan gadis itu ke tujuannya. Mereka sedang di bus sekarang. Karena canggung, Chungha membuka percakapan.

"Kau tinggal di sini?" Dia menggeleng.

"Aku ke sini ingin memberi kejutan pada eonniku, dia tak tau aku akan ke sini," Katanya. "Namaku Kang Mina,"

"Aku Kim Chungha." Chungha membalas dengan senyuman.

Mereka akhirnya sampai di rumah yang dimaksud Mina. Chungha berpikir mungkin kakak gadis ini merupakan orang kaya, mengingat rumah ini cukup besar dan indah.

"Aku akan tinggal di sini," Katanya. "Eonni, kau tinggal dimana?"

"Aku masih mencari tempat tinggal," Jawab Chungha apa adanya.

"Benarkah? Kalau begitu kita tinggal di sini saja! Rumah ini seperti kos-kosan, harganya juga lumayan,"

Akhirnya, 101's house memiliki 2 anggota baru sekaligus pada malam itu. Dan Sejeong sendiri juga benar-benar di luar kendali malam itu,

"YA KANG MINA! BISANYA KAU KELUAR MALAM BEGINI! KAU BELUM IZIN ORANGTUAMU KAN?! DASAR ANAK NAKAL!"

🍦

Pic : Chungha

Jangan terlalu terpaku dengan fakta, karena dasar cerita ini adalah beberapa fakta dan sebagian lagi ide dari saya.

Happy reading!

101 Things About 11 Girls [I.O.I]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang