-1-

429 40 3
                                    


Luka tercipta, andaikan ketika seseorang tidak sengaja di lukai oleh sesuatu yang menusuk. Timbul goresan yang menyebabkan perih dan kita akan ingat pada benda tersebut.

Berhati -hati bahkan menjauh, menjauh dari apa yang pernah melukai mu.

Angin berhembus, tak jarang membuat surai hitamnya menari -nari. Kakinya menginjak korea lagi, tempat kelahirannya. Hembusan nafasnya yang berat terdengar, berat baginya untuk kembali. Namun terdengar bodoh jika pergi hanya karena hal sepele.

Sepele bagi sebagian orang, tapi menyakitkan baginya. Jung Eunmi, menarik kopernya menunggu taksi. Tubuh mungilnya masuk ke dalam taksi dan membiarkan kendaraan itu membawanya ke tempat tujuan.

"aku kembali" gumamnya di sela perjalanan, matanya tidak bisa berhenti melihat kota Seoul. Dirinya meninggalkan kota kelahirannya dan menetap di Tokyo.

Ia membungkukkan badannya, tanda sopan santunnya selagi mengatakan terimakasih pada supir taksi setelah membayar. Badannya berbalik menatap rumah di hadapannya, kakinya melangkah masuk.

Rumah tempat ia tumbuh besar, tempat dimana ia melewati hari -harinya. "oppa" matanya tertuju pada kakak laki -lakinya Jung Sangbin. Sangbin mengalihkan pandangannya dari acara kesukaannya, menatap adik perempuan satu -satunya berdiri menatapnya.

"Eunmi" Sangbin memeluk adiknya, yang di sambut dengan tepukan di punggung oleh Eunmi. "aku sangat merindukanmu dasar setan kecil" Eunmi melepaskan pelukannya, dan menatap Sangbin.

"kau berkunjung ke Tokyo bulan kemarin" Sangbin terkekeh mendengar kata -kata yang keluar dari mulut adiknya. "ini hanya sebagai sambutan" Sangbin kembali ke sofa yang memiliki gaya gravitasi yang besar menarik Sangbin.

"Berhenti menonton drama oppa" Eunmi menarik kopernya menuju kamarnya. Eunmi mengembangkan senyumnya, memandang kamarnya. Masih bersih, jelas saja karena bibi Ahn selalu datang membersihkan.

Jangan harap Sangbin akan melakukannya.

"kau mau ke mana?" Sangbin melirik adiknya yang sudah berganti pakaian. "jalan -jalan" Sangbin membentuk huruf 'o' dengan mulutnya, dirinya masih belum bisa lepas dari sofa tersebut.

"belikan aku cemilan nanti pulang ya" Eunmi memutar bola matanya, melihat kakaknya yang super malas. Kakinya melangkah keluar rumah mengitari kota Seoul. Kakinya terhenti pada sebuah gedung yang menjulang tinggi.

"wah, luar biasa. Aku akan melamar pekerjaan di sini" Eunmi menatap mobil yang baru saja berhenti di depan perusahaan tersebut terlihat beberapa pengawal berdiri menunggu orang penting itu.

Eunmi gagal melihat wajah orang dalam mobil tersebut, badan -badan besar itu menutupi segalanya. "dia pasti CEO perusahaan ini" kemudian kakinya berjalan pergi melanjutkan jalan -jalannya.

.
.

Eunmi menutup matanya membiarkan angin berhembus menyentuh kulitnya. Dirinya kini berada di sekolahan yang dimana merupakan tempat dirinya menuntut ilmu yang tidak bersalah itu.

Tempat duduk ini, jelas tempat duduk favoritnya ketika sekolah dulu. Sebagian waktunya ia habiskan untuk sekedar bercanda bersama teman -temannya, membaca buku, memakan bekalnya, atau berduaan.

Ya, berduaan. Eunmi tersenyum kecut mengingat kepingan -kepingan kejadian yang terputar di otaknya. Eunmi mengecap bahwa dirinya terlalu bodoh pada saat itu.

Apakah setelah memutuskan menetap di Tokyo selama 5 tahun mengubah segalanya? Eunmi menghembuskan nafasnya kasar. Intinya dirinya sudah kembali ke sini, tempat ia di lahirkan, tumbuh, menerima kasih sayang, dan mengalami keruntuhan di hatinya.

"aku tidak bisa terus menghindar." menyemangati dirinya sendiri merupakan hal terbaik untuk saat ini, kakinya melangkah pergi ke mini market terdekat membelikan si kakak laki -laki super malasnya itu cemilan.

Dia memang sangat menyusahkan, tapi dia juga yang menemani Eunmi sampai seusia ini.




Bonus Oh sehun pic💕

Bonus Oh sehun pic💕

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Back To You - Oh SehunWhere stories live. Discover now