-17-

83 15 0
                                    


"Keadaannya baik, dia akan segera sadar" Sangbin mengangguk, ia menarik bangku dan duduk di dekat adiknya. "Kau menyusahkan" Sangbin menatap Eunmi, wanita itu dalam keadaan koma.

"Kau membuat aku berlarian seperti orang gila, dan membuat Sehun menangis." Sangbin terkekeh, "Laki -laki itu menangis"

"Kau tau, laki -laki itu terus meminta maaf padaku. Ia menyesal melibatkan mu dengan masalahnya, dia terluka tetapi memaksakan diri untuk menjaganya." Sangbin menggenggam tangan adiknya, "Makanya kau harus sadar, dengarkan apa yang akan ia katakan padamu. Tertidur disini bukan jawabannya, dan lagi kau selalu mengatakan jangan terlalu bertingkah seperti drama yang ku tonton. Tapi kau sendiri sekarang sudah seperti bermain drama."

Sangbin melirik handphonenya, "Aku harus mengurus tugas -tugasku di kantor." Ia beranjak dari tempatnya duduk, tersenyum sembari menatap adiknya. "Cepatlah sadar"

🍃🍃🍃🍃

Matahari menyinari begitu terangnya, dan masih di tempat yang sama Sehun duduk meminum kopinya. "Dia akan segera sadar, sembuhkan dirimu dulu." Sehun mengangguk, Chanyeol juga sama kondisinya.

Terdapat luka -luka di tubuhnya yang belum benar -benar sembuh, "Aku terlalu sering melukainya." Chanyeol meneguk kopinya, matanya memandang Sehun do hadapannya. Laki -laki itu terlihat kacau.

"Aku melukai perasaannya, dan sekarang fisiknya terluka." Sehun tersenyum kecut, matanya menatap kosong gelas kopinya. "Hei, kau tidak sengaja kali ini" Sehun menggeleng, "Aku berusaha dekat dengannya, itu sebabnya aku meminta Eunmi menyimpan bukti -bukti tersebut sebagai alasan untuk bicara dengannya."

"Kami pergi melacak keberadaanmu waktu itu, dan Eunmi terlihat begitu khawatir. Wanita itu berjalan kesana kemari, dia tidak bisa duduk dengan tenang. Ia mengkhawatirkan mu, berhentilah meratapi kesalahanmu." ya, sepertinya inilah yang harus Chanyeol katakan sekarang. Ia lelah mendengar Sehun terus -terusan merasa bersalah, itu tidak menyelesaikan masalahnya.

"Kau selalu diam di satu tempat yang sama, kau selalu ada di ruangan gelap itu setiap saat. Padahal jalan keluar ada di depan matamu, tidakkah kau berpikir untuk keluar dari ruangan itu? Jalanlah keluar, ikuti kesempatan yang Eunmi berikan padamu. Kau bilang ingin memperbaikinya kan? Bagaimana kau akan memperbaiki jika dirimu sendiri terus -terusan menatap ke belakang?"

Benar, apa yang Chanyeol katakan benar adanya. Sehun tidak bisa terus begini, ia beranjak dari kursinya berlalu menuju ruangan Eunmi.

"Hah, haruskah aku jadi motivator setelah ini?"

Sehun melangkah masuk ke ruangan Eunmi, jari jemari wanita itu bergerak. Ia sudah sadar, Sehun melangkahkan kakinya mendekati Eunmi. Wanita itu mulai membuka matanya, menatap sekitarnya kemudian melihat ke arah Sehun.

"Sehun" panggilnya, laki -laki itu tersenyum. "Kau baik -baik saja kan?" wanita itu kemudian bertanya, suaranya masih begitu susah ia keluarkan. "Khawatirkan dirimu sendiri, aku baik"

"Kau baik -baik saja?" Eunmi mengangguk, wanita itu terkena bola dan tak sadarkan diri. Sehun menatap Eunmi yang masih memegang kepalanya, laki -laki itu merasa bersalah.

Sehun tidak sengaja mengenai kepala Eunmi, wanita itu sekarang berada di uks. "maafkan aku" Wanita itu tersenyum, "tidak apa -apa aku tau kau tidak sengaja kan?" Sehun mengangguk, terdengar bel masuk berbunyi.

"Kau tidak ke kelas?" Sehun menggelengkan kepalanya, "aku ingin disini"

"Hei Eunmi"  wanita itu menatap Sehun, tatapannya seolah bertanya pada Sehun 'ada apa?'. Sehun menatap lekat wanita tersebut, "kita pasti sudah cukup dekat sampai -sampai aku merasa perlu menjagamu."

Sehun membantu Eunmi untuk duduk, wanita itu lelah terus tertidur di kasur itu. "Aku dengar kau menjagaku padahal kau terluka" Sehun menatap Eunmi, ia mengerutkan keningnya. "Aku mendengar semua walaupun tidak dapat membuka mataku"

"Hm, aku ke sini setiap hari. Karena aku merasa harus" Laki -laki itu tersenyum, "Aku harus menjagamu"

Back To You - Oh SehunWhere stories live. Discover now