Part joshua

6 2 0
                                    


" Babyyyy..." Teriak ku
"Emmh" sahut joshua yang masih tidur
"Iiiihh, ini udah pagi babyyyy" gerutuku seraya menarik selimut yang membalut tubuh pacarku
"Hehe" dia hanya tertawa walau matanya masih tertutup.
Aku tersenyum nakal, lalu merebahkan diriku pada pelukan Joshua
"Ireonaaa" kataku sambil menusuk-nusuk pinggang nya
Dia hanya menggeliat tanpa sedikitpun membuka matanya
" Iiihhhhh, ireonaaa" kataku seraya mengecup Batang hidungnya,
Dia tersenyum lalu membuka matanya
"Good morning sunshine" katanya lembut
" Good morning baby.. hari ini, ada les?" Tanyaku
" Ada, tapi masih nanti lah"
"Oh, yuk lah turun, sarapan dulu"
"Waaaahhhh, masak apa hari ini?"
"Ayo laaahh.." kataku lalu menarik kedua tangannya, hingga dia berdiri, lalu merangkulkan tangan nya pada pundak ku.

SORENYA

Aku masih di butik milikku, ku lirik jam tanganku, masih ada 15 menit sebelum Joshua menjemput ku pulang.
Sebenarnya aku tinggal bersama orang tuaku,dan Joshua tinggal sendiri, berhubung rumahku dan rumahnya bersebelahan, jadi kuputuskan untuk tinggal dirumahnya.
"Unnie itu kak Joshua" kata adikku,
Spontan aku menoleh ke pintu yang terbuat dari kaca tembus pandang.
Joshua melambaikan kedua tangannya di udara, ada gitar di punggungnya, lalu kulihat dia membentuk jarinya, membentuk simbol hati.
Aku tertawa, lalu berlari keluar,
Tanpa aku sadari ada mobil yang melaju kencang menuju Joshua,
'tiiitttt...iiittt' suara klakson mobil
Aku linglung, cipratan darah itu, mengenai gaun putih ku, sejurus kemudian banjiran air mata tak bisa ku tahan lagi, aku berlari menuju tubuh Joshua yang tergeletak lemas penuh darah.
Ku pegang tangan yang penuh luka, Joshua masih setengah sadar, dia, tersenyum pada ku
"Joshua,,, sayang,,," aku histeris
Dia hanya tersenyum
"Tenang sayang ambulan akan segera datang" kataku panik
Kuangkat kepalanya kepangkuanku

DI RS

Joshuaku masih didalam UGD, dan aku tak bisa berhenti menangis, bajuku masih penuh dengan darah.
Ini sudah jam 02.42 pagi, dan aku belum minum seteguk pun. Pikiran ku kacau, seluruh keluargaku sudah disini, ke dua orang tua Joshua pun sudah datang, namun, hanya aku yang tak sedikitpun bisa tenang, kejadian mobil itu, simbol hati, teriakan adikku, senyumannya pagi tadi,kecupanku, semuanya berputar cepat di kepalaku, berulang-ulang.
Karna Aku satu-satunya orang yang tidak pernah siap dengan resikonya

05.15

Dokter pun akhirnya keluar
"Operasi berhasil"kata dokter
" Syukurlah" seru semua orang lega
Aku menyerbu masuk, betapa hancurnya aku, ketika melihat tubuh Joshuaku dililit belalai- belalai yang membuatku takut, kupandangi belalai oksigen itu, terpasang memasuki mulutnya
"Joshuuuaaa" teriak ku

3 HARI KEMUDIAN

sebagian selang-selang yang menempel ditubuh Joshua telah dilepaskan, Joshua telah dipindahkan ke bangsal rawat inap.
Aku masih tak bisa tenang, air mataku seperti tak mau berhenti keluar, karna sudah 3 hari Joshua belum juga membuka matanya.
Aku sedang mengganti bunga yang ku letakkan disebelah jendela bangsal, disebelahnya kuletakkan juga kaktus ,karna Joshua sangat menyukai tumbuhan berdiri itu..
Aku berjalan menuju tempat tidur joshua, kugenggam tangannya
" Tanganmu dingin, apakah kamu kedinginan sayang?" Tanyaku, namun hening..
" Sayang, apa yang membuatmub tak sedikitpun membuka mata untuk menyapa ku? Mimpi macam apa yang kau pilih untuk menggantikan ku? Kenyamanan macam apa yang kau pilih untuk menyakiti aku? Joshuaku, jebal..." Ku kecup tangannya, air mataku membasahi piyama Joshua, perlahan-lahan kurasakan tangan Joshua membalas genggaman ku, aku terhenyak, lalu menatap Joshua yang perlahan-lahan membuka matanya.
Dia menoleh ke arahku, lalu tersenyum.
"Babbbyyyy" tangis ku pecah
"Mii,aan" katanya lemah

BESOKNYA

" Kamu nangis ya?" Kata Joshua duduk di kursi roda yang ku dorong menuju taman
"Iiihhhhh" rengek ku seraya menghapus air mataku
Aku duduk di bangku taman, disebelah Joshua
" Langitnya indah ya?" Joshua menunjuk
Aku kian banjir air mata " indah tapi jahat!"
Joshua menatapku heran
"Udah lihat kamu terluka, dia diam aja , enggak mau bantuin" gerutuku sesenggukan
Tangan hangat Joshua menggenggam tanganku yang basah
" Kalo langit teriak minta tolong, adanya malah pada takut, nggak ada yang mau nolong" canda Joshua
Aku makin sesenggukan.
Joshua berdiri dari kursi rodanya, lalu memelukku, tangis ku pecah di perutnya, kupeluk seperti akan kehilangan nya kapan saja, aku menangis sejadi-jadinya.
" Aku benci langit!" Kataku marah
" Kenapa? Kamu dulu sangat menyukai langit"
"Dia mau seenaknya ngambil kamu dari pelukanku!" Kataku makin marah
Joshua hanya mengelus kepalaku lembut
" Jangan pernah pergi lagi" lanjutku
" Aku tak kan pergi,.. sudah, cup, cup"
Joshua berlutut, agar pandangan kita sejajar,lalu kedua telunjuknya menarik sudut bibirku, membentuk senyuman, dan aku tersenyum.
"Gomawo,,karna telah bertahan"dia hanya tersenyum, lalu memelukku,
Aku tersenyum dalam pelukannya
                                  😘

overdose loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang