part mingyu

12 2 0
                                    


Aku berada didepan rumah mingyu, sahabatku
" Mingyuuu!! Ireonaaa! " Teriak ku dibawah jendela kamarnya, tiba-tiba kepala mingyu keluar dari jendela.
"Apaan sih"
"Ayooooooo," sambil melambaikan tangan
" Sebentar aku turun"
Cepat-cepat aku sembunyi
"Cikka?"teriak mingyu
"Dooorr!" Teriak ku yang membuat mingyu terkejut
"Aakhh!" Teriak mingyu kaget
"Hhahahahah"
"Ooo,awas yaa kamuu.." mingyu mengejar ku
Reflek aku berlari
"Hahahaha" aku tertawa
'tiit' suara klakson motor
Dengan cepat, mingyu menarik ku dalam pelukannya,menyelamatkan diriku yang akan tertabrak.
Aku meringkuk diperlukan mingyu.
"Dasaaaarr, coba aja kamu tadi ketabrak! Bahaya tau!" Kata mingyu khawatir
Aku tertawa dan mulai berlari lagi.

DI TAMAN

"Akh, capek, akh" kataku lalu duduk
"Sini oppa gendong"
"Oppa?Mwo?oppa?"
"Iya lah, kamu harus memanggilku oppa"
"Shiro!"
"Ya udah, aku tinggal" kata mingyu hendak pergi
"Aakkhhh, gendoongg" rengekku manja
"Shirooo!" Kata mingyu seraya menjulur kan lidah
"Akkkhhh..." Rengekku
" Kamu harus memanggilku oppa dulu"
"Hah dasar! Oke....oppaaa.. gendoongg" rengekku
"Haha"
Mingyu mengendongku di punggungnya
"Cik?"panggilnya tiba-tiba
"Hem?"
Aku menyandarkan dagu di pundaknya
"Ayo pergi ke Namsan" ajak mingyu
"Ngapain?"
"Aku mau ngomong sesuatu"
"Eemmbb, mau nggak yaa?" Ulur ku
"Jeebaalll" rengek mingyu
"Asal kamu gendong aku"
"Okee..." Sorak mingyu
Aku tersenyum lalu memeluk lehernya.

NAMSAN TOWER

"Waaaahhhh..yepothaa" kataku kagum
" Cantikan juga aku" celetuk mingyu
"Haaah?" Kataku pura-pura terkejut
"Emang cantikan aku kan?"
Aku hanya memandang nya lalu tersenyum konyol.
Kuletakkan kedua tangan ku di mulut lalu berteriak
" Biarkan Cikka dan mingyu bersahabat selamanya"
"Cik.." panggil mingyu tiba-tiba
Aku menoleh,lama kami bertatapan,lalu..
"Joahamnida"
"Mwo?" Kataku bingung
Mingyu menarik ku, kami berdua bertatapan, begitu dekat, hingga aku bisa merasakan hembusan nafasnya.
Tiba-tiba mingyu mengecup dahiku lalu memelukku.

BESOKNYA

Mingyu berjanji akan mengajakku '1st date' hari ini, aku memakai gaun terbaik ku
"Ming.." teriak ku tertahan
Aku berfikir, sebaiknya menghilangkan kebiasaan itu, jadi aku memilih menunggu nya saja.
10 menit,15menit,setengah jam.
Ini terlalu lama!
Akhirnya kuputuskan untuk masuk ke dalam rumahnya
"Mingyu??"panggilku
Aku terus berjalan hingga aku melihat mingyu tergeletak didalam kamar mandi
"Mingyu!"teriak ku
Disebelah tubuh mingyu ada setumpuk tisu.
'darah?' batinku
"Apakah kamu terluka?" Kataku mulai menangis
Kiraba perut,kaki,tangan,kepala
"Eopso!" Kataku putus asa
"Mingyu!...ireona!... mingyu!" Teriak ku
Aku melihat diantara hidung dan bibir Mingyu,terdapat bekas darah.

DIKAMAR

Mingyu sudah sadar, dan telah tidur.
Kuputari ruangan putih itu, laci-laci yang berjajar, dan buku-buku yang seperti sengaja di packing.
Kubuka laci saut persatu, akhirnya laci paling kecil, terdapat selembar kertas, aku membukanya.
Tanganku bergetar, ketakutan itu, rasa dingin tiba-tiba menyergap tubuhku, kertas itu, hasil cek kesehatan mingyu.
Aku mulai menangis tanpa suara.
ku tengok mingyu yang tampak tenang dalam tidurnya.
Langkahku lunglai, kubaringkan tubuhku di samping mingyu, ku peluk tubuh mingyu.
Mingyu membuka mata
"Tiba-tiba jadi manja ya?" Sindir mingyu
Air mataku semakin menjadi-jadi
"Kamu nggak boleh pergi" kataku tercekat
"Whae?"
" Pokoknya nggak boleh!"
"Heemm" mingyu menghembuskan nafas berat
Mingyu menarik ku dalam pelukannya.
"Pasti kamu sudah tau" kata mingyu sambil mengusap rambutku
Aku semakin mengeratkan pelukanku
"Setiap nafas,pasti akan berhenti Cikka"
"Arra!" Aku semakin tercekat
Mingyu mengeratkan pelukannya
"Lukislah indah kisah hidupmu,walau tak bersamaku"
Aku mendongak,menatapnya perih.
"Aku pun tak akan pernah benar-benar meninggalkan mu Cikka, berbahagialah demi aku" suara mingyu terdengar tercekat, kurasakan air mata mingyu menetes dipundakku
" Shiro!" Teriakku

2 TAHUN KEMUDIAN

Aku berjalan santai, sesekali ku hembuskan  nafas berat.
Ada seikat mawar putih di pelukanku.
Aku berdiri mematung, ini adalah tempat dimana kebahagiaan ku berakhir.
kuletakkan mawar putih itu diatas sebuah nisan.
"Uri mingyu..."panggilku tercekat
" Kamu...kuencana? Apakah dingin disana?," Aku mulai tak tahan untuk tidak menangis
"Setidaknya kamu tak merasakan sakit lagi disana" lanjutku
" Tunggu aku,uri mingyu,tunggu aku sebentar lagi, aku akan berlari ke dalam pelukanmu lagi"
Ku ambil kertas yang mingyu kirim di hari kematiannya, dan mulai membacanya, lagi.

To: Cikka
Ketika surat ini berada di tanganmu, berarti,aku sudah terlebih dahulu mengembalikan nafasku.
Kamu tau? Awal pertama aku mencintaimu?
Ketika aku masih meringkuk didalam perut ibuku.
Haha.. tertawa lah Cikka,tawa mu itu, lebih berharga dari hidupku sendiri, lebih menyembuhkan dari pada obat-obatan yang diam-diam ku minun, tanpa sepengetahuan mu.
Aku tau, kepergianku akan terasa menyakitkan bagimu, tapi, janganlah terlarut-larut dalam sedihmu.
Lanjutkan hidupmu, temukan cinta yang lebih indah, aku akan menunggu mu disana,hiduplah lebih lama lagi.
Cikka,aku menyayangimu.

Surat ini, ku dapat dari tukang pos, tepat pada hari ini 2 tahun yang lalu, ketika mingyu menghembuskan nafas terakhirnya.

" Uri mingyu,Bogoshipta"
'tiiiiiiitttttttt'
'braaakkkk!'       
                                  😘

overdose loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang