What

693 57 2
                                    

"Yaaa!!! Bogoshipeo!!" teriak Yura, Haeri dan Soora saat aku menghampiri mereka setelah sidang.

Ini minggu terakhir sidang. Setelah ini aku benar-benar lulus dan wisuda. 4 tahunku cukup berwarna di kampus ini. Terlebih aku mempunyai teman-teman baik, sangat baik seperti mereka.

"Otte? Apa kau gugup tadi?" tanya Yura.

"Semuanya lancar." jawabku.

"Huuuh taengida." respon mereka.

Setelah itu kami memutuskan untuk makan bulgogi di dekat sungai Han.

"Hei ada apa?" tanya Haeri melihatku memutar kepala ke kanan, kiri dan belakang.

"Ani, aku merasa ada yang memotretku. Ini bukan pertama kali. Saat di Jepang, saat aku pergi dengan Sungwoon, saat aku berbelanja, juga sekarang." ucapku.

"So creepy. Tapi kami tidak merasakan apapun." jawab Haeri.

"Karena yang di foto itu aku. Untuk apa memfoto kalian." balasku sambil terkekeh.

Kamipun makan dan sedikit berbincang-bincang tentang apa yang sudah kami lalui selama di kampus.

"Aku ingat saat Joonjae menyatakan cinta pada Haeri didepan rektor. Parah sekali. Haha." Ucap Soora lalu kami semua tertawa.

"Yura, kau juga kan yang mengunci Song ssaem di ruang piket. Lebih parah. Hahahah." lanjut Soora.

"Sepertinya kau biang gosip sekali ya Kim Soora. Tsk." balas Haeri.

"Tentu! Aku bahkan tau saat Kai EXO—"

"UHUK!!! Kai— Kai EXO? Dia kenapa?" Potongku panik mendengar ucapan Soora.

Aku takut kalau sebenarnya Soora tau bahwa aku berkencan dengan Jongin.

"Kau kenapa? Tidak biasanya kau tertarik pada idol." ucap Yura.

"Ani, hanya kaget saja mendengar nama idol dalam pembicaraan tentang kampus." Jawabku dengan sebisa mungkin tenang.

"Itu. Kai EXO menjadi donatur utama kampus kita setelah kejadian Jiyeon menolong fans EXO di konser." lanjut Soora.

"Hah benarkah?" tanya Haeri.

"Aku bahkan tidak tau tentang itu. Aku juga baru tau jika Jiyeon orang yang menghamburkan uang untuk konser." Balas Yura.

Aku hanya mengangguk saja. Tidak peduli dengan topik ini selagi bukan tentang aku dan Jongin atau aku dan Yoongi.

"Kalian saja yang ketinggalan jaman." ucap Soora meremehkan kami.

Setelah makan, kami semua memutuskan untuk pulang. Tapi Soora ikut aku ke apartment karena orang tuanya akan pergi selama 2 hari dan ia tidak berani di rumah sendiri.

Memang sebenarnya, sebelum ke Jepang, aku hanya dekat dengan Soora. Soora yang banyak tau tentangku. Ia juga tidak banyak bicara. Maksudku, dia tidak ketinggalan info tapi tidak menyebarkan berita juga.

"Kau mau minum apa?" tanyaku saat kami tiba di apartment.

"Air putih saja. Tenggorokanku kering."

"Ok." Akupun membawakan air putih untuknya.

Aku mandi, membereskan kasur untuk Soora tidur nanti. Setelah selesai, aku kembali ke ruang tengah dan mendapati Soora sedang menonton pororo.

"Ayo nonton horror." ajakku.

"ANDWAE!" teriaknya.

Ya, Soora memang sangat pengecut.

"Hyora-ya." panggilnya.

✔️My Fault || Suga FanFiction [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang