"siang ini makan dirumah aja yaa" ucap Andre di parkiran seraya memberikan helm padaku
"iyaa ga apa apa"
"oke lets go" ucapnya seraya menjalankan motor dan aku ditinggal, setelah beberapa meter dia kembali lagi "ehh tuan putrinya ketinggalan"
"gimana sih kamu, nyebelin"
Dia hanya tertawa.
Dijalan kita membahas pelajaran tadi disekolah, tumben sekali dia tertarik bahas pelajaran ternyata bukan pelajarannya yang membuat dia tertarik tapi gurunya, yaitu guru matematika yang killer disekolahku."udahmah guru matematika killer lagi kan makin males belajarnya jugaa coba kalo gurunya cantik gitu kan semangat" ucapnya tersenyum lalu meringis kesakitan karna kucubit perutnya.
Andre melewati rumahku tetapi dia tidak memberhentikan motornya
"ko rumah akunya dilewatin sih""kan kita mau makan dulu"
"katanya makan dirumah aja"
"iyaa dirumah aku"
"hah?dirumah kamu?kamu cuma bilang dirumah aku kira kita pulang aja"
"akukan bilang makan dirumah yaa dirumah aku bukan pulang"
"kebiasaan ngomongnya gapernah jelas"
"hehe ikut ajaa" ucapnya tersenyum
Ini pertama kalinya Andre mengajakku kerumahnya
'jangan-jangan Andre mengajakku kerumah karna dirumahnya gaada siapa-siapa trus ... Ahhh tidak-tidak gamungkin kan Andre gitu' ucapku dalam hati
"dirumah kamu ada siapa?" tanyaku dengan semua pikiran negatifku
"kenapa emang?" dia bertanya balik dengan senyum nakal yang kulihat dari spion motornya "tenang ajaa aku ga sebajingan itu, aku gaakan berani bawa cewe kerumah kalo dirumah gaada siapa-siapa, dirumah ada ibu sama kakak-ku" jelasnya
Aku tersenyum lega karna fikiran-fikiran negatifku sudah menghilang karna penjelasan Andre tadi, tapi tunggu, dia bilang ibu?ibunya Andre? Walaupun kita pacaran lama tetapi Andre belum pernah memperkenalkanku pada orang tuanya berbeda denganku yang sudah memperkenalkan Andre pada orang tuaku walaupun aku memperkenalkannya sebagi teman karna ayah melarangku untuk berpacaran tapi ibu memahami arti "teman" yang kumaksud hehe. Artinya ini pertama kalinya aku akan bertemu ibunya Andre perasaan senang, takut dan gugup bercampur menjadi satu.
"ibu kamu beneran ada dirumah?aku takut" ucapku dengan pelan dibagian akhir kata
"iyaa, santai aja ibuku ga gigit ko" sahutnya mencairkan suasana, sepertinya Andre tahu aku sedang gugup
"aku harus panggil ibu kamu apa?tante?bunda?"
"emangnya ibu aku tante-tante haha ibu aja biar sama" jawabnya tertawa
"ohh oke" sahutku hanya ber ohh karna bagaimanapun Andre menenangkanku aku tetap gugup.
'gimana kalo ibunya Andre gasuka sama aku?trus ngusir aku kaya di drama korea gitu, seharusnya kan Andre bilang dulu kalo mau bawa aku kerumahnya biar aku bisa mempersiapkan diri' ucap batinku
fikiran itu terus mengelilingi kepalaku tanpa disadari kita sudah sampai di rumah Andre.
Andre memarkirkan motornya di halaman depan rumahnya lalu mengajakku masuk aku mengikutinya dari belakang
"assalamualaikum anybody home?" ucapnya seraya membuka pintu lalu menyuruhku duduk di ruang tamu "tunggu aku ambilin minum" lanjutnya
"gausah ihh"
"melayani tamu" jawabnya seraya meninggalkanku ke dapur dan saat itu juga seorang wanita tinggi dengan kisaran usia 40tahun datang dari arah dapur kutebak itu ibunya Andre
"ehh ada tamu" ucapnya seraya melemparkan senyum padaku senyum yang pernah kulihat sebelumnya pada Andre
"hehe iyaa bu" jawabku yang langsung berdiri dan menyalaminya
"jadi kamu yang namanya Adel, cantik" ucapnya seraya mengelus kepaku lalu mencubit pipiku pelan
'kenapa ibunya Andre tau aku?inikan pertama kalinya kita bertemu, apa Andre sering bercerita tentangku pada ibunya?'
"sini duduk cantik" lanjutnya memepersilahkanku duduk
"iyaa bu" sahutku lalu duduk disampingnya
"Andre nakal yaa disekolahnya" ucapnya dengan muka serius
"engga ko bu Andre baik"
"sebenernya dulu dia tuh nakal cuma kayanya sekarang malu karna ada kamu"
"hehehe" jawabku tertawa untuk menghilangkan kegugupanku
"Andree... Mana minumnyaa" teriaknya pada Andre yang sedari tadi tidak keluar dari dapur
"iyaa bu bentarr" sahutnya yang datang dengan membawa segelas minuman
"masa cuma minuman kuenya mana" komentar ibu "dasar punya anak cowo gabisa diandelin" ucapnya seraya berjalan ke dapur
"gausah bu ngerepotin"
"kalo ibu bawa toko kuenya iya ngerepotin" ucapnya seraya tersenyum
Ternyata ibunya Andre tidak seperti yang aku bayangkan sebelumnya, dia cantik dan terlihat muda di usianya dia baik bahkan sangat ramah menurutku.
Andre mengajakku untuk membeli ice cream di minimarket dekat rumahnya tidak tanggung-tanggung dia membeli 5 ice cream sekaligus
"ini ga kebanyakan?" tanyaku
"buat ponakan sekalian" ucapnya
Aku hanya mengangguk paham sampai di rumah ibu Andre langsung menyuruhku untuk makan.
"simpan dulu ice creamnya ayo makan dulu"
"iyaa bu" jawab Andre patuh
"duduk sini cantik" menyuruhku duduk di kursi yang berhadapan dengan Andre
"iyaa bu" jawabku lalu duduk
Kita makan ber-3 katanya ayah Andre masih tugas baru pulang nanti malam dan kakak nya sedang berada di rumah makan miliknya. Setelah makan Andre mempertemukanku dengan keponakannya yaitu Nisa dan Anggi saat itu Nisa kelas 2 SD dan Anggi masih berumur 4tahun.
Kita bermain hingga tak terasa matahari sudah tak terlihat karna tadi hujan turun aku memutuskan untuk pulang karna ibuku pasti khawatir aku pulang telat tanpa mengabarinya. Andre memberiku jaket agar aku tidak kedinginan dijalan
"bu, ini Adel mau pulang" teriak Andre
"kemana?kenapa ga makan malam disini aja sekalian" ucapnya keluar kamar dan masih mengenakan mukena mungkin sehabis sholat
"hehe lain kali aja bu, soalnya belum izin sama ibu"
"yah padahal ibu mau masakin spesial buat kamu"
"hehe lain kali aja bu, makasih makananya tadi enak, maaf ngerepotin" ucapku seraya mencium punggung tangannya berpamitan
"ga ngerepotin ko, sering-sering kesini yaa"
"iyaa bu, makasih assalamualaikum"
"waalaikumsalam, hati-hati" ucapnya
Motor yang kunaiki sudah jauh meninggalkan rumah Andre, aku senang bisa bertemu ibunya Andre dia juga menerimaku dengan baik, jika tadi aku berfikiran yang tidak-tidak kutarik lagi semua ucapanku, ibu Andre jauh dari yang aku fikirkan sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Tertinggal (END ✔)
Short StoryTernyata ada hati yang tertinggal Dalam kenangan yang diam Dan ada ingatan yang kembali Melihat kebelakang. Andaikan waktu membawaku kembali Ke masa dimana ada dirimu di sisiku Saat kau genggam erat jemari tanganku Dan kau ucapkan tak ingin jauh dar...