Rindu

68 14 3
                                    

Aku sudah mulai terbiasa tanpa Andre mungkin sesekali aku mengingatnya, bahkan saat berpapasan di sekolahpun aku sudah terbiasa walaupun ada perasaan sakit saat melihatnya, ingin rasanya berlari ke pelukannya dan menangis sejadinya tapi kuurungkan karna aku tidak segila itu.

"dell sini bentar" ucap raisa saat aku memasuki kelas
"ada apa sa?" sahutku seraya menghampirinya
"ini Andre nanyain kamu" jawabnya seraya memberikan handphone nya padaku

"ada adel ga sa?"
"ada nih aku kasih hpnya ya"
"eh tunggu jangan"
"apa ndre ini aku Adel" kujawab chatnya
"ehiya dell, apa kabar?"
"alhamdulillah baik jo, kamunya"
"baik juga ko"
"yaudah aku balikin ke sasa lagi yaa"
"ohiya del aku minta kontak kamu ke raisa yaa"
"iyaa boleh"

Pulang sekolah Andre langsung add contact lalu aku accept dan langsung menghubungiku. Kita chatting hingga larut malam menceritakan kesibukan masing-masing setelah berpisah hingga tak sadar aku kembali memasuki dunianya. Andre memberiku perhatian seperti saat kita pacaran dulu yang membuatku luluh kembali padanya

"aku rindu kamu dell"
Aku terkejut saat membaca pesannya
"hehe iya aku juga" kujawab sekedar menghargai ucapannya

Kupikir tidak seharusnya dia mengirim pesan seperti itu padaku disaat dia mimiliki pacar tetapi di satu sisi aku juga senang karna ternyata Andre masih merindukanku, terpikirkan olehku untuk menanyakan siapa perempuan yang kulihat saat itu
"jangan ngomong gitu ah nanti pacarnya marah"
"pacar?ohh siska yang kamu maksud?dia temanku del rumahnya dekat denganku makanya kita pulang barengan" jelas Andre

'ohh jadi hanya teman, dugaanku selama ini salah' pikirku

"ohh aku kira pacar kamu"

"bukan del, aku rindu kita ngabisin waktu seharian, aku rindu chat semaleman sama kamu, aku juga rindu senyummu" jawab Andre mengalihkan pembicaraan. Dalam sekejap pikiranku kembali pada saat bersama Andre, saat selalu ada Andre disampingku, membuatku tertawa dengan tingkah konyolnya, lamunanku terpecah oleh dering telfon masuk dan nama Andre yang terpampang disana

"halo"
"aku juga rindu suara kamu" sahutnya mengabaikan sapaanku, kata-kata tadi membuatku terdiam membisu
"dell.."
"iyaa ndre aku denger"
"aku rindu semua tentang kamu, aku ..."
Tutt..tuttt..
Kumatikan telfon tak sanggup mendengar kelanjutan kata yang akan dia ucapkan lalu menangis

"kenapa dimatiin del?" tanyanya di chat
"ga kenapa-napaa ko tadi ada mamah takutnya denger" jawabku yang jelas saja berbohong "aku tidur duluan ya ndre udah malem" lanjutku karna merasa binggung harus seperti apa

"oke selamat malam nice dream ❤"

Tidak kujawab lagi pesannya pikiranku sibuk dengan semua ucapan Andre
'Apa Andre masih memiliki perasaan yang sama padaku?ah sudah terlalu malam untuk memikirkannya"

"aku juga rindu kamu ndre" ucapku seraya memejamkan mata

Besoknya saat bangun dan mengecek hp ada 3 pesan masuk yang belum kubaca ternyata dari Andre

"Biarkan angin malam yang menyampaikan bahwa aku merindukan sosok terang dalam gelapku"
01.34 AM

"Sekarang kita disini berdua tapi tidak bersama, tak terhitung waktu yang sudah kita lewatkan tanpa bisa bersama dan aku menyesali itu. Maaf"
02.13 AM

"Bangun dell subuh"
04.48 AM

Entah pukul berapa dia tidur semalam hingga mengirim puisi pada pukul 1 dini hari. Andre memang suka menulis puisi katanya itu ungkapan hatinya yang tak bisa diucapkan atau diceritakan.

Yang Tertinggal (END ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang