Balapan

361 30 0
                                    

Happy Reading!!!

"Jangan lama-lama nanti lo sakit, hujan kalo sedikit emng bisa buat seneng tapi kalo terlalu banyak juga bisa nyakitin."-Alvaro adnan.

"Gue ga suka penolakan."

(:::)

Setelah tasya dan agatha berpisah dipersimpangan tak jauh dari sekolah karena agatha terburu-buru ingin mengambil pesanan kue untuk adiknya tiba-tiba saja motor adnan sudah ada disamping tasya.

Kebetulan saat itu sedang lampu merah.

"Woy cewek freak" Tasya tidak menggubris sama sekali ucapan adnan.

"Gue mau tantang lo nih, gimana kalo kita balapan sampai depan taman." Tasya masih diam, sebenarnya dia sedikit tergoda dengan tawaran adnan.

"Mao ga lo, emm gini deh kita taruhan gimana? Kalo gue menang lo ga boleh jutek sama gue, lo harus nurut apa kata gue, kalo gue kalah terserah lo mau apa, gimana?"

"Oke, kalo gue menang lo ga boleh ganggu gue lagi, jangan negor gue lagi kalo bisa, anggap aja kita ga pernah kenal." Akhirnya tasya menerima tawaran adnan.

Tanpa banyak ba-bi-bu adnan dan tasya bersiap, mereka mulai mengerung-erungkan mesin motor masing-masing, suaranya sangat memekakan telinga, kemudian saat lampu sudah menunjukan warna hijau mereka berdua mulai menancapkan gas melaju melewati jalanan ibu kota jakarta yang ramai lancar.

Tapi awan mendung menyelimuti saat itu, seperti ada yang ingin langit sampaikan pada bumi tentang sesuatu hal.

Awalnya tasya yang memimpin pertandingan tapi setelah adnan menyalip tasya sampai ke garis akhir akhirnya adnan yang memenangkan balapan tersebut.

Benar saja seusai pertandingan hujan mulai mengguyur kawasan ibu kota, tasya memacu kendaraannya menuju halte dekat taman adnan pun ikut menyusul dibelakang tasya.

Tasya turun dari motornya lalu entah apa yang iya lakukan tiba-tiba dia berlari kesana kemari, adnan yang melihatnya hanya tersenyum geli.

"Woy cewek freak, jangan lupa janji lo." Adnan menyusul tasya yang tengah asik memainkan air hujan.

"Iya gue inget." Tiba-tiba saja adnan membukuk dibawah kaki tasya lalu mengikat tali sepatu tasya yang copot.

"Lo suka banget sama hujan?" Tanya adnan tiba-tiba.

"Suka, eh ngapain si lo ngiketin tali sepatu gue, gue bisa sendiri." Tasya mendorong tubuh adnan namun kekuatannya lebih besar dibanding tasya.

"Udah gpp, kalo lo kenapa-kenapa gimana" Tiba-tiba saja tasya teringat pada sesorang yang sudah lama pergi, namun meninggalkan banyak kenangan padanya.

"Jangan ngelamun, kesambet aja lo baru rasa." Adnan berdiri karena telah selesai mengikat sepatu tasya.

Tasya kemudian berjalan menjauhi adnan, dia senang sekali dengan hujan banyak kenangan yang iya lakukan saat hujan, dan banyak juga kepedihan yang iya rasakan saat hujan.

"Lo suka hujan?" Tanya tasya tiba-tiba dengan nada sedikit berteriak karena jarak dia dengan adnan sedikit jauh ditambah suara gemericik air hujan, adnan yang mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut tasya sedikit tersentak.

"Emm gue?, suka." Adnan seperti bertanya pada dirinya sendiri lalu dia menjawabnya sendiri.

Tasya hanya membentuk mulutnya seperti huruf O,lalu dia membentangkan tangannya sambil menghadapkan wajahnya ke atas membiarkan wajahnya terkena rintikan hujan yang menyejukan.

Love Is BullshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang