Penolakan

299 14 2
                                    

"Sini gue kasih tau apa itu cinta, biar lo ngerti bahwa hal yang lo anggap absurd adalah hal terpenting dari kehidupan orang banyak, cinta itu bukan cuma mengikat dua orang aja ta, orang banyak yang mengatas namakan cinta sebagai alat peluluh hati, padahal sejatinya mereka ngga pernah tau makna sebenar-benarnya cinta."-Alvaro adnan.

(:::)

Tasya sedang meminum minuman kesukaannya yaitu matchalate ditaman belakang sekolah tiba-tiba terganggu dengan suara bising dari arah lapangan basket SMA GALAKSI. Tasya yang tidak ingin diganggu ketenangannya mencoba memfokuskan bacaan novelnya kembali.

Tapi percuma ketenangannya kali ini benar-benar terganggu dengan guncangan dipundak dari seseorang. Tasya yang malas bicara hanya menoleh pada seorang yang sudah menggangunya. "Ta itu ta...." dia hanif teman sekelasnya, dengan tersengal-sengal hanif mencoba melanjutkan kata-katanya, sedangkan tasya justru masih asik dengan minumannya.

"Alvaro ta alvaro" tasya hanya melirik kearah hanif dengan malas dia bertanya "kenapa?" ya hanya satu kalimat yang keluar dari mulut tasya.

"Ini genting loh ta dan lo masih aja secuek ini, gila!" umpat hanif kesal.

"Genting kenapa? pak jon ngamuk lagi?" tanyanya santai.

"Alvaro berantem ta." tasya tak bereaksi apa-apa, terus kenapa sih kalo tuh anak berantem kenapa juga harus laporan sama gue emang gue siapanya sodara bukan tetangga bukan, kenapa ngga lapor sama pacarnya aja, kenapa harus kegue?

"Ta anjirrrr gue lagi ngomong ini lo ga dengerin guee ngomong apa?" masih dengan wajah datar tasya menjawab, "Terus?" Ya lagi-lagi hanya satu kata.

"Lo bantu pisahin ya, please  tadi gue udah coba lerai malah muka gue yang tampan ini yang kena tonjok." Tasya berdiri.

"Lah dia emang siapa? sodara bukan temen bukan, ngadunya kepacarnyalah jangan kegue." lalu dia pergi meninggalkan hanif yang sudah mengumpatinnya dengan kata-kata kasar, tak lupa dia menyumpal telingannya dengan earphone dan membawa serta minuman dan novelnya menuju tempat tertenang di SMA GALAKSI, perpustakaan.

Hanif yang bingung terpaksa kembali kelapangan basket dengan hasil yang nihil, "Nif tasya mana? kan gue suruh lo panggil tasya tadi jangan bilang lo ngga ketemu dia" Agatha mencak-mencak melihat hanif yang tidak membawa tasya kelapangan.

"Buah kelapa dimakan burung...." Agatha memelototi hanif kesal.

"Burung-burung pala lu sempal, disaat kaya gini masih sempet-sempetnya lo pantun, tasya mana?"

"Kalem gat kalem" ucap hanif menenangkan lalu mengambil nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan "tadi gue udah ketemu sama sikutub maksud gue sitasya tapi dianya malah bodo amat ga peduli gitu, ehh udah gitu gue ditinggal gitu aja kan ngeselin temen lo noh, pengen gua jadiin gantungan kunci anjirr." Krisna yang ada disampingnya langsung mengelus-elus punggung hanif, jijik.

"Kebiasaan ya emang tuh anak ngga pernah dengerin penjelasan orang dulu." Agatha geram kemudian mencari sendiri dimana keberadaan tasya, perpustakaan sudah pasti itu.

(:::)

"Ta gue mau ngomong." Tasya yang tengah serius terlonjak kaget. "Apa?" Tanyanya kemudian mencoba fokus kembali.

"Ikut gue." Agatha menarik tangan tasya sampai ke luar perpustakaan.

"Pelan-pelan si nariknya gue juga pasti bakal nurut." Tasya melepas cekalan tangan agatha paksa.

"Alvaro berantem dilapangan basket.." belum selesai agatha menjelaskan tasya sudah memotong kata-katanya, "terus kenapa si kalo dia berantem? Urusannya sama gue apa? Gue ga ada hubungan darah sama dia bahkan kenal sama dia aja gue baru...."

Love Is BullshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang