Brown eyes

317 33 4
                                    

Judulnya absurd banget ya tuhan.

"Lo yang mulai permainan, gue ikutin cara main lo, tapi gue lakuin dengan cara main gue, gue ga ngejamin kalo gue ga main licik."-S

"Rasanya geli ketika seperti ada kupu-kupu terbang dari dalem perut gue, kalo orang nyebutnya jatuh cinta tapi kenapa perasaan gue lebih kaya dikelitikin pengen muntah ya?"-Alvaro adnan.

(:::)

"Ya tuhan iki lagi opo iki, pegang-pegangan segala." Dengan suara medok asli jawa bu narsih yang saat itu kedapatan berjaga membukakan pintu gerbang sekolah.

"Engga pegang-pegang ko bu, suer." Adnan mengangkat dua jarinya keatas.

"Kalian terlambat?" Ingin sekali tasya tertawa karena ucapan adnan tak digubris sama sekali oleh bu narsih.

"Engga terlambat bu." Elak tasya.

"Loh teruss kalo ndak terlambat jam segini masih diri didepan pagar sekolah itu ngapain? Buka warteg."

"Ah ibu suka lucu nih, saya ini cuma kesiangan bu ga terlambat." Tambah tasya lagi.

"Sampeyan tau jam berapa sekarang?"

"Ga bawa jam bu lupa." Jawab adnan asal.

"Jam delapan, kamu tau peraturan disekolah ini waktu toleransinya itu jam berapa?"

"Jam tujuh lewat lima belas menit bu." Ucap tasya dan adnan hampir berbarengan.

"Tau peraturannya kalau sudah lewat waktu toleransi harus apa?"

"Pulang."

"Loh iki tau, kenapa masih terlambat?"

"Kesiangan bu tadikan saya udah bilang."

"Yasudah pulang." Pinta bu narsih.

"Saya sekolah bayar bu ga gratis." Tasya melihat adnan mulai tersulut emosi.

"Loh semua murid disini juga bayar to bukan cuma kamu."

"Terus ibu mau kami pulang? Cuma karna terlambat? Iya? Bukannya ga ada kata terlambat buat menuntut ilmu bu?, bukan begitu bu narsih?" Nada bicara tasya entah mengapa seperti meledek, kali ini adnan berada dipihak tasya.

"Anak-anak saiki ora bisa ngelesnya, yasudah karena baru pertama kali kalian saya bebaskan tapi lain kali awas sampeyan berdua ya."

"Iya bu." Baru saja mereka berdua ingin masuk kedalam area sekolah bersama dengan motornya tapi jalan mereka tertahan.

"Ga semudah itu, karna kalian terlambat point kalian dikurangi lima, lalu kalian harus membersihkan halaman sekolah jika sudah selesai sebelum bel istirahat pertama kalian hormat bendera sampai bel istirahat berbunyi." Jelas bu narsih.

"Ahh apa-apaan tau gitu mending gue pulang ,tidur." Adnan merutuki pilihannya tadi karena memilih untuk tetap sekolah, bu narsih melotot.

"Dipisah kan ya bu bersih-bersihnya ga bareng sama dia." Tasya menunjuk ke arah adnan.

"Kenapa emng kalo sama gue?"

"Heh sudah-sudah, kalian berdua harus kerja sama biar tugasnya cepat selesai, ya sudah sekarang kerjakan tugas-tugas kalian." Perintah bu narsih, baru tasya ingin mengelak agar tidak bekerja dengan adnan tapi ucapannya malah dipotong.

"Tap--"

"Saya ga nerima penolakan!." Tasya malah tertawa pelan sambil mengikuti perintah bu narsih.

Adnan yang bingung mulai menyamai langkah tasya dia ingin tahu kenapa tasya tertawa.

"Kenapa lo ketawa?"

Love Is BullshitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang