Part 2 | Chim Sekolah

616 56 20
                                    

Weekend sudah selesai berganti dengan hari sibuknya para pekerja termasuk Yoonji yang bekerja sebagai produser di perusahaan musik terkenal kini sedang sibuk menyiapkan sarapan serta perlengkapan sekolah Jimin tak lupa bekal yang selalu di taruh di dalam tas bergambar Pororo milik Jimin. Jimin masih sibuk mandi sambil berceloteh dengan bebek karet kesayangannya membuat Yoonji harus menggedor pintu kamar mandi supaya sikecil itu cepat keluar soalnya mereka hampir telat.

"Chim! Mama telat nih, keluar sayang! Nanti kedinginan kalau lama-lama di dalam."

Jimin pun keluar tapi kali ini dengan handuk yang menutupi badan mungilnya yang disambut Yoonji cepat memakaikan Jimin pakaian sekolahnya. Jimin udah masuk sekolah, walaupun cuman Taman Kanak tapi Jimin senang. Jimin jadi punya banyak teman.

Setelah menyelesaikan sarapan mereka pun segera berangkat tak ingin membuat Yoonji semakin telat dan berakhir diomeli bosnya. Jimin udah duduk anteng di samping Yoonji yang mengamati Jimin melihat apakah semua sudah lengkap.

"Bekal ada?"

Jimin mengangguk.

"Termos?"

Jimin memgangguk, lagi.

"Pensil warna?"

"Iyaaa Maaa, cepat jalan tadi katanya Mama telat malah lamain sambil nanya-nanya."

Yoonji cuma bisa ngelus dada sabar, sejak kapan mulut Jimin jadi ikut berbisa?

Mobil Yoonji berhenti di Taman Kanak tempat Jimin bersekolah dengan semangat Jimin mencium pipi Yoonji dan Yoonji membukakan pintu untuk Jimin yang cepat-cepat keluar. Yoonji tersenyum melihat Chim kecilnya bersemangat. Kaca jendela mobil dibuka, Yoonji melambaikan tangannya yang dibalas lambaian tangan serta kiss bye ala-ala Jimin. Dengan begitu mobil Yoonji pun melaju meninggalkan Taman Kanak tersebut menuju kantornya.

Jimin memandang mobil Mamanya sampai tak terlihat lalu berbalik masuk ke dalam disambut guru cantik--tapi lebih cantik Mamanya-- yang menantinya di depan kelas.

"Pagi, Buk Gulu," Sapa Jimin Riang, melambaikan tangan.

Guru cantik itu tersenyum menyambut kedatangan Jimin yang menggemaskan, "Pagi, Jimminie. Diantar Mama?"

Jimin mengangguk, "Hum! Tapi Mama jadi telat kalena Chim lama mandinya."

"Besok-besok jangan lama mandinya biar Mamanya Chim gak telat ya."

"Iya Buk Gulu!"

Jimin pun masuk ke dalam kelas yang sudah diisi beberapa temannya. Mata bulat Jimin menangkap dua temannya yang sedang sibuk berbicara sampai tak menyadari kedatangannya.

"Dorr!"

Mereka terlonjak, menatap Jimin yang terkikik dengan kesal.

"Ihh Chim hyung, Kuki telkejut tauk." Rajuk Kuki Alias Jungkook.

Jimin cengengesan, "Solly, abisnya kalian gak liat Chim datang sih. Chim kan kesal, jadi Chim kagetin deh."

Yang satunya cuma diam tapi dia malah asik nyubitin pipi gempal Jimin yang membuat Jimin merengek minta dilepasin. Walaupun enggak sakit tapi Jimin risih dicubit-cubit.

"Taetae lepas, Chim gak suka."

Tae enggak peduli tangannya masih sibuk menggerayangi(?) pipi mulus Jimin.

"Buk Gulu! Liat Taetae nakal, Buk Gulu!"

Kan SiJimin jadi ngadu kan. Buk Guru pun misahin mereka berdua meski Taehyung masih aja nyuri-nyuri kesempatan buat nyubit tu pipi.

"Taetae nakal, nanti Chim bilang ama Mama!"

Taehyung mengerjap, "Tae mau ketemu Mama cantik calon meltua!"

Jimin masang wajah bingung, "Calon meltua?"

Kuki yang sedari tadi diam karena nyomotin kukis coklat buatan mamanya pun sontak menggeplak kepala Taehyung tanpa rasa bersalah.

"Jangan didengalin Chim hyung, Taetae hyung memang nakal."

Jimin mengangguk setuju, perhatiannya teralihkan saat bu guru di depan sana menyuruh mereka untuk bernyanyi bersama yang disambut Jimin antusias.

☀️ Hey, Mama! ☀️

Jimin sekarang lagi nunggu Mamanya buat jemput dia seperti biasa, nunggu sambil main ayunan atau gak perosotan bareng Kuki dan Taetae kalau mereka belum dijemput juga. Tapi hari ini mereka dijemput lebih cepat jadi Jimin main sendirian dan mulai merasa bosan karena Mamanya belum terlihat sedari tadi.

"Chin belum dijemput?"

Jimin menatap bu guru yang bernama Oh Yoona itu lesu, "Belum buk gulu, Mama kayaknya lupa ama Chim kalna Chim udah nakal."

Yoona menahan diri untuk tidak menyerang Jimin dengan cubitan di pipi takut Jimin malah makin sedih trus nanti merajuk, "Eh Chim jangan ngomong gitu, Mama sayang sama Chim pasti gak lama lagi Mama jemput Chim. Ibu temanin sampai Mama Chim datang okay?"

Jimin mengangguk masih lesu, dia rindu Mama Yunjinya.

Sementara di tempat yang berbeda terlihat Yoonji dengan mood buruk keluar dari ruangan yang menahannya sedari tadi, ada beberapa masalah yang membuat kepalanya sakit tapi sekarang sudah selesai dan dia baru teringat kalau jadwal menjemput Jimin sudah telat satu jam. Astaga, mochi kecilnya itu pasti sedih sekali sekarang. Yoonji mengacak rambutnya dan memutuskan membeli beberapa makanan untuk Jimin supaya dia enggak merajuk. Jimin kan gitu, dikasi makanan bakal lupa sama semuanya.

Mobil Yoonji berhenti membuat Jimin yang melihatnya berdiri dan berlari tak memperdulikan gurunya yang menatap dengan senyum maklum. Jimin menubrukan tubuhnya ke dalam pelukan hangat Yoonji, terisak membuat Yoonji kebingungan. Yoonji menatap Oh Yoona meminta penjalasan.

"Dia merindukan Mamanya, kau lama sekali menjemputnya. Kasian dia dari tadi murung terus menunggumu."

Yoonji menatap Jimin dengan wajah menyesal lalu menciumi kedua belah pipi Jimin dan mengusap air matanya yang masih mengalir, "Cupcup Chim kan udah besar gak boleh nangis ya? Maaf Mama lama jemput tadi kerjaan Mama banyak banget. I'm so sorry baby."

Jimin sesenggukan dan menenggelamkan wajahnya ke dada Yoonji, mendusel manja.

"Chim juga solly kalna Chim udah jadi anak nakal. Solly ya Daddy."

Yoonji terharu, Jiminnya menggemaskan sekali.

"Iya, Chimnya Mama gak boleh nakal. Chimnya Mama harus swag."

Jimin terkikik kecil, Yoonji senang mendengarnya. Yoonji pun menggendong Jimin yang sekarang sudah terseyum senang karena udah bersama Mama kesayangan.

Yoonji kembali menatap Yoona yang sedari tadi melihat drama ibu anak ini dengan khidmat, Yoonji tersenyum dengan ekspresi wajah bersalah.

"Sorry udah ngerepotin Yoon dan makasih udah ngejaga Jiminku selama aku belum ngejemput dia."

Yoona balas tersenyum sambil mengibaskan tangan, "Jangan sok sungkan begitu, kita teman lagian Jimin juga tanggung jawabku sebagai gurunya. Jadi itu bukan apa-apa."

Yoonji mengangguk, "Kalau begitu kami pamit dulu, Chim say goodbye."

Jimin melambaikan tangan,"Bye buk gulu."

Jimim kembali mengeratkan pelukannya di leher Yoonji.

"Chim kangen Mama banget, ya?"

Jimin mengangguk,

"Bangett bangettt! Mama jahat, Chim tadi kesepian."

"Mama udah beliin makanan kesukaan Chim, trus Mama juga udah dimaafin kan?"

"Hum! Tapi Chim gak mau maafin lagi jalau Mama lama jemput Chim lagi!"

"Iya, iya sayangnya Mama."

Tbc,

A/n
Klo masih ada typo komen yaa! Wkwk mataku sepet baru bangun :')
Dont forget to votes and leave your coments!💜

Hey, Mama! ⛈️ yskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang