[9] sebuah rahasia.

170 13 1
                                    

loh ini bukannya foto---

------

"ini mas nasi gorengnya" ucap penjual nasi goreng itu kepada Dion sambil menyodorkan dua bungkus nasi goreng kepadanya.

Dion pun langsung menerimanya dan memberikan selembar uang lima puluh ribuan.

"ambil aja kembaliannya" ucap dion yang dibalas dengan ucapan terimakasih yang tulus dari sang penjual nasi goreng tersebut.

Dion langsung bergegas pergi meninggalkan tempat itu, dia mempercepat motor ninja nya.

🔥🔥🔥

"APA??? REINA DIRAWATT?? KOMA??"

"lo tenang dulu nan, jangan panik gitu" ucap Mia lewat telefon.

"gak gue gak bisa!" teriak adnan.
“dia dirawat dimana?”

“Rumah sakit kenanga” jelas mia.

Adnan langsung menutup telefonnya, memasukkan ponselnya ke saku celananya, dan langsung pergi dengan motor vespa silvernya.

"Reina bilang sama gue kalo lo gapapa rein"
"lo kenapa bisa masuk rumah sakit rein?"
"lo kenapa? "

Begitulah sedari tadi Adnan mengoceh dalam hati, dan akhirnya dia sampai tepat di depan rumah sakit dimana aku dirawat, jalanan mendukung, tidak macet. Padahal ini hari libur.

Adnan langsung berlari menuju ruangan dimana aku dirawat sekarang.

"gimana Reina pahh..."
"mama takut kejadian koma panjang 3 tahun lalu terulang lagii, mama gamauuu!!" ucap

langkahnya terhenti disamping tembok ruangan dimana aku dirawat, adnan mendengar pembicaraan serius  mengenai aku.

"udah Mama sabar mah, Reina ga akan suka ngeliat mamanya nangis kaya gini"

"ini semua gara gara teman kecilnya Reina, sampai kapanpun papa gak akan pernah maafin perbuatan dia dulu, yang bikin Reina sampai lupa ingatan! Papa harap dia gak akan pernah muncul lagi dihadapan kita!"

Perkataan mereka sontak saja membuat jantungku berhenti berdetak, kejadian 7 tahun lalu selalu saja teringat. saat dimana aku sangat dekat dengan eyna kecilku, selalu bermain bersama, sampai suatu ketika aku melakukan kesalahan yang sangat fatal, mengajaknya pergi ke taman bermain yang jauh dari rumah tanpa izin dulu, sampai akhirnya eyna kecilku menjadi korban tabrak lari pada waktu itu, saat itu aku sangat amat ketakutan, untung pelakunya mau bertanggung jawab dan mengantar eyna kerumah sakit, dokter bilang bahwa eyna harus kehilangan ingatannya, disaat itupun kedua Orang tuanya sangat marah besar, bahkan dia tidak ingin aku bertemu lagi dengan reina, ya eyna kecilku. sampai pada akhirnya dia pindah rumah, karena orang tuanya tidak ingin aku bertemu lagi dengan eyna. Aku kecewa dan sedih, aku menjadi anak kecil bodoh yang hanya suka murung dan bodoh, aku menyesal. Dan aku selalu mencari tahu kabarnya lewat papaku, waktu semakin berjalan, sampai ketika aku bertanya pada papa tentang eyna dia marah, mungkin lelah karena aku selalu menuntut kabarnya. dia selalu bilang

"berhenti mencari eyna kecil mu itu, dia bahkan tidak ingin mengingatmu, jangan pernah berusaha mencari tahu dimana dia berada"

Hari Hari ku selalu saja terasa abu abu ketika dia tidak ada, entah kemana, bertahun tahun aku tidak kunjung melihat Sosok wajah pemilik senyuman tulus itu, aku tidak pernah ingin keluar rumah, tidak pernah lagi ingin bermain diluar, karena aku merasa percuma jika kamu tidak ada, kebahagiaan itu hanya sementara. sampai suatu hari saat aku duduk dibangku kelas 2 SMA aku bertemu denganmu di dalam angkot tanpa sedikitpun aku rencanakan, tak kuduga duga, hanya kerinduan individu didadaku, terjadi begitu saja. kejadian dimana dia menatapku, tanpa mengenaliku, tapi aku selalu saja ingat bagaimana senyumnya yang tulus itu, senyumannya yang selalu saja dia tunjukkan kepadaku, dulu. Dan sekarang, disini. Aku takut kejadian itu terulang lagi, saat dia tidak mengenaliku sama sekali.

Adnan memutuskan untuk pergi dari sana, dia tidak ingin orang tuaku melihatnya, lagipula ini bukan waktu yang tepat untuk dia bertemu denganku.

"woyy mau kemana lo, itu Reina disana" kejut Mia, yang sontak saja mengagetkanku.
Wijaya yang mendengar suara gaduh dari samping dinding tempat Reina dirawat pun menoleh.

"heyy..siapa disana?"

Aku langsung buru buru pergi meninggalkan Mia disana.

"mau kemana?" Tanya Mia sedikit pelan padaku, dengan tatapan bingung menyelimuti wajahnya.

"shutt"
Aku langsung dengan cepat meninggalkan Mia disana.

"ehh Mia, kamu ngapain disitu?" tanya wijaya dengan raut muka bingung.

"ehh..omm inii.. Anuu.. Apaa.. Ehh miaa ini om abis dari toilet, iya abis dari toilet maksudnya" jawab mia terbata bata

Laki laki yang sudah paruh baya tetapi selalu tetap gagah itu seperti orang kebingungan melihat Mia berbicara seperti itu, dia hanya membentuk huruf "o" dimulutnya.

"misi ya om, Mia mau izin pamit keluar sebentar, nanti kalo Reina udah sadar tolong telefon mia"

"Iyaa..baik, eh tunggu Mia! Mia kamu udah ngasih tau Jessie kalo Mia masuk rumah sakit?" tanya wijaya.

"ee..belum om nanti Mia kasih tau, kalo gitu permisi ya om, nanti Mia balik lagi" balas mia sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal dan hanya dibalas anggukan oleh wijaya.

Mia pergi menjauh dari sana, mencari Adnan yang entah berlari kemana, tidak jelas.

"itu kaya Adnan deh" selidik Mia sambil melihat kearah pria yang sedang duduk di kursi taman rumah sakit.

"Adnan! Woy lu ngap---"

"ehh sorry saya kira temen saya, maaf bang..eh mas eh iya anu apa namanya"

"iya gapapa" balas pria itu dengan senyum tipis sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"mana si tu orang, cepet amat ngilangnya udah kaya Jin dan jun" batin mia bertanya.

"woyy!!"

"Adnan! Ngagetin aja lu"

"gimana keadaannya Reina?" tanya Adnan dengan raut wajah mulai khawatir.

"belum sadar, lu tadi kenapa gak masuk? Malah ngintip trus kabur?"

"gua balik dulu" balas Adnan kepada Mia tanpa menjawab pertanyaannya yang sudah pasti kalian tahu dong kenapa?.

"Adnan! Ett dehh"

Mia mengambil handphone dari sling bag nya dan mencoba menghubungi Jessie, namun-----

------------------

Hallo guys gimana kabarnya? Baik kan? Aduhh sorry ya baru bisa update lagi malem ini, makasih banget yang masih mau setia baca sampai sekarang, walaupun mungkin bagi sebagian kalian anggap cerita ini kurang menarik.

Tapi, tapi, tapi.
Aku sudah merevisi beberapa part supaya Lebih enak dan ngena saat dibaca, dan konflik nya sudah mulai berasa, bukan cuma cerita tentang persahabatan tapi tentang keluarga, perpisahan, kesedihan, rahasia. Rumit, tapi menarik.

Ohh iya kira kira part ini, Jessie angkat telfonnya gak ya? Aduhhh penasaran ni, semangat ya buat baca dan tunggu part selanjutnya;)

Don't forget vote and spam comment guys!!!

-happy reading-

Salam manis
Author jealous.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sahabat Atau Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang