4. Tentang Adnan

170 6 2
                                    

Happy reading😘

-----

Sebelum ayam berkokok, Mala terbangun dari tidurnya. Ia lebih sibuk dari biasanya karena harus menyiapkan sarapan sendiri. Untungnya, sejak kecil ia dibiasakan hidup mandiri. Jadi, ia tidak kaget jika menghadapi situasi yang mengharuskan ia mandiri seperti ini.

Pukul 06.00 pagi, Mala berangkat. Ia berdiri di trotoar untuk menunggu kendaraan umum yang lewat. Entah karena apa, hari ini ia hanya melihat kebanyakan kendaraan yang berlalu lalang itu milik pribadi. Sesekali ia melihat taksi, namun tak ada yang berhenti meski Mala telah melambaikan tangannya. Mala hanya bisa berpikir positif, barangkali didalam taksi tersebut, ada penumpangnya.

Tiba - tiba sebuah mobil berjenis mpv warna krem berhenti di depannya. Si pemilik, membuka kaca mobil itu.

"Mbak, mau kemana?" tanya si pemilik.

Ternyata ia driver yang mengantar Mala kemarin. Tapi, saat Mala perhatikan, itu bukan mobil taksi yang kemarin pemuda itu bawa. Terlepas dari entah itu mobil yang kemarin atau bukan, itu juga bukan masalah bagi Mala.

"Saya?" Mala menunjuk dirinya sendiri. "Mau ke kampus UGM." sahutnya lagi.

"Ayo masuk, tujuan kita sama." ujar si driver.

Mala mencerna ucapan si driver sebelum ia memasuki mobil itu.

"Tujuan kita sama."

Itu berarti, kali ini driver muda itu hanya menawarkan tumpangan, bukan sebagai driver taksi seperti kemarin.

"Maksudnya, sekarang Mas gak sedang narik?" tanya Mala memastikan, takut perkiraannya salah.

"Enggak, saya mau kuliah. Masuklah." jawabnya, sambil membukakan pintu untuk mempersilakan Mala masuk.

"Baiklah, terima kasih." ucap Mala sembari duduk. Kali ini di samping pemuda itu, bukan di belakangnya.

"Ternyata kita sekampus, saya juga calon mahasiswa baru di UGM." ujar driver itu sambil mulai mengemudi.

Sepertinya kemarin si driver muda itu tidak peka alasan Mala memilih kost-an dekat UGM karena itu kampus tujuannya.

"Iya, saya sempat mengira Anda mau narik taksi tadi, ternyata mau kuliah juga seperti saya. Pantas saja mobilnya berbeda." jawab Mala sambil menatap lawan bicara.

"Ini mobil pribadi saya. Kalau yang kemarin milik perusahaan." sahut si driver muda sambil tersenyum penuh kelembutan.
"Eum, sepertinya karena sekampus juga seangkatan, ada baiknya kita berteman. Dan jangan bicara formal lagi. Nama saya Adnan Alfiansyah, kamu?" Adnan mencoba mengulurkan tangan pada Mala, dengan satu tangan kiri menahan kemudi.

Mala tersenyum dan menyambut uluran tangan Adnan dengan senang hati.

"Mala Andira Julia. Aku ingatkan, kata saya termasuk formal dalam berteman. Gunakan kata aku." jawab Mala sambil tetap tersenyum menunjukan wajahnya yang manis tanpa dibuat-buat.

Berselang 2 detik, mereka melepas tangan, kembali pada posisi masing-masing.

"Baiklah, Aku, Kamu. Ngomong-ngomong, kamu Lahir di bulan juli ya?" Adnan mengajukan pertanyaan yang membuat Mala kembali menoleh dan tertawa.

Kebanyakan orang seperti itu. Hanya karena mendengar kata "Julia" di akhir namanya. Mereka menyimpulkan bahwa Mala lahir di bulan juli seperti kata Adnan tadi.

"Bukan. Aku lahir bulan september." jawab Mala tanpa penjelasan. Ia sengaja ingin melihat teman barunya itu bingung.

Adnan menoleh sambil mengerutkan kening menatap Mala. Tanpa dijelaskan, Mala mengerti maksud isyarat itu.

Mengejar Cinta (Complete✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang