7. Persahabatan Baru

98 4 0
                                    

"Persahabatan bukanlah tanpa nama. Ia disatukan oleh kasih sayang."

-Mala Arinda Julia-

            -----

Hari ini Adnan memutuskan menjemput Mala ke kost-annya. Biasanya, Mala menunggunya di sisi jalan. Tapi kali ini, Adnan tak melihat gadis itu berdiri di sana. Adnan pikir, mungkin Mala sedikit terlambat sehingga kali ini ia yang harus menghampiri.

Adnan mengetuk-ngetuk pintu kost-an Mala sembari memanggil nama gadis itu. Namun, tak sekalipun ia mendengar sahutan dari dalam.

Adnan pun menelepon Mala.

"Mal, kamu dimana?" tanya Adnan saat panggilan terhubung.

"Sorry Nan. Aku berangkat duluan hari ini." ujar Mala.

Adnan terdiam beberapa saat. Ia telah mencurigai Mala ingin menjauhinya. Kemarin, Mala tak berhasil membuat Adnan memberi jarak padanya. Sehingga hari ini, gadis itu sendiri yang memberi jarak, dengan cara berangkat ke kampus tanpa menunggu ataupun mengabari Adnan terlebih dahulu.

"Baiklah.." Adnan menyahut asal.

Telepon pun di akhiri Adnan. Ia lalu kembali ke mobilnya dengan rasa dongkol.

            -----

Mala melihat-lihat kembali website UGM di laptopnya. Sepulang dari dinner bersama Adnan semalam, Mala juga telah melanjutkan pencariannya. Dan ia menemukan beberapa foto para alumni lulusan terbaik. Di antara salah satu foto itu, ia melihat Febri turut ada dalam foto tersebut.

Saat itu juga Mala merasa memiliki harapan lagi sekaligus merasa bodoh karena tidak mencari info mengenai mahasiswa lulusan terbaik di UGM. Sambil tersenyum, Mala fokus menatap dan mencari-cari informasi lain mengenai lelaki pujaannya.

"Hai Mal. Lagi ngapain?" Sarah datang menegur lalu duduk di sebelah Mala.

Mala menoleh ketika suara mungil Sarah menegurnya.

"Eh Sarah." Mala menatap sarah dan kembali menutup laptopnya sama seperti saat ia tepergok oleh Adnan sewaktu di kantin.

Mungkin, ia salah memilih tempat. Mala kira duduk di area taman depan fakultas psikologi ini akan membuatnya nyaman sendiri. Membuatnya dapat meluangkan waktu sendiri. Dikarenakan, tak ada teman yang ia miliki di fakultasnya. Tapi ternyata tidak. Sarah justru menghampirinya. Otomatis Mala merasa sedang diawasi.

"Tumben gak bareng sama Adnan." ujar Sarah sambil sesekali melirik Mala.

Syukurlah, Sarah tidak melihat apa yang Mala cari di laptopnya. Ternyata gadis itu ke sini hanya untuk menanyakan Adnan.

Mala tertawa kecil untuk menebas kecanggungan.

"Ya, memangnya kenapa?" Mala balik bertanya.

Aneh. Itu kesan pertama yang Mala tangkap dari pertanyaan Sarah. Tak ada yang istimewa,bukan? Berangkat bersama Adnan atau tidak, tidak terlalu bermasalah bagi Mala. Sarah justru menanyakan hal semacam itu.

"Biasanya kamu berangkat bareng sama Adnan." jawab Sarah datar.

"Hari ini aku ada urusan. Mau tidak mau harus berangkat duluan." ucap Mala sembari tersenyum dan menatap Sarah.

"Oh, gitu." Sarah mengangguk-angguk pelan.

"By the way, kamu tadi searching apa? aku liat serius banget." Sarah bertanya lagi seraya melirik laptop yang tertutup di pangkuan Mala.

Mala menggelengkan kepala.

"Bukan apa-apa kok." jawab Mala kemudian tersenyum.

Mala tidak mudah berbagi cerita dengan orang asing. Berbagi masalah pribadi harus pada orang yang telah Mala pahami sifat dan karakternya, supaya ia dapat memastikan bahwa teman berbaginya itu dapat di percaya.

Mengejar Cinta (Complete✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang