2. Kenangan

224 8 2
                                    

"Kau tahu, bagian tersulit dalam hidupku adalah melepas kenangan darimu. Oleh sebab itu, aku tak akan pernah melepasnya."

-Mala Andira Julia-

-----

Akhirnya selesai. Mala menghela napas sambil menatap makanan hasil buatannya di meja. Ia sempat berpikir bahwa ia akan terlambat sampai di rumah. Jika itu terjadi, bapaknya akan kelaparan. Tapi ternyata memang kenyataan itu tidak bisa ditebak. Buktinya, sudah lewat 5 menit dari saat ia menyajikan makanan, Iwan~bapak Mala~belum juga datang.

Tok...Tok..

Mala menoleh ke arah pintu saat suara ketukan itu terdengar nyaring di telinganya. Tak salah lagi, yang datang itu pasti bapaknya. Dengan cepat Mala berlari ke arah pintu untuk membukanya.

Dugaannya ini benar. Setelah pintu dibuka, Mala dapat melihat senyuman dan rasa lelah tersirat dari wajah sang bapak.

"Bapak baru pulang.. Mala udah siapin makan siang buat bapak. Bapak pasti cape banget." kata Mala setelah ia mencium tangan bapaknya.

"Kamu emang anak yang baik. Semoga kamu mendapat apa yang kamu inginkan, Nak." ujar bapaknya sambil mengusap-usap rambut Mala.

"Aamiin, semoga ya pak. Semoga do'a bapak untuk Mala dikabulin sama Allah." Mala menyahut seraya duduk menemani bapaknya makan siang.

"Kalo boleh tau, memang apa yang anak bapak inginkan ini?" tanya bapaknya sambil menyalin nasi beserta lauk pauk ke piring makannya sendiri.

Mala tersenyum seraya menatap bapaknya.

"Bapak, kan tahu, Mala sangat ingin jadi Psikolog. Tapi secara spesifik Mala pengen pergi ke Jogja dan cari ilmu Psikologi di Universitas Gadjah Mada." jawabnya dengan semangat.

"Semoga cita - cita muliamu itu tercapai. Bapak akan selalu mendukungnya, walaupun bapak harus bekerja lebih keras lagi." ucap tulus Iwan.

"Aamiin. Makasih pak atas doa dan dukungannya. Saat ini Mala lagi berusaha ngejar beasiswa online." pungkas Mala.

Mala merasa senang dan bangga pada bapaknya. Beliau selalu mendukung apapun kebahagiaan anaknya. Mala merasa bahwa ia adalah salah satu dari sekian banyak anak yang beruntung karena memiliki orang tua sebaik bapak dan ibunya.

"Ya, itu ide bagus. Bapak doakan semoga kamu berhasil meraih beasiswa itu." ujar bapaknya lagi.

"Aamiin ya Allah." sahut Mala seraya mengusap dua telapak tangan pada mukanya.

Dan setelah bapaknya kembali lagi bekerja, mulailah Mala menjalankan aksinya. Mencari-cari info beasiswa gratis melalui aplikasi google di laptopnya.

Laptop ini. Ini adalah laptop hasil Mala menabung selama masa-masa SMA. Dulu, Mala sering menjuarai berbagai macam perlombaan. Sebagai hadiahnya, ia mendapat sejumlah uang yang ia kumpulkan, dan uang itu cukup untuk membeli laptop tersebut.

Setelah mencari beberapa saat, Mala menemukan salah satu website penyedia beasiswa gratis yang lengkap mulai dari semua Universitas yang ada di Indonesia juga luar negeri, plus semua jenjang sarjana, S1, S2, hingga S3.

Mala segera mendaftarkan dirinya. Ia mengisi tiap kolom dan tahap dalam formulir yang di sediakan. Lalu, ia menggunggah ktp, kk, surat keterangan tidak mampu, piagam penghargaan berupa prestasi akademik atau non-akademik yang telah di scan sebelumnya, sebagai persyaratan. Yang terakhir, Mala hanya tinggal menunggu konfirmasi layak tidaknya ia mendapat beasiswa tersebut.

-----

Hari - hari Mala lalui seperti biasanya. Kadang ia mengechek pesan masuk di emailnya, dengan harap ada berita baik untuknya mengenai beasiswa yang ia ikuti. Namun, lagi lagi Mala harus menelan rasa kecewa karena yang di harap belum juga terjawab.

Mengejar Cinta (Complete✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang