8. Mengejutkan

102 3 0
                                    

Happy reading😘
Minta votenya ya best reader, tekan⭐

-----

Mala tampak berkeringat setelah menghabiskan waktu setengah jamnya dengan jogging bersama Adnan. Lumayan lelah, namun juga Mala merasa lebih segar sekarang. Memang sewaktu pagi tadi Adnan mengajaknya ke lapangan GSP untuk olahraga bareng. Mala menyetujuinya karena ia pikir ia ingin melatih fisiknya sekaligus melupakan sejenak beban pikirannya. Entah itu tentang cintanya yang belum ditemukan, ataupun tentang Sarah yang selalu kesal padanya. Ya, akhir-akhir ini Mala merasa terusik oleh sikap aneh Sarah itu.

Mala duduk di undakan gedung Grha Sabha Pramana. Tempat pertama kali yang ia datangi bersama Adnan sewaktu masuk ke kampus ini. Pada hari minggu, memang area GSP ini diramaikan oleh para mahasiswa atau ada juga pengunjung lain yang berolahraga. Bahkan sebenarnya setiap sore ada saja mahasiswa yang datang untuk berolahraga. Hanya saja, Mala yang baru berkesempatan olahraga di lapangan GSP hari ini.

"Mau minum gak?" Adnan menyodorkan sebotol air mineral yang baru saja ia beli dari pedagang terdekat.

"Iya, makasih." Mala menerimanya dengan senang hati dan langsung menenggak setengah isinya.

Huft. Dahaganya langsung hilang. Air putih sangat cocok untuk mengembalikan cairan yang keluar akibat berolahraga.

"Makasih juga ya, udah mau temenin aku jogging." ucap Adnan sambil tersenyum dan mengusap-usap tutup botolnya.

"Iya, aku juga seneng kok. Sekarang mood aku jauh lebih baik." ujar Mala sambil merentang-rentangkan tangannya.

Pikirannya fresh. Segar. Benar-benar seperti air putih yang mengganti cairan dalam tubuh yang hilang. Ia merasa lebih baik dari sebelumnya.

"O,ya emang selama ini mood kamu jelek yah?" canda Adnan.

"Kelihatannya?" Mala memasang muka polos seraya menatap Adnan.

"Yah, muka-muka orang banyak masalah gitu." ujar Adnan, memiringkan kepala seraya mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Mala.

Kontan Mala menoyor pipi Adnan karena kesal.

"Apaan sih kamu, huh sembarangan kalo ngomong." gerutunya sambil menekuk wajah.

Adnan tertawa puas melihat pertama kalinya Mala berani menyentuhnya seperti itu. Ya, walaupun alasannya karena kesal atas ucapan Adnan tadi. Setidaknya sentuhan itu mengindikasikan perasaan Mala yang merasa sudah tidak canggung lagi dengannya.

"Gak pa-pa kali, masalah itu kan ujian pendewasaan." sahut Adnan menasehati.

"Ya, kan gak harus banyak juga kali." timpal Mala sambil menatap geram, namun kemudian mengulum senyum kembali.

"Kamu itu ya, gak bisa marah apa orangnya? Kesel dikit langsung senyum lagi." komentar Adnan sambil merunduk, menatap wajah Mala yang mencoba menyembunyikan senyumnya.

"Ih apaan sih." protes Mala saat ditatap intens oleh Adnan. Langsung ia membuang mukanya karena malu ditatap sedemikian rupa.

"Kamu itu manis tau kalo senyum. Kenapa pake disembunyiin segala sih?" Adnan tersenyum menggoda.

Sebetulnya ia memang menyukai senyuman Mala. Sayang, Mala jarang tersenyum lebar. Hanya mengulum saja.

"Kok jadi gombal sih." gumam Mala seraya menopang dagu dan tetap membuang mukanya untuk menyembunyikan senyum yang kata Adnan "manis" itu.

"Eheem.."

Deheman itu mengalihkan perhatian Mala, ia langsung menoleh ke sumber suara dan dapat ia lihat Sarah dan kedua temannya, Erwin dan Dafa tengah berdiri di samping Adnan.

Mengejar Cinta (Complete✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang