3. Perjalanan

167 7 2
                                    

"Hanya padamu aku mengejar cinta."

-Mala Andira Julia-

           -----

Tepat ketika adzan subuh berkumandang, Mala terbangun dari tidurnya. Segera ia bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu. Mala percaya hanya Tuhanlah yang bisa membantu mewujudkan impiannya, karena itu ia selalu menyempatkan diri untuk sholat dan berdo'a.

Setelah mandi, Mala mengenakan pakaian yang telah disiapkannya semalam. Untuk bepergian, Mala lebih memilih menggunakan Over sized T-Shirt warna merah ati sebagai pakaian atasnya, dipadukan dengan Skinny Jeans Pants Warna hitam, untuk pakaian bawahnya. Mala tak terlalu mempermasalahkan soal fashion. Baginya, kenyamanan adalah hal yang utama.

Tak lupa, Mala menguncir rambutnya yang panjang melewati pundak. Ia selalu ingin rambutnya terlihat rapi meski tertiup angin. Tak lupa juga, ia memoles sedikit wajahnya dengan make up agar penampilannya terlihat lebih menarik.

"Mala cepat sarapan, ibu udah siapkan nasi goreng favorit kamu nih." teriak ibu dari dapur.

Sebenarnya tanpa diberitahu pun, Mala bisa mencium aroma masakan itu. Kali ini, ia memilih mengurus penampilannya dahulu sebelum mengisi perutnya.

Beberapa detik kemudian..

"Ya, bu." Sahutnya sambil keluar dari kamar, menemui ibunya di ruang makan.

"Liat pak, anak kita cantik ya." puji ibunya ketika melihat Mala. Juliyanti terkesima dengan perubahan anaknya yang terlihat lebih cantik dari biasanya.

"Iya. Betul bu." Iwan menimpali sambil menoleh ke arah Mala dengan tatap kagum serupa Juliyanti.

Mala langsung duduk di kursi sambil mengambil jatah sarapannya. Ia tak ingin menimpali pujian dari kedua orang tuanya. Pujian itu membuatnya tersipu karena tak biasanya ia berdandan seperti ini.

"Mm..apa jangan-jangan Mala ke jogja untuk mengejar cinta?" tukas ibu seraya tertawa kecil.

Ibunya berkata seperti itu hanya untuk becanda, tapi justru Mala terkejut. Hampir saja ia menyemburkan makanan yang telah masuk ke dalam mulutnya. Untung sebelum itu terjadi, dengan sigap ia menutup mulutnya dengan telapak tangan.

"Ibu ini ngomong apa sih, Mala, kan kesana untuk kuliah." sahut Mala setelah makanan dalam mulutnya tertelan.

Hatinya masih belum cukup berani mengakui sesungguhnya ucapan ibunya barusan benar. Tidak tahu, apa yang akan dikatakan kedua orang tuanya tersebut, bila Mala mengatakan 'Benar bu, Mala memang pergi ke sana untuk mengejar cinta'.

Mala juga tak bisa membayangkan bagaimana pipinya akan bersemu merah jika menyatakan kalimat tadi.

"Ibu cuma becanda kali." ujar ibunya diselingi tawa.

Ibunya tak pernah menyangka bahwa putrinya ini pintar berdandan. Berdasarkan pengalaman yang sering terjadi, seseorang akan mengubah penampilannya demi sosok spesial. Dan hari ini Mala berubah drastis. Hari biasanya, entah itu di rumah ataupun hendak berangkat kerja, Mala hanya menampakkan kecantikan alaminya. Saat ini, ibu Mala sungguh terpukau sampai bicara asal bahwa Mala memiliki niatan untuk mengejar cinta.

"Kamu harus nyari ilmu dengan baik disana. Jangan dulu mikirin cinta apalagi ngorbanin kuliah kamu demi cinta. Bapak dan ibu gak bakal setuju, kalo kamu begitu." kata bapak Mala tiba-tiba.

Mala sedikit tersentak mendengar ucapan bapaknya, namun ia berusaha menutupi. Hati kecilnya merasa tak enak karena menyembunyikan hal ini. Menyembunyikan niat memalukannya untuk mengejar cinta.

"Bapak ingin kamu menjadi orang sukses, maka dari itu kamu harus sungguh-sungguh belajar." lanjut bapaknya lagi.

Bapak Mala tak pernah lelah memberi ceramah-ceramahnya tersebut pada Mala. Bapaknya selalu mengingatkannya betapa penting arti kejujuran seperti ketika dulu~sewaktu SMP~ dengan polosnya Mala rela memberikan teman-temannya contekkan. Mala saat itu menurut dan tidak lagi mengulangi kesalahannya.

Mengejar Cinta (Complete✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang