9. Kerja Sama

79 3 0
                                    

"Aku mencintaimu. Sampai aku melakukan berbagai cara untuk mendapatkanmu."

-Sarah-

            -----

Mala telah siap berangkat ke kampusnya. Tetapi, ia malah mondar-mandir tak jelas. Ia kebingungan memikirkan usul Rani kemarin. Kemarin, ia turut semangat ingin menanyakan tentang Febri pada Adnan. Hari ini pikirannya justru berubah. Bagaimana jika Adnan menanyakan alasan Mala mencari tahu tentang Febri? Bagaimana Mala harus menjawabnya? Sungguh hidup ini adil. Mala cerdas hampir dalam semua mata pelajaran. Sayangnya, ia bodoh dalam hal membuat alasan. Ia memang tercipta berbeda dari kebanyakan orang.

"Tanya enggak, tanya enggak, tanya?" Mala bergumam sambil menghitung kata demi kata yang disebutkan, dengan jari tangannya.

Mala kemudian duduk dalam keadaan gusar. Waktu telah menunjukkan pukul 07.00 pagi. Seharusnya ia sudah ada di pinggir jalan untuk menunggu Adnan. Tapi ia masih belum siap menunjukkan mukanya.

Adnan kemarin bilang bahwa ia ingin membicarakan sesuatu dengan Mala. Dan sekarang Mala takut Adnan ingin menanyakan perihal Febri. Sejak kemarin Adnan meneleponnya, Mala jadi curiga Sarah mengadu pada Adnan tentang semua yang ia ceritakan padanya.

Ponsel Mala berbunyi. Dan itu panggilan dari Adnan. Walau ragu, Mala tetap mengangkatnya.

"Mal, kamu dimana? Aku udah di luar kost-an kamu sekarang."

"Eu.. Iya.. Iya, aku keluar sekarang." ujar Mala.

Mala pun dengan sigap mengambil tas dan laptopnya. Ia kemudian berjalan ke luar, menghampiri Adnan seraya mematikan panggilan teleponnya.

"Kamu kok ke sini?" tanya Mala seraya masuk ke dalam mobil Adnan.

"Abis aku liat kamu gak ada di tempat biasa." jawab Adnan sembari menstarter mobilnya.

"Kenapa pake nelpon segala?" tanya Mala sambil tertawa sekilas.

Bagi Mala apa yang dilakukan Adnan itu konyol.
Adnan seharusnya bisa mengetuk pintu saja. Atau memberi kode dengan membunyikan klakson. Bukan malah memilih menelepon yang harus mengorbankan pulsa.

"Abisnya tadi aku klaksonin, kamu gak muncul muncul." jawab Adnan sembari menjalankan mobilnya.

"Kamu klaksonin aku?" tanya Mala, terkejut. Tangannya menunjuk diri sendiri.

Tak sedikit pun indra pendengaran Mala menangkap suara-suara dari luar sewaktu ia di dalam kamar tadi.

"Iya." Adnan menganggukkan kepala.

Akhir-akhir ini Mala terasa aneh. Berkali-kali Adnan membunyikan klakson, tak terdengar respon. Ternyata penyebabnya Mala tidak sadar. Padahal suara klakson mobil Adnan kencang. Anehnya bunyi itu tak mampu membuat Mala menyadari kode kedatangannya.

"Kok aku gak denger ya?" gumam Mala seraya menunduk.

Mala sesungguhnya merasa malu atas hal itu. Apalah daya semua di luar konsetrasinya. Mungkin karena ia terlalu sibuk memikirkan perkataan Rani yang menyuruhnya untuk menanyakan soal Febri pada Adnan. Otak Mala sampai tertutup dalam mencerna hal lain di sekitarnya, termasuk mendengar bunyi klakson mobil Adnan.

"Mal, aku mau nanya." ujar Adnan setelah jeda beberapa saat.

Mala mendadak gugup mendengar suara Adnan. Ia takut Adnan menanyakan hal yang masih bingung bagaimana ia harus menjawabnya. Tentang Febri. Ia merasa belum siap untuk menceritakannya pada Adnan.

"Adnan, bisa bicaranya nanti saja di kampus, aku.. aku.." Mala mulai kebingungan mencari alasan yang tepat untuk mengalihkan pembicaraan Adnan.

"Kamu kenapa, Mal? tanya Adnan, sesekali ia melirik Mala.

Mengejar Cinta (Complete✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang