5. Kak Febri

137 7 2
                                    

"Aku bahagia walaupun aku hanya bisa memandangmu dari kejauhan."

-Mala Andira Julia-

           -----

Selama satu jam lebih para Gamada (Sebutan untuk para mahasiswa baru di UGM/Gadjah Mada Muda) mendapat pelajaran di lapangan, bersama kelompok gabungannya. Ketika semua kegiatan dalam acara kelompok gabungan telah selesai, semua Gamada diminta kembali ke kelompoknya masing-masing berdasarkan tiap-tiap jurusan fakultas. Acara kali ini, para Gamada belajar di ruangan fakultas masing-masing.

"Mal, biar aku antar ke ruanganmu." ujar Adnan sambil berposisi setengah membungkuk dan mengaitkan lengan Mala ke tengkuknya untuk membantu Mala berjalan.

"Iya, makasih ya." Mala melangkahkan kakinya dengan hati-hati.

Luka di kakinya memang tidak terlalu parah. Tetapi untuk dibawa berjalan rasanya sangat sakit. Kemungkinan, besok pun ia harus membawa tongkat untuk membantu ia berjalan agar tidak menyusahkan orang, seperti saat ini.

Adnan dengan perlahan memapah Mala. Lelaki itu memperlakukan Mala dengan sangat hati-hati. Mala senang memiliki teman sepertinya. Adnan bahkan rela terlambat ke ruangannya demi membantu Mala terlebih dahulu.

"Maaf ya, gara-gara aku, kamu jadi kerepotan." ujar Mala setelah ia sampai di ruangannya.

"Gak masalah, cuma karena bantuin seperti ini doang, aku gak ngerasa kerepotan kok." jawab Adnan sambil tersenyum. Senyum yang berusaha melegakan hati Mala.

"Sekali lagi, makasih banyak ya atas bantuannya." sahut Mala juga disertai seulas senyum.

"Iya udah. Kalo gitu, aku kembali ke ruangan aku yah!" kata Adnan mengakhiri.

"Iya." Mala mengangguk.

Tak berapa lama setelah kepergian Adnan, datanglah seorang pria paruh baya yang mungkin merupakan salah satu dosen di kampus ini. Pria paruh baya itu juga mengajak seorang pria muda. Saat melihatnya, Mala terkejut.

Astaga! dia Febri. Mala seakan mimpi melihatnya. Ia menepuk-nepuk pipinya dan terasa sakit. Sungguh, ini nyata.

"Para Gamada sekalian, kenalin ini Kak Febri. Beliau lulusan fakultas psikologi terbaik, di kampus ini. Selama satu jam ke depan, beliau akan memberi pengajaran seputar dunia psikologi pada kalian." ucap si pria paruh baya, saat memperkenalkan pria muda di sampingnya.

Ternyata yang Mala lihat tadi itu benar, lelaki yang berjalan memasuki salah satu gedung kampus ini adalah Febri. Dia datang ke sini untuk memandu para Gamada seputar dunia psikologi. Keyakinan hati Mala sudah terbukti saat Febri memasuki ruangannya. Ya Tuhan, rasa rindu Mala seketika terobati.

Masih sama seperti dua tahun yang lalu. Febri masih tetap tampan dan cool sampai sekarang. Mala juga masih mendengar suara bisikan para mahasiswi yang memuji-muji kharisma pria itu. Sampai Mala kuliah pun, Febri masih tetap menjadi idola para gadis. Kharismanya tetap tak berubah.

Pria paruh baya itu meninggalkan Febri di ruangan ini. Tujuannya untuk memberi waktu pada Febri agar menyalurkan ilmunya kepada para Gamada jurusan psikologi.

"Yah, sudah tau ya nama kakak siapa. Langsung saja kita fokus pada materi. Psikologi itu adalah ilmu yang mempelajari tentang dunia kejiwaan. Tapi, bukan berarti ngurusin orang gila aja loh. Enggak ya, konsepnya itu luas." ujar Febri mulai bicara diselingi sedikit humor.

Mala menatapnya sambil bertopang dagu. Ia merasa de javu sekarang. Seperti kejadian dua tahun yang lalu di dalam kelasnya terulang kembali hari ini. Tak bisa dikatakan seberapa bahagia ia sekarang. Pada intinya, Mala benar-benar merasa beruntung.

Mengejar Cinta (Complete✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang