Part 21

5.6K 1.3K 80
                                    

Ikuti cerita saya di kbm app dan Karyakarsa Suami satu tahun sudah ada di sana.

pdf wa ‪+62 895‑2600‑4971‬

Semua serba putih saat Navya pertama kalinya sadar dari pingsannya, membuka matanya perlahan memperhatikan sekeliling ruangan yang sepi.

Navya mengerang menyentuh kepalanya yang di perban, mencoba mengingat ke belakang apa yang terjadi.

Setelah ia pergi dari rumah Dimas, Navya menyetir mobilnya dengan kecepatan tinggi kemudian ia hampir bertabrakan dan semua setelahnya menjadi gelap.

Navya memperhatikan jarum infus yang menancap di pergelangan tangannya, tidak lain ia berada di rumah sakit, tapi kenapa bisa ia di sini dan siapa membawanya?

Navya ingin bangkit dari pembaringan tapi tubuh nya sangat lemah, perutnya nya pun terasa nyeri. Navya mengusap pelan perutnya, kedua matanya berkaca kaca.

Rasanya sesak, kini ia benar benar tanpa Dimas tapi memang rencana awalnya seperti itu bukan, hanya Navya saja bodoh menggunakan perasaan dalam pernikahan sandiwara ini dan berharap Dimas membalas perasaannya.

Ia salah, Dimas tidak akan pernah mencintai wanita seperti dirinya, Dimas hanya menghormati layaknya pekerja pada majikannya, Dimas hanya kasihan padanya.

Klek

Suara pintu terbuka Navya menoleh menatap seseorang baru saja memasuki kamar rawatnya, Navya mengerutkan keningnya karena pandangannya masih mengabur, saat pria itu mendekat baru lah raut wajah Navya pias seketika.

Pria tujuh tahun silam kini berdiri tepat di hadapannya satu ruangan dan sangat dekat.

Tidak ada berbeda dari raut wajah dingin yang selalu nampak di wajah tampan nya, hanya terlihat lebih dewasa dari sejak mereka berkuliah dulu.

"Kau!" Bisik Navya masih tersendat, lidahnya kelu untuk berucap, ini bukan mimpi.

"Hampir dua jam kamu tidak sadarkan diri, tapi syukurlah kamu sudah siuman." Kata Nash ingin mendekati Navya.

"Jangan mendekat! Untuk apa kamu menampakan diri lagi pecundang, apa kamu tidak puas sudah menghancurkan ku tujuh tahun silam." Geram Navya melirik tajam Nash.

Nash sama sekali tidak mengubris ucapan Navya, pria itu tetap mendekat, Navya bangkit dari pembaringan menahan rasa nyeri di perutnya, untuk mendorong Nash menjauh.

Nash tetap dalam posisinya meski Navya sudah mengerahkan tenaganya mendorong pria itu.

"Kenapa kamu tidak bisa diam." Nash menahan kedua pergelangan tangan Navya yang berontak.

"Lepaskan aku!" Kata Navya kesal.

"Aku tidak akan melepaskan mu kalau kamu tidak bisa diam, kita perlu bicara."

"Tidak ada yang harus di bicarakan, yang ku mau kamu enyah dari hadapanmu."

Nash mengeraskan rahangnya, sikap keras kepala Navya tetap tidak berubah. Tapi Nash tidak akan menyerah untuk meluluhkan hati Navya untuk memaafkan dan memilihnya.

"Aku datang bukan menabur benih kebencian lagi, atau mengorek lukamu, memang aku sangat salah dulu sudah menyakitimu sangat dalam, seharusnya aku lebih berani mengakui dosaku dan mempertanggung jawabkan nya tapi aku malah pergi meninggalkan mu dalam rasa trauma mu." Sesal Nash.

"Simpan saja bualan mu tentang rasa penyesalan, aku sudah melupakan semua nya, jadi jangan pernah lagi muncul di hadapanku, lebih baik kamu pergi karena aku muak melihatmu." Kata Navya histeris.

Suami Satu TahunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang