Part 18

1.1K 50 2
                                    

Warning!!! Typo bertebaran. Enjoy :)

Tok!!! Tok!!! Tok!!! Pokoknya anggep aja ini gedoran ya hehe.

"Mengapa kau menggedor pintuku sangat kencang sepert-" ucap Griselda marah dan ucapannya terpotong oleh orang yang berada di depan pintu itu.

"Raffa."

"Apa yang kau lakukan didalam?! Mengapa lama sekali membukanya?!"

"Raffa apa yang kamu lakukan disini?"

"Jelas aku mencarimu, aku mengkhawatirkanmu. Green bilang ada laki-laki itu?! Dimana dia?!"

"Laki-laki? Green? Apa maksudmu Raffa?"

"Kamu tidak sendiri bukan dirumah!"

"Aku bersa-."

"Ada siapa Gris? Ahh.. teman lama." Ucap Rai

"Apa yang terja-" ucap Gris terpotong lagi dan Raffa menariknya kebelakang punggungnya.

"Sedang apa kamu disini Rai!!!." Ucap Raffa marah.

"Aku? Hmm seharusnya kamu tau aku bertemu dengan sahabatku tentu saja dan juga aku sedang eumm berpelukan dengannya tadi upss." Ucap Rai menyulut emosi Raffa. Griselda kaget dengan apa yang diucapkan Rai.

"Brengsek, apa yang kau rencanakan." Ucap Raffa marah.

"Aku? Hmm tidak merencanakan apapun. Hanya ingin bermain dengan mu Alpha Raffa." Ucap Rai

"Setelah semua yang terjadi apa kau tidak puas dengan apa yang sudah kau ambil dariku? Bukan ambil melainkan rampas. Kau merampas semua yang aku sayangi Rai!! Pergi dari sini atau kau akan menerima akibatnya Rai."

"TUNGGU DULU!! Raffa apa maksudmu dengan merampas semua yang kau sayangi?" Lalu Griselda melanjutkan kata-katanya "Apa jangan-jangan Dia yang kau maksud adalah Raffa?!!! Tunggu, beberapa hari terakhir ini apakah kau ada di rumahkuRai?! Apa kau mencariku dirumah dengan menghancurkan isi rumahku Rai?! Kau ingin menyakitiku Rai?" Ucap Gris sedih.

"Aku.. Tidak Gris... aku...." ucap Rai tak sanggup mengatakan yang sebenarnya terjadi.

"Iyaa Griselda dia yang sudah merampas semua yang aku sayangi, wanita, orang tua, wilayah dan dia juga yang menyerangmu dikamar juga menyerang orangtuamu saat kau berada dirumahku. Kau ingat? Saat kau pulang rumahmu berantakan. Itu ulah dia Griselda." Ucap Raffa memperjelas semuanya

"Tung—gu saat rumahku berantakan? Itu bukan hanya prank dari kedua orangtuaku?" Ucap Gris shock

"Tentu saja tidak Gris. Arvin menjelaskan semuanya tapi kau sudah tidak ada dikamar." Ucap Raffa

"..............."

"A-aku ti-ti-tidak melakukan itu Gris." Ucap Rai tergugup. Griselda bingung dan tak tahu harus berkata apa. Dia kaget ternyata sahabatnya bukan cuma mengincar dirinya tapi keluarganya.

"Ja-jadi maksud semua ini? Rai?! Kau bukan hanya mencoba menakutiku? Tapi kau juga mencoba membunuhku? Agar bisa mengalahkan Raffa?" Ucap Gris

"Sudah ku bilang bukan?! Aku tidak sadar saat itu Gris. Aku tidak tahu itu kamu." Ucap Raihan berusaha membela diri

"Lalu... la-lalu APA YANG KAU LAKUKAN SAAT AKU TIDAK ADA RAIHAN?! APA KAU JUGA MENCARIKU DENGAN KEADAAN MABUK?!!! APA SAAT ITU JUGA KAU MENCOBA MENAKUTI KELUARGAKU? Atau berusaha membunuh keluargaku. Karena aku tidak ada disana apa itu yang membuatmu marah dan menghancurkan isi rumahku?!" Ucap Gris marah dan tidak percaya dengan kenyataan.

"Ti-tidak seperti itu, aku tid-." Ucap Rai terpotong. Griselda mengangkat tangannya dan memberikan isyarat untuk Rai pergi dari hadapannya.

"Ta-tapi ada hal yang har-" ucap Rai

"Aku tidak ingin mendengarmu Rai sekarang pergi dari sini." Ucap Gris menenangkan diri dan menutup telinganya.

"Gris aku mohon dengar-" ucap Rai

"LALALALALALALALA." Balas Gris seolah dia tidak mendengar perkataan Rai.

"Griss aku mohon-" ucap Rai terpotong kali ini oleh Raffa.

"Mateku tidak ingin berbicara denganmu pergilah." Ucap Raffa tegas.

"Aku tidak ada urusan denganmu!" Ucap Raihan menepis tangan Raffa.

"Dia adalah mateku, segala urusan dari mate ku juga menjadi urusan ku jadi pergi sebelum aku menghancurkanmu saat ini juga." Ucap Raffa.

"Aku kecewa padamu Rai. Sangat." Ucap Griselda lalu masuk kedalam rumah meninggalkan Rai yang termenung.

Setelah memastikan bahwa Rai sudah pergi menjauh maka Raffa ikut masuk kedalam untuk menenangkan matenya.
Saat Raffa masuk kedalam Raffa tidak melihat keberadaan Griselda di ruang tv atau diruang tamu lalu Raffa mencari Griss di dalam kamar. Griss tidak menangis, hanya menatap jendela yang mengarah ke arah luar.

"Hei." Ucap Raffa. Ya dari sekian banyak kata yang bisa dipilih oleh Raffa tetapi Raffa hanya memilih 'hei' lalu Griss menengok dan tersenyum. Griss tidak mengatakan apa-apa dan Griss juga tidak membalas sapaan Raffa. Raffa mendekati Griselda dan memeluk Griselda dari belakang. Griselda tidak menolak juga tidak membalas pelukan Raffa atau bahkan memegang tangan Raffa pun tidak dilakukan oleh Griss. Entah apa yang dipikirkan olehnya.

"Aku minta maaf." Ucap Raffa pelan. Griss tidak merespon.

"Maaf." Ucapnya lagi

"Maaf"

"Maaf"

"Maafin aku." Ucap Raffa terus menerus. Lalu Griselda berbalik dan menatap Raffa.

"Maaf atas segalanya. Tolong jangan pergi lagi dariku." Ucap Raffa lemas dan terjatuh. Raffa takut, kejadian yang dulu terulang kembali. Raffa pikir jika Raffa kehilangan wanita yang disayanginya untuk kedua kalinya mungkin Raffa akan melakulan hal gila. Griselda terpaku saat melihat Raffa terjatuh dan memeluk kakinya. Lalu Griselda berlutut untuk mensejajarkan mereka dan yang Griselda lakukan hanya memeluk Raffa. Griselda tidak mengatakan apa-apa, hanya memeluk Raffa dengan diam, dari lubuk hati Griselda yang paling dalam Griselda amat merindukan Raffa.

"Maafin aku. Aku sayang sama kamu, tolong jangan pergi lagi." Ucap Raffa seraya memeluk Griselda semakin erat.

"Baiklah baiklah, aku memaafkanmu. Jangan seperti ini." Ucap Griselda seraya berusaha melepaskan pelukan Raffa.

"Makasih sayang makasih." Ucap Raffa seraya mencium pipi, kening dan terakhir bibir. Kecupan singkat yang sangat berarti untuk keduanya.

"I miss you so much." Ucap Raffa lagi.

"Aku kangen kamu sih, tapi kami nyebelin jadi aku ga mau kangen kamu. Udah ah aku mau ke dapur." Ucap Griselda dan pergi begitu saja.

"GRISELDAAAAA." Teriak Raffa lalu menyusul Griselda ke dapur.

"Apa maksud kamu aku nyebelin? Aku itu ngangenin bukan nyebelin." Ucap Raffa dan Griselda hanya memutar bola mata jengah.

"Kamu mau apa? Kopi? Teh? Susu? Air sungai?" Ucap Griselda seraya menaikan alisnya.

"Espresso macchiato ya mrs Pratama." Ucap Raffa jahil.

"Emang kamu kira ini cafe?! Segala ada espresso macchiatonya?"

"Loh macchiato kan tinggal ditambahin sama milk foam baby."

"Milk foamnya sedang tidak tersedia Mr Raffa." Ucap Griss seraya tersenyum kesal.

"Hmm kalau begitu espresso con panna."

"Nyusahin ya. Baiklah ditunggu pesannanya ya Mr Raffa."

"Gracias señora" ucap Raffa tersenyum manis.
*****

Haiii selamat malam semuanyaa maafkan akuu yang baru update. Diusahakan cepet lagi oke updatenya makasihhh semuanya love yaaa

Mate?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang