Chapter 6

6.4K 367 6
                                    

Rafa Pov

Setelah kupergoki dia menggunakan kata aku-kamu aku jadi semakin tertarik dengan mate ku ini. Dia sangat cantik padahal gaya dia sangat tomboy. Maksudku beda dari cewek-cewek biasanya. Biasanya cewek kalo mau pergi itu pake dress lah dandan ribet lah zzz..... Tapi, dia begitu berbeda tampil hanya dengan kaos merah maroonnya dan celana abu-abu lalu rambut di biarkan tergerai dan memakai kacamata hitam dan sepatu boots.

"Heh ngapain sih lo tuh bengong aja?  Kesambet aja lo." Ucap mateku  membuyarkan lamunanku.

"Ah aku melamun ya? Hmm engga bakal kesambet dong selama ada kamu, bidadari yang cantik yang turun dari kayangan kaya kamu gini." Ucapku menggodanya. Alhasil blush yappp pipnya memerah seperti tomat. Hahaha dia kena rayuanku.

"Gombalan lo receh tau gak? Haha." Ucapnya sarkatis.

"Ahh emang ya? Masa sih? Tapi kenapa muka kamu merah gitu kaya tomat hahaha."ucapku dan dia terkejut.

"Itu kar-karna ya karna gombalan receh lo itu lah gue nahan ketawa." Ucapnya yang kuyakini dia berbohong.

"Aku serius tau sayang kamu kaya kepiting rebus baru mateng hahaha." Ucapku tertawa.

"Ahhhh lo tuh nyebelin banget sih tau ah males gue sama lo." Ucapnya seraya memukul lenganku.

"Au au au sakit sayang please berenti sakit. Aku kan harus konsen sama jalanan yang..." dia berhenti memukulku dan memandang keluar jendela seakan pandangam diluar lebih menarik dari pada aku?

"Ngambek hmm jangan ngambek dong sayang.. aku kan cuma bercanda aku gak bermaksud gombalin kamu tapi aku jujur kalo kamu itu cantik luar dalam sayang."ucapku. Kulihat dia tersenyum dan berkata

"bawel lo siapa juga yang butuh gombalan receh lo." Ucapnya menahan mimik mukanya agar tetap datar. Semakin cinta rasanya.

"Yaudah terserah kamu deh, ehiya apartment adik kamu itu bukannya deket sama hutan ya ? Emang gak takut ada serigala hutan gitu? Dan itu jauh banget dari rumah orang tua kamu dan dari perkotaan juga." Ucapku penasaran.

"Haa. Ohhhh iya emang deket sama hutan dan jauh dari perkotaan jauh juga dari rumah bokap nyokap tapi dia sendiri yang milih disitu. Kan disitu juga ada univ favorite di daeran sini jadi dia milih apartment deket dini." Ucapnya.

"Dan masalah serigala. Menurutku tidak ada karena selama dia tinggal dia baik-baik saja kok lagi pula serigala untuk apa keluar dari hutan? Memangsa ? Dihutankan lebih banyak." Lanjutnya..... ah jadi dia masih merasa kalau wolf itu tak ada. Suatu saat nanti kau akan mengetahuinya sayang ucapku dalam hati.

"Ohh gitu toh. Yaudah kamu sekarang istirahat aja tidur nanti kalau udah sampe aku kasih tau." Ucapku yang dihadiahi anggukan.

"Eh tapi lo gapapa sendiri?" Ucapnya.

"Engg... maksud gue lo kan nyetir takutnya capek terus gue malah celaka lagi mending kalo lo capek gantian aja sama gue." Ucapnya gugup. Hahaha sebenernya apa yang fifikirkan oleh mate ku ini sih?

Griselda pov
Arghhhh Rafa lo bener-bener buat gue jatuh cinta sama lo. Kenapa cuma karena di godain sama lo gue jadi kepincut ginisih? Kenapaa Tuhan bantu aku. Daripada aku terus memikirkannya mending aku tidur sajalah.

Author pov

Hening itu yang dirasakan Rafa. Tadi memang dia yang menyuruh Cahya untuk tidur karena dia takut Cahya kecapean. Tapi Rafa merasa kesepian sangat kesepian. Ternyata dia tidak bisa ditinggal Cahya walau hanya ditinggal tidur. Walaupun tidur cahya masih terlihat cantik tidurnya sangat sangat damai.

Beberapa jam kemudian....

Tiinn.....tinnn...... tinnnn

"Engghhh..... apa yang terjadi?" Ucap Cahya.

Mate?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang