1||GBvsGB||

1.2K 58 1
                                    

Dengan langkah terburu-buru Aqila menuju ke kelasnya karena sebentar lagi bel akan berbunyi.

"Shit,tinggal 1 menit lagi bel. Huft gara-gara tuh cowok nyebelin gue jadi hampir telat gini."gerutu Aqila

Sambil terus mempercepat langkahnya dan sesekali menatap jam yang melingkar manis di tangannya.

Sepanjang perjalanan dia menyumpah serapahi si cowok pemilik mobil sport yang sok kegantengan tadi karenanya dia jadi harus melakukan perdebatan kecil dan juga harus mencari tempat parkir kosong lagi yang ternyata berada lumayan jauh dari gedung sekolah sehingga mengharuskannya untuk menguras tenaga berjalan kaki cepat-cepat agar tak terlambat masuk kelas.

Ketika sudah sampai di depan kelas Aqila langsung menghela napas lega karena bertepatan ia melangkahkan kaki memasuki kelas bel baru saja berbunyi.

'Tettt...teettt..tettt..'

"Huft untung aja tepat waktu." ucap Aqila masih ngos-ngosan sehabis berlari tadi.

Aqila langsung berjalan menuju ke tempat duduknya di samping sahabatnya,Ara. Ara yang keheranan melihat Aqila yang tidak seperti biasanya terlambat pun menatap heran sahabatnya.

"Tumben amat ibu negara datengnya telat,mana Lo ngos-ngosan kayak abis dikejar guk-guk." Ucap Ara heran.

"Udah ntar aja gue ceritain,sekarang minggir gue mau duduk capek gue. Mana bentar lagi kayaknya gurunya udah mau masuk." Ucap Aqila

Ara pun memberikan jalan untuk Aqila duduk di bangku sebelahnya. Aqila lalu duduk dan menelungkup kan kepalanya di atas meja. Posisi tempat duduk mereka berada di paling belakang pojok kiri,tepatnya bangku Aqila yang paling pojok.

Entah kenapa dia dari dulu sangat menyukai tempat duduk di paling belakang apalagi di pojok. Beuh,menurut Aqila tempat duduk itu adalah tempat yang paling ajib untuk melakukan hobinya ketika sedang bosan mendengarkan guru, yaitu tidur.

Apalagi ketika jam-jam pelajaran terakhir yang nggak tau kenapa membuat kebanyakan siswa merasa sangat mengantuk dan malas untuk mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru apalagi guru yang killer. Udah deh kalian nggak akan kuat biar Ara aja. Ups

Kembali lagi ke cerita

Tiba-tiba saja guru yang sekaligus menjadi wali kelas mereka memasuki kelas diikuti oleh seorang cowok yang sangat tampan dengan senyum manisnya. Sontak seluruh kelas langsung ramai lebih tepatnya kaum cewek yang langsung terpesona dan berbisik-bisik tentang siapakah cowok ganteng itu.

Sedangkan Aqila,cewek itu masih saja menelungkupkan kepalanya. Terlalu malas baginya untuk melihat siapa yang menjadi perbincangan para siswi disini.

"Selamat pagi anak-anak,hari ini di kelas kita kedatangan murid baru pindahan dari Bandung. Silahkan perkenalkan namamu nak." Ucap ibu guru.

Cowok itupun mengangguk kecil lalu mengedarkan pandangannya keseluruh murid hingga matanya berhenti pada seorang cewek yang sedang menelungkupkan kepalanya. Dia pun menaikkan sebelah alisnya dan tersenyum kecil heran kenapa cewek itu seakan tidak terpesona olehnya padahal seluruh siswi di kelas terpesona olehnya.

"Ehm..kenalin nama gue Bima Putra Alvaito panggil aja gue Bima gue pindahan dari Bandung. Cowok paling ganteng sedunia sampai ngalahin Manu Rios." Ucap Bima dengan pede nya.

Tak lupa dengan senyum andalannya yang membuat seluruh siswi di kelas itu menjerit tertahan

Aish, meleleh hayati bang disenyumin

Senyumnya itu loh,bikin diabetes

Bungkus satu yang kayak dia bisa nggak

Dan masih ada lagi yang berceloteh tentangnya. Yang dibicarakan pun masih tetap mempertahankan senyumannya.

"Ehm..ehm.Btw enak ya pagi-pagi udah tidur aja di kelas sampai-sampai cowok ganteng ini terabaikan." Ucapnya dengan suara yang sengaja dia keraskan bermaksud untuk menyindir si cewek tadi.

Aqila yang merasa disindir pun langsung menegakkan badannya dengan kesal. Siap-siap mengeluarkan kata-kata pedasnya. Namun ketika dia menatap cowok tadi dia langsung terkejut mendapati ternyata si cowok nyebelin yang telah mengganggu tidurnya.

"Lo!!" Ucapnya terkejut

Bima yang melihatnya juga sebenarnya sedikit terkejut mendapati bahwa ternyata dia akan satu kelas dengan cewek bermulut cabe itu. Tetapi tak lama dia tersenyum miring ketika mendapat ide jahil untuk cewek itu.

"Eh ternyata kita ketemu lagi cantik, wah kita sekelas juga ternyata. Emang ya jodoh emang nggak bakal kemana." Ucap Bima dengan wajah jahilnya.

Sontak seluruh murid yang ada di dalam kelas menatap Aqila. Bukan, bukan dengan tatapan iri atau dengki karena dia telah diucapkan kata-kata manis oleh sang pangeran. Tetapi tatapan was-was karena mereka tau kalau sang pangeran akan mendapat semburan-semburan pedas dari Aq-.

"Eh cowok jadi-jadian,jangan sok kenal deh. Apa tadi Lo bilang jodoh? Hellow mana mau gue dapet jodoh yang kek pantat panci kayak lo." Ucap Aqila dengan ketus.

Nah kan belum juga selesai kalimat gue udah keluar tuh kata-kata pedesnya.

Bima yang mendengarnya tampak biasa saja mendapat balasan perkataan yang pedesnya itu loh. Harus ekstra sabar sih sebenernya buat Bima untuk ngomong sama nih cewek bermulut pedes. Karena dia sudah tau bahwa nih cewek nggak akan segan-segan mengeluarkan kata-kata pedasnya, jadi dia hanya pura-pura merasa tersakiti dengan mengelus dadanya. Dia masih ingin menggoda cewek itu meski telinganya harus tahan mendengarkan kata-katanya.

"Sudah-sudah kalian ini malah berdebat. Kamu Aqila kenapa malah tidur di kelas ini masih pagi loh ?" Tegur Bu Ratih

"Eh..emm maaf Bu saya tadi sebenarnya nggak tidur saya cuma nundukin kepala bu,capek tadi lari-larian dari parkiran ke kelas. Hehe maaf ya Bu." Ucap Aqila sambil nyengir.

"Ya sudah kali ini ibu maafkan kamu,tapi lain kali jangan seperti itu lagi ya Qila. Untung kamu anaknya jenius." Ucap Bu Ratih.

"Hehe oke Bu."

"Dan kamu Bima silahkan kamu duduk di samping Rey, di bangku paling belakang yang kosong." Tunjuk Bu Ratih.

"Baik Bu,terimakasih." Ucap Bima sambil berlalu menuju ke tempat duduknya.

Bima masih saja menatap ke arah Aqila sedangkan Aqila juga menatap Bima dengan tatapan tajam.

"Kenalin bro gue Reyhan panggil aja gue Rey dan dua curut yang di depan ini Dava sama Ken." Ucap Rey teman sebangku Bima.

"Helo Bim."sapa Dava dan Ken kepada Bima.

"Oh helo juga, Lo pada udah tau nama gue kan ?" Ucap Bima sambil bersalaman ala cowok kepada teman barunya itu.

"Udahlah Bim."ucap Rey.

"Oke deh, eh Btw gue mau nanya dong. Cewek yang duduk di pojok itu siapa ya namanya ?" Tanya Bima penasaran.

"Oh itu, itu namanya Aqila Queensa Adam biasanya dipanggil Aqila. Asal Lo tau ya bim kalo tuh cewek ketus dan judesnya minta ampun sekali ngomong aja aduh pedesnya kagak ketulungan nyelekit banget. Makannya cowok-cowok disini gak berani buat ngedeketin dia. Lo ati-ati ajalah ya." Ucap Dava memperingati Bima.

"Hmm..oke deh,thanks buat infonya."ucap Bima.

"Yoi." Ucap Dava.

"Rey,Dava,Ken jangan berisik!"tegur Bu Ratih.

"Baik Bu."ucap mereka serempak

"Baiklah anak-anak silahkan buka buku paket halaman 68!" Ucap Bu Ratih.

Mata pelajaran Bu Ratih yaitu biologi menjadi 'sarapan pagi' untuk kelas mereka. Murid-murid tampak mendengarkan penjelasan Bu Ratih tetapi ada juga beberapa siswi yang sempat-sempatnya mencuri pandang ke arah Bima.

Sedangkan Bima sendiri dia diam-diam melihat ke arah Aqila yang sedang mendengarkan dengan malas sambil menopang dagu. Dia berpikir Aqila itu tipikal cewek yang nggak niat buat sekolah.Tetapi apa kata Bu Ratih tadi? Anak jenius ? Benarkah? Diam-diam Bima menyunggingkan senyuman anehnya.

'menarik juga nih cewek.'batin bima

Genius Boy vs Genius GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang