chapter 2

7.9K 215 4
                                    

"Dia suamiku ario sanjaya" ujar tasya.
Dan orang itu adalah rio.
Aku terkejut ternyata tasya yg menjadi istri rio. Dan Aku terpana melihatnya sekarang ia semakin terlihat tampan dan dewasa dengan baju yg begitu cocok dengannya hari ini. Ia menghampiriku dan memeluku. Dan mengucapkan selamat padaku. Dan ia melepas pelukannya.

" makasih rio, selamat juga ya kamu akan menjadi seorang ayah " ujarku.
" oh iya style kamu bagus hari ini dan menurutku cocok banget sama badan kamu" ujarku.
"Oh ini tasya yg memilikan bajunya" ujar rio.

Tasya tersenyum dan menyandarka kepalaknya ke lengan rio dan ia merangkul tanganya.

"Ah kamu suka buat aku bangga aja" ujarnya.
Aku tak kuasa melihat kemesraan mereka.
"Emm aku pergi ke atas dulu ya" ujarku dan langsung pergi ke atas. Dan melepaskan air mataku mengalir dari mataku.
"Han.." panggil seseorang dari belakang.

Aku langsung mengusap ari mataku, dan menoleh ke arahnya.
"Eh rio kenapa rio?" Tanyaku.
Ia menghampiriku.
"Emm han emm apa kabar" tanyanya.
"Baik, kamu sendiri?" Tanyaku.
"Baik juga han, han.." ia terhenti saat bianca memanggilku ternyata mama dan bianca keluar dari kamar mama.
" sayaaang " panggil bianca dan berlari memeluku, ia terlihat begitu bahagia sekali.
Rio terdiam melihat bianca memelukku.
"Eh rio, baru datang?" Tanya mama.
"Iya tante" ujarnya.
"gimana ayah kamu?" Tanya mama.
"Alhamdulilah tan udah sadar dan mulai membaik" ujar rio.
"Oh syukurlah" legah mama.
" eh yang sayang, lihat nih gelang di kasih mama kamu" ujar bianca sambil menunjukan sebuah gelang.
"Dan gelang ini udah menjadi turun temurun dari keluarga dan sekarang aku yg di percaya mama buat jagainnya" ujar bianca senang.
Aku tersenyum kepada bianca dan memegang pipinya.
"Kamu emang pantas jadi pemilik gelang itu" ujarku sambil mengecup keningnya.
"Pasangin dong ke bianca.." ujar mama.
"Biar sosweet gitu, iya kan rio" tambah mama.
"Iya tan, mereka emang pasangan serasi" ujar rio, sepertinya rio sudah benar2 move on dari kisah kami dulu. Akupun mengambil gelangnya dan memasangkannya ke tangan bianca lalu bianca langsung memeluku.
"Emm tan saya ke bawah dulu ya, gak enak sama tasya" ujarnya dan iapun pergi ke bawah.
Pestapun berlangsung meriah, aku dan rio sempat ngobrol bersama keluarga kami. Mereka memberikan selamat atas suksesnya acara pertunangan kami. Hingga tak lama kemudian rio mendapat panggilan kalo ayahnya seperti kejang2. Ia pun panik dan hendak pergi.

Akupun menawarkan tumpangan untuk mereka berdua. Aku dan ayah ikut pergi bersama mereka ke rumah sakit untuk melihat ke adaan om iyan. Rio terlihat begitu cemas dan ketakutan. Ia duduk di sebelahku dan aku meraih dan mengusap tangannya. Ia menoleh ke arahku. Aku tersenyum dan mencoba menenangkannya.

"Yg sabar rio, om iya pasti bisa ngelewatinnya dan dia akan baik baik saja" ujarku.
Ia memandangku dengan mata yg berkaca kaca dan tiba2 air matanya jatuh dan mengalir.
"Thanks" ujarnya dan melepaskan tanganku.
Sepertinya dia sangat cemas memikirkan om iyan. Dan akhirnya kamipun sampai di rumah sakit, kami buru-buru pergi ke kamar om iyan. Dan sampai di sana rio langsung menghampiri ibunya dan menanyakan ke adaan om iyan.
"Bu, gimana ke adaan ayah bu?" Tannya.
"Tenang yo, tenang ayah kamu udah baik2 saja dan sudah di tangani dokter" ujar tante.
Ia kemudian langsung melihat ke kaca pintu kamar. Dan kemudian ia bernafas legah dan menyandar di dinding kamar. Lalu ia melihat ke arahku. Aku tersenyum karena melihat ia legah dan sudah tenang. Ia kemudian menghampiriku dan memeluku.
"Thanks han thanks, kamu bener ayah pasti baik2 saja" ujarnya.
Aku kaget saat ia memeluku dan akupun merangkulkan tanganku ke punggungnya membalas pelukannya.

Lalu tasya menghampiri dan mengusap punggung rio. Rio melepaskan pelukannya dan langsung berbalik memeluk tasya. Aku berjalan menghampiri kaca pintu melihat ke adaan om iyan. Ia terbujur kaku dan lemah, matanya terbuka melihat ke arahku. Aku hanya tersenyum melihatnya dan memberikan semangat padanya. Lalu aku memeluk tante marni.
"Sabar tan, om pasti bisa ngejalaninya dan dia pasti sembuh"  semangatku.
"Iya han tante jg yakin, makasih ya atas suport kamu, padahal tante sama om pernah jahat sama kamu" ujar tante.
"Udah gak usah di bahas tan, farhan udah maafin dan lupakan semuanya, dan farhan sama rio juga gak ada hubungan apa2 lagi selain saudara" ujarku.
Tante marni memeluku dan berterima kasih karena sudah memaafkan kesalahannya dulu.
Haripun sore dan akupun izin pulang kerumah.

(*Bersambung*)

My Brother Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang