chapter 12

2.1K 69 1
                                    


"Kamu belum tidur han?.." tanyanya.

"E..ee.. ngantuk.. tidur.. ayah..belum " ujarku gugup dan tak tahu ngomong apa.

Iya tersenyum menahan tawanya lalu mengacak acak rambutku.

"Anak ayah.." ujarnyanya sambil mengacak rambutku.

"Ihh udah ya aku kan udah gede.." protesku malu malu di perlakukan seperti itu.

"Tapi bagi ayah kamu tuh tetep sama.. mau udah gede kamu tetap putra kecil ayah dulu.."

Mendengar itu aku lngsung memeluknya.
"Udah tidur ya.." ujarnya.

Akupun menyandarkan keplaku ke dadanya. Ia merangkulkan tangannya melingkar di tubuhku. Aku dapat mendengar detak jantung dan pola nafasnya yang naik turun.
Jujur aku sangat merindukan momen ini sejak aku umur 7 tahun, aku emang sudah tak pernah lagi tidur sama ayah seperti ini.

"Ayah gak sanggup kalo kamu nanti bener bener akan pergi meninggalkan kami semua.." ujar ayah dengan suara senduh sambil tangannya mengelus rambutku.

Akupun menongak ke wajahnya. Kulihat matanya menatap ke arahku dengan tatapan yang kosong dan mata yang berkaca kaca.

"Ayah nangis..?" Tanyaku.

Ia pun sontak tersadar dari lamunanya dan langsung mengusap matanya.

"Ee enggak kok.. ayah cuma sedih aja bentar lagi kan kamu mau nikah, jadi ya ayah sedih kalo kamu harus meninggalkan rumah ini nanti dan lebih memilih tinggal dengan istrimu.." ujarnya.

Akupun menghela nafas. "Ayah gak perlu khawatir, aku sama bianca udah gak mungkin bersama lagi yah.." ujarku.

"Kenapa.. bukannya semua sudah di persiapkan.."

"Ada suatu hal yang tidak bisa aku maafkan yang di lakukan bianca.. dia diam diam bemersaan dengan pria lain.."

Iapun menghela nafas dan memeluku sambil tangan kirinya membelai rambutku.

"Ayah ngerti perasaan kamu.. udah sekarang kamu tidur gih besokkan mau ke dokter.."

Akupun kembali melingkarkan tangnku di perut ayah dan bersandar di dadanya hingga akupun tertidur.
Pagi itu ayah membangunkannku.

"Han bangun hann.." sambil menggoyangkan tubuhku.

"Emmm.. apaan sih yah?" Aku menggeliat sambil melihat ayah dengan mata yang sayup karena masih mengntuk.

"Bangun.. udah jam 9 pagi gini masih tidur.."

Akupun langsung bangun dan melihat ke arah jam dinding.
"Astaga..maaf ya aku lupa aku harus masak..ayah udah makan belom?" Tanyaku.

"Belom.."

"Astaga.. ya udah aku masak dulu.." ujarku tergesah gesah.

"Ee gak usah terburu buru.. masakan udah siap.."

"Hah.. siapa yang masak yah kan bibi lagi pulang kampung.."

"Ayah.."

Akupun menahan tawaku mendengarnya.

"Serius ayah yang masak.. entar gosong lagi hehe.." ujarku mengejeknya, ya setahuku ayah tidak pernah masak dan bahkan gak bisa masak.

"Haha kamu remehin ayah..biar gini gini masih bisa masak loh..emm tapi gak tau enak gak soalnya belum ayah cicipin.."

Akupun jadi khawati bagai mana rasa masakan sugar daddy ini hehe. Apakah akan enak seperti wajahnya yang enak di pandang.

Akupun langsung turun ke dapur dan melihat meja makan sudah terhidang makanan.
Ada sayur sop, nasi, susu, serta ayam sambal kecap.

My Brother Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang