chapter 7

3.6K 142 5
                                    

Suara motor dan kicauan burung terdengar sayup dari luar. Dan sinar yg mengarah ke wajahku membuat Aku membuka perlahan dan kulihat sinar masuk ke kamar lewat pentilasi udara. Ternyata hari sudah pagi, kulihat rio masih tertidur pulas.

"Yo bangun yo, udah pagi.." ujarku membangunkannya.

"Emm bentar lagi aja" ujarnya.

"Ayolah yo bangun, tasya sama om tante pasti udah nungguin di rumah.." ujarku sambil menggoyang goyangkan badan rio.

Ia tetap tak mau bangun. Tiba2 hp ku berdering dan akupun langsung mengambilnya, ternyata itu bianca.

"Hallo bi?" Angkatku.

"Han kamu tuh kemana aja sih dari semalem aku telponin kok gak di angkat, kamu tuh nian sih nikahin aku.. aku ngambek juga gak di cariin lagi" ujar bianca.

" iya bi gua tadi malem lagi ada urusan jadi gak sempet buat nelpon kamu dan lagian hp gue di silent" jelasku.

"Seharusnya kamu kabarin aku dong kalo ada kerjaan dong, jangan ngilang gini.."

"Iya iya gue minta maaf, udah deh bi gak usah di besar besarin masalahnya" ujarku kesal.

"Hah gak usah di besar2in, kamu tau gak semalem keluarga gue nungguin kamu dan papa sama mama kamu gak tau dimana kamu, akutuh jadi gak enak sama papi mami aku han.. udah deh aku bete.." ujarnya langsung mematikan telpon.

"Hallo bi, bi bianca hallo.. ah siaall" ujarku sambil menepuk keningku.

"Kenapa han?" Tanya rio.

"Aku lupa yo kalo tadi malem keluarganya bianca ngundang keluarga gue makan malam eh mala gue gak dateng jadi sekarang bianca mara besar sama aku yo" jelasku.

"Ya udah entar kamu temuin dia dan jelasin aja, yahh sebisa kamu lah cari2 alasan.." ujar rio.

"Bener juga ya.. ya udah yuk yo kita buruan pulang" ujarku langsung turun dari ranjang.

Tapi rio menarik tanganku menahanku pergi dari tempat tidur.

"Mau kemana kok buru2 amat.." Ujar rio sambil menatapku genit.

"Udah de yo, gue buru2 nih entar berabe urusannya kalo gak di selesaiin" ujarku.

"Ah kamu sini ya.." ujarnya sambil menggelitiku

Akupun tertawa terbahak bahak di atas ranjang itu. Lalu ia menindihku dan menciumi leher sebelah kiriku. Lidahnyapun menjulur menjilat nya dan kemudian berlabu di bibirku.
Kamipun berpagutan lidahnya menjulur masuk ke mulutku dan bermain dengan lidahku.

Akupun mencoba menjahilinya, ku dorong ia ke samping dan akupun berlari ke dalam kamar mandi meninggalksnnya. Ia pun mengejarku ke dalam kamar mandi dan kemudian langaung mendekapku dari belakang.

"Nah kena kamu.." ujarnya.

Ia langsung membenamkan wajahnya merangsang di daerah leherku.

"Shhh ahhh" desahku.

"Ahh yeahh" lenguhku saat rio menggigit leherku memberikan tanda cinta.

Ku hidupkan shower dan airnya menyiram tubuh kami seperti hujan. Ia mendorongku ke dinding dan menekan bokongku dengan selangkangannya sambia ia gesek2 kemaluannya di belahan bokongku.
Lalu ia melumat bibirku. Setelah itu ia menyampu punggungku dengan lidahnya hingga ia turun merunduk ke arah bokongku. Dan ia membuka belahan bokongku dengan ke dua tangannya.
Lalu ia menjulurkan lidahnya mengenai cincin anusku dan perlahan lidahnya menyelundup masuk merimming anusku.

"Ahh yeaah yo emm" desahku.

Ia juga sesekali meludah ke anusku agar anusku licin.
Lalu ia berdir dan mengocok penisnya dengan ludahnya lalu ia mulai mengarahkan penisnya ke pantatku.
Penisnya menyentuh dan menekan anusku perlahan.

"Arkhh ahh" saat penisnya mulai membuka cincin anusku dan perlahan masuk ke duburku.

"Pelan pelan ahh" pintaku saat anusku mulai mekar di masuki oleh penis rio.

Penisnyapun masuk dan tenggelam di dalam anusku.

"Ouuhh fuck.." lenguhku.

Iapun mulai melakukan penetrasinya secara perlahan membuat penisnya keluar masuk di dalam anusku.

"Ouuhh fuck yo.. ahhh" lenguhku menikmati goyangan rio.

Rio melumat bibirku dan kamipun berpagutan satu sama lain.
Air shower mengalir deras menyiram tubuh kami berdua.
Ia melingkarkan tangannya di pinggulku dan semakin menaikan ritmenya.

"Ahh fuck yas,, terus yo emm yeahh" aku mencoba menyemangati rio.

Lalu ia mencengkram pinggulku dan mempercepat hantamannya.

"Plock plok plok.." hentakan pinggul dan selangkangannya beradu.

Penisnya menghantam hantam lobang anusku.

"Ahh yeahh fuck ahhh ahh.." desahku.

Nafasnya terdengar semakin berat.

"Keluarin di mulut yo.." pintaku.

"Aahhhh shiit.." ia lsngsung mencabut penisnya dan akupun langsun berulut sambil membuka mulutku dan mengarah ke selangkanannya.
Ia mengocok penusnya siap menembakan cairan kental asin yang nikmat itu.

"Arrkkkhh fuckk.." pekiknya dan cairan spermanyapun muncrat ke mulut dan wajahku.

Akupun menelan semuah sperma yg masuk ke mulutku lalu kami kembali berpagutan.

"Your is the best.." puji rio.

Setelah itu kami membersihkan tubuh kami dan kamipun bergegas bersiap siap pulang ke rumah.

*bersambung*

My Brother Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang