Aku terbangun pada jam 09.14. Kulihat Handphoneku ada beberapa notifikasi Whatsapp dari Toni.
Aku langsung bergegas pergi mandi dan mengganti bajuku. Tidak bisa kubayangkan bau tubuhku setelah perjalanan panjang kemarin dan tidak mengganti baju.... Wait a minute, sejak kapan aku memakai kaos dan jaket ini? Seingatku kemarin aku memakai kemeja coklat dan celana jeans. Celana tidur siapa ini kupakai? Ergh! Kuharap bukan Toni yang mengganti pakaianku.
Aku menuju ke dapur dan melihat sarapan yang telah dibuatkan Toni. Wow, tak kusangka dia bisa memasak sosis, telur mata sapi, porsi kecil salad sayur, dan segelas jus jeruk. Seingatku dia sering menggosongkan telur saat menggoreng. Langsungku bawa ke ruang makan dan melahapnya. Tiba-tiba bel berbunyi. Siapa yang bertamu sepagi ini? Kulihat dari lubang pintu, Huh? Clara?
"Hai, Clara. Ada apa?" kuharap dia tidak tahu kalau aku baru bangun.
"Halo, Lisa. Aku ingin mengambil beberapa dokumen yang tertinggal untuk bahan rapat siang ini. Bolehkan?" wow penampilan Clara keren sekali. Benar-benar seperti sekretaris profesional.
"Tentu, tapi aku enggak tahu dimana dokumen itu." jawabku sambil mempersilahkan Clara masuk.
"Tak usah repot-repot. Aku sudah hapal sekali dengan tempat ini. Jadi sangat mudah menemukan dokumen yang kucari." Clara langsung bergegas mencari dokumen tersebut.
"Kamu sering ke sini?" aku masih mengikuti langkah Clara menuju ruang kerja Toni.
"Tentu, bahkan setiap minggu aku tidur disini." Clara melirikku dengan tatapan sinis, lalu melanjutkan mencari dokumen.
"Heh?? Toni sering mengajak wanita lain menginap?" tentu saja aku kaget. Setahuku dulu Toni memang berandalan, tapi dia tidak pernah bermain wanita.
"Kamu baru tahu? Banyak wanita yang tertarik dengan Anthoni. Bahkan klien kami banyak yang bergabung dengan perusahan karena Anthoni, termasuk aku. Jadi tolong jangan ganggu pekerjaanku dan hubungan kami seperti merusak makan malam kami berdua." Clara menatapku tajam. Seolah aku adalah orang yang paling dia benci.
"Wow, kamu berpacaran dengan Toni? Ahaha kenapa dia tidak memberitahuku ya? Apa kamu tidak ingat, kalau aku ini kakak Toni? Mana mungkin aku merebut Toni darimu." jawabku sambil tertawa kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Perfect Bad Guy
HorrorSemenjak orangtuanya meninggal, Lisa kembali ke kotanya dan hidup bersama sang adik, Toni pria yang mapan, kaya, dan banyak disukai wanita. Tapi entah kenapa orang yang pernah dekat dengan Lisa harus berakhir mengenaskan. Apakah ini disengaja atau h...