Story #7

139 5 0
                                    

Hari pertamaku bekerja membuatku gugup. Dulu aku bekerja di sebuah rumah sakit dan sekarang aku bekerja di sebuah perusahaan besar. Toni dari pagi tidak henti-hentinya tertawa melihat wajah gugupku. Dia selalu menyuruhku santai dan tidak usah terlalu memikirkan masalah pekerjaanku.

 Dia selalu menyuruhku santai dan tidak usah terlalu memikirkan masalah pekerjaanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Di kantor nanti aku harus memanggilmu 'Pak' atau 'Antoni'?" tanyaku di mobil. Sesekali aku merapikan pakaianku.

"Liz, kita sudah membahas ini berkali-kali. Panggil aku seperti biasa aja." jawabnya sambil tersenyum.

"Hmm.. Bagaimana kalau 'Bapak direktur'?" tanyaku lagi. Toni langsung menghentikan mobilnya.

"Liz! Dengarkan aku. Panggil aku Toni saja. Ok? Aku masih terlalu muda untuk dipanggil bapak." Toni memegang daguku.

"Ayo keluar. Kita sudah sampai." lanjutnya.

"Wow, aku tidak menyangka secepat ini kamu menyetirnya." kataku sambil bersiap turun dari mobil.

"Kamu saja yang terlalu banyak berpikir." Toni merapikan jasnya dan turun dari mobil.

Aku mengikuti langkah Toni dari belakang. Baru pertama kali aku datang ke tempat kerja Toni dan tidak menyangka gedungnya sebesar ini. Toni langsung disambut oleh resepsionis dan wanita itu menyerahkan beberapa lembar dokumen ke Toni. Aku menawarkan untuk membawa dokumen itu dan langsung ditolak oleh Toni.

Selanjutnya Toni  menunjukkan ruangan kerjaku dan ruangan kerjanya. Beberapa karyawan yang melewati kami melihatku dengan penasaran. Aku hanya berani menunduk dan mengikuti langkah Toni dari belakang.

"Angkat kepalamu dan jalan dengan tegak. Orang-orang yang melihatmu itu adalah bawahanmu. Tidak usah malu seperti itu." kata Toni saat kami memasuki lift.

"Maaf." jawabku singkat. Toni mengusap kepalaku dengan lembut.

Aku memasuki sebuah ruangan yang lumayan luas dan memiliki beberapa bilik. Di ujung ruangan ada sebuah bilik kerja yang lumayan luas dan disebelahnya terdapat pintu yang bertuliskan 'Ruangan Direktur'.

"Ini meja kerjamu dan itu ruang kerjaku." Toni menunjukkan mejaku.

"Semua jadwalku bulan ini akan aku kirimkan lewat emailmu." lanjutnya.

"Semuanya perhatian! Hari ini kita kedatangan karyawan baru dan dia di sini bekerja menggantikan posisi Clara." Toni berteriak ke arah bilik-bilik yang ada di depan meja kerjaku. Seketika beberapa kepala muncul dari bilik-bilik tersebut dan menoleh ke arahku.

"Perkenalkan, namaku Meilisa. Kalian bisa memanggilku Lisa. Mohon kerjasamanya." Aku menunduk ke arah mereka semua.

"Andrew!!" Toni memanggil seseorang. Tidak lama kemudian datang seorang pria berkacamata.

"Liz, jika ada pekerjaan yang tidak kamu mengerti bisa kamu tanyakan kepada Andrew. Dia yang sementara memegang pekerjaan ini kemarin. Aku masuk dulu ke ruanganku." Toni langsung menghilang di balik pintu ruangannya.

The Perfect Bad GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang