Dua titik satu

38.9K 3.7K 84
                                    

Vote dulu, lalu baca.
Baca dulu, lalu komentar.

***

Pesawat mereka akan take off pada pukul 06.10 WIB menuju salah satu destinasi wisata di Indonesia Timur. Mereka akan melewati berbagai rute perjalanan mulai dari darat, lalu udara, dan laut.

"Mas, video buat iklan Panorama jangan sampai lupa."

"Mas, itu nanti kalian jangan sibuk buat anak aja di sana, kamera jangan lupa di charge, video konten nggak bagus kalian nggak usah pulang! Budget nya mahal ini, awas aja kalau nggak balik modal."

"Sha, take foto yang bagus, awas aja kalian pulang honeymoon penjualan Panorama nggak pesat."

Sailendra dan Sasha kompak menghela nafas lelah, waktu sudah pukul 05.10 pagi dan mereka masih di jalan menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta dan sepanjang perjalanan ini Safira tak henti-hentinya mengingatkan video untuk kebutuhan iklan perusahaan.

Ayolah, ini honeymoon trip mereka. Seharusnya mereka tidak diberi beban dan dituntut macam-macam.

"Mas, kalo perlu video kalian lagi di kamar juga sekalian, ya."

"Is. Jawab kek, dari tadi kayak ngomong sama angin nggak ada yang nanggepin."

"Berisik, Ra. Ini kami bayar full, kamu nggak ada kasih diskon, jadi nggak usah nuntut, kami nggak ada kewajiban buat bikin video iklan." Akhirnya setelah sedari tadi dia diam Sailendra membuka suara juga.

"Is, iyalah. Enak aja mau gratis, buat apa kalian kerja dong, uang banyak mau gratis. Rugi!" Baiklah, posisi Safira sebagai kepala divisi pemasaran ternyata sangat cocok untuknya.

"Lagian, perjalanan kalian itu aku yang siapin semuanya. Booked tiket sampai penginapan. Susah tau dapet kamar di sana. Limited! Sebagai imbalan ya kasih video yang bagus buat iklan, ya." Sambung Safira kemudian.

Sailendra mengibaskan tangannya malas menanggapi. Begitupun Sasha yang memilih memejamkan mata dan bersandar pada Sailendra. Hal itu membuat Safira yang duduk di depan bersama seorang supir keluarga mencebikkan bibirnya.

Dua puluh menit kemudian mobil mereka telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta. Butuh waktu hampir satu jam menembus jalan pagi dari hotel tempat mereka mengadakan resepi yang terletak di Kebayoran Baru menuju Cengkareng. Untungnya subuh itu jalanan masih lengang dan tak terlalu dipadati kendaraan.

Seharusnya paling tidak satu jam sebelum keberangkatan mereka harus mengantre di konter check-in. Dan mereka amat sangat bersyukur karena maskapai yang mereka tumpangi untuk menuju salah satu a sport city in the eastern of Indonesia ini telah menyediakan fasilitas online check-in, yang mana bisa dilakukan 24 jam sebelum keberangkatan.

Setelah berpamitan sekedarnya Sailendra dan Sasha langsung saja menuju boarding lounge. Masih ada waktu 30 menit lagi sebelum pesawat berangkat. Tak lama, mungkin sekitar 10 menit setelah mereka menunggu, proses boarding penumpang telah dimulai.

Sailendara menaruh cabin baggage mereka berdua yang berisi beberapa perlengkapan untuk lima hari ke depan. "Kita terbang 3 jam 40 menit. Tidur aja lagi, masih ngantuk kan?" Sailendra bertanya ketika telah duduk siap di samping istrinya.

"Iya nanti kalau udah stabil baru tidur." Jawab Sasha.

Selama penerbangan Sasha tertidur dengan lelapnya pada bahu kiri Sailendra hingga tiba di bandara Internasional Pattimura pukul 11.35 WIT.

Hallo Ambon Manise!!

Perjalanan mereka berdua masih panjang masih harus melewati perjalanan darat dan laut. Di Bandara mereka telah ditunggu oleh kendara yang telah di sewa sebelumnya untuk mengantarkan mereka pada Maldivesnya Indonesia. Untuk menuju lokasi berlibur mereka ini terdapat dua opsi; naik kapal cepat dari pelabuhan Tulehu atau dengan menggunakan sewa mobil dan menaiki ferry melalui pelabuhan Hunimua di desa Liang.

THE WAY WE GET BY  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang